LUKISAN Klasik Mesir yang menggambarkan kehidupan burung-burung di tengah rawa hijau telah memberikan wawasan luar Normal kepada peneliti modern.
Dengan detail yang luar Normal, lukisan ini memungkinkan identifikasi spesies burung yang dilukis lebih dari 3.300 tahun Lampau oleh seniman Mesir Klasik.
Lukisan tersebut ditemukan lebih dari seabad yang Lampau di dinding istana Firaun Akhenaten di Amarna, ibu kota Mesir Klasik Sekeliling 300 kilometer di selatan Kairo.
Studi terbaru berhasil mengidentifikasi Segala spesies burung yang digambarkan, termasuk beberapa yang Mempunyai tanda Istimewa dan jarang terlihat di seni Mesir Klasik.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Antiquity oleh Christopher Stimpson dari Oxford University Museum of Natural History dan Barry Kemp dari University of Cambridge mengungkapkan bahwa burung-burung dalam lukisan tersebut mencakup spesies seperti merpati batu (Columba livia), pekaka belacan (Ceryle rudis), kedasih (Lanius collurio), dan kicuit putih (Motacilla alba).
Kehidupan di Green Room
Lukisan ini menghiasi ruangan yang disebut “Green Room,” dihiasi dengan gambar Mengembang teratai, papirus, dan burung-burung yang menciptakan suasana alami.
Menurut Stimpson dan Kemp, Dampak menenangkan ini diduga dimaksudkan Demi memberikan kedamaian kepada keluarga kerajaan, seperti manfaat yang kita rasakan dari alam hingga Ketika ini.
Para peneliti juga berteori bahwa ruangan tersebut mungkin dilengkapi dengan tanaman Asli, wewangian, dan musik Demi menciptakan pengalaman sensorik yang menyeluruh.
“Ruangan ini sangat mungkin memberikan pengalaman yang memukau bagi penghuni istana,” tulis mereka.
Sejarah dan Tantangan Pelestarian
Lukisan di Green Room berasal dari era pemerintahan Firaun Akhenaten (1353–1336 SM), Orang Sepuh dari Raja Tutankhamun. Lukisan ini diekskavasi pada tahun 1923–1925 oleh Egypt Exploration Society.
Tetapi, kondisi lukisan Asli sangat Ringkih sehingga Egyptologist Nina de Garis Davies Membangun replika yang kini menjadi sumber Esensial penelitian.
Upaya konservasi pada tahun 1926 Malah memperburuk kondisi lukisan Asli, menyebabkan perubahan Rona dan kegelapan pada panel. Akibatnya, analisis burung dalam lukisan hanya dapat dilakukan melalui replika Davies.
Burung dalam Lukisan: Antara Alam dan Imajinasi
Penelitian menunjukkan bahwa beberapa burung seperti pekaka belacan dan merpati batu Lagi ditemukan di Mesir sepanjang tahun, sedangkan kedasih dan kicuit putih merupakan burung migran musiman.
Misalnya, burung kedasih biasanya bermigrasi ke Mesir pada musim gugur, sedangkan kicuit putih Lumrah ditemukan selama musim dingin.
Meski merpati batu Enggak berasal dari rawa papirus Mesir, kehadirannya dalam lukisan diduga Demi memperindah adegan. Selain itu, tanda segitiga Istimewa pada ekor kedasih dan kicuit putih, yang Enggak ditemukan di alam, mungkin sengaja ditambahkan seniman Demi menandai burung-burung ini sebagai pengunjung musiman.
Stimpson menekankan, “Gambar di Green Room ini luar Normal bahkan dalam konteks seni Mesir Klasik yang lebih luas, sebagai Misalnya dari pengamatan mendalam terhadap alam.”
Penemuan ini mengungkapkan kepekaan seniman Mesir Klasik terhadap dunia di Sekeliling mereka, menghubungkan kita dengan masa Lampau dan memperlihatkan betapa pentingnya Interaksi Mahluk dengan alam, bahkan ribuan tahun yang Lampau.
Sumber: