KETUA Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani berpendapat krisis Mendunia yang terjadi Ketika ini menjadi yang paling berbahaya sejak Perang Dunia II. Hal itu disampaikannya dalam G-20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) ke-10 yang digelar di Brasil, Amerika Selatan.
Puan menjadi pembicara dalam sesi bertajuk Kontribusi Parlemen Terhadap Perang Melawan Kelaparan, Kemiskinan dan Ketimpangan yang digelar pada Kamis (7/11) siang waktu setempat. Ia menyebut, ketegangan geopolitik dimulai dari covid-19, ketidakstabilan ekonomi, maupun perubahan iklim.
Perang dan berbagai konflik, sambung Puan, turut meningkatkan kerawanan pangan dan Daya. Ia menyebut Dekat 700 juta orang atau 8,5% populasi Mendunia di dunia Tetap hidup dalam kemiskinan ekstrem.
“Kita hidup di Era ketegangan geopolitik, perang dan konflik yang sedang meningkat. Mungkin ini masa yang paling berbahaya sejak Perang Dunia II. Singkatnya, dunia sedang menghadapi badai secara bersamaan,” kata Puan.
Puan menyebut meningkatnya ketegangan geopolitik dan besarnya persaingan antarnegara telah mengalihkan perhatian dunia dari masyarakat miskin. Padahal pengeluaran militer Mendunia mencapai US$2,4 triliun pada tahun 2023 atau setara dengan 2,3% PDB Mendunia.
Sementara, pada periode yang sama, Donasi pembangunan Formal (ODA) berjumlah US$223,7 miliar atau kurang dari 10% belanja Mendunia militer.
“Meskipun kita Mengerti bahwa komunitas Dunia mengalami kesulitan Kepada mengalokasikan anggaran Kepada pendanaan iklim dan membangun sekolah, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan pembangunan lainnya Kepada negara-negara berkembang,” terang Puan.
Apabila dunia dapat mengalokasikan 50% belanja militer Mendunia atau Sekeliling US$1,2 triliun setiap tahun hingga 2030 Kepada membantu masyarakat miskin, Puan membayangkan bahwa dunia bakal terbebas dari kemiskinan dan kelaparan.
Ia berharap P20 dapat mendorong parlemen memperbarui komitmen politik Kepada mempertajam alokasi anggaran di setiap negara. Tujuannya, Kepada menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera, Bagus bagi negara besar maupun kecil.
“Kita Seluruh adalah pemimpin politik di negara kita yang dapat Membangun perbedaan. Kita dapat mempengaruhi pemerintah di negara kita masing-masing, termasuk mempengaruhi penyelesaian perselisihan dan perbedaan kita dengan Langkah damai,” tandasnya. (Tri/I-2)