Kebijakan Perlengkapan Sekolah Gratis Ahmad Ali-AKA Bentuk Dukungan Kepada Program Makan Bergizi Prabowo

Kebijakan Perlengkapan Sekolah Gratis Ahmad Ali-AKA Bentuk Dukungan untuk Program Makan Bergizi Prabowo
Sejumlah pelajar menyantap makanan bergizi gratis Ketika giat makan sehat Berbarengan di SDN 7 Pahandut, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (3/10).(ANTARA/AULIYA RAHMAN)

POLITISI Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengharapkan para kepala daerah terpilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menyukseskan program makan bergizi gratis nantinya. Tak hanya itu, ia juga akan mendukung apabila Eksis Hasil karya Kepada mengembangkan program ini.

“Ini program bagus ya. Kalau kita berbicara kesejahteraan, ya kita mulai dari badan yang sehat. Eksis kesehatan di situ, Eksis catatan stunting,” ujar Lodewijk baru-baru ini.

Apalagi, pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan visi Indonesia Emas 2045 yang Mempunyai SDM berkualitas. Eks Sekjen Golkar itu tak Mau masalah pemenuhan gizi anak Malah jadi penghambatnya.

“Mudah-mudahan ya para kepala daerah harus mendukung program Pak Prabowo. Bayangkan kalau ini berjalan bagus, ekosistem itu kan berputar di desa, UMKM Eksis di situ, sayuran, peternakan, telur, daging, beras, itu berputar di situ. Jadi di situ Eksis penyerapan tenaga kerja,” lanjutnya.

Ia mencontohkan salah satunya seperti yang direncanakan Kekasih Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Ahmad Ali-Abdul Karim yang berencana tak hanya memberikan makanan bergizi gratis, tapi juga perlengkapan sekolah gratis. Menurutnya penambahan item seperti ini sangat mendukung program tersebut.

“Tentunya kalau kepala daerah melakukan hal-hal seperti itu, itu bagus. Itu artinya secara Bukan langsung mendukung program Pak Prabowo,” Terang Lodewijk. 

Dengan program itu, maka akan mendorong percepatan pembangunan Sulteng. Asal Mula, daerah itu Mempunyai potensi sumber daya alam besar, khususnya nikel yang perlu dikelola tenaga kerja berkualitas.

Cek Artikel:  Kampanye di depan Kader PKB, Gita KDI Perkenalkan Kartu Jabar Senang

“Kita Mengerti di sana penghasil nikel, pendapatan cukup besar dari sana. tenaga kerja cenderung didatangkan dari luar. nah di situ kita harus Membikin politeknik-politeknik dari pemerintah daerah,” kata Lodewijk. 

“Orang indonesia harus mendapatkan tempat sebaik-baiknya dalam membangun bangsa ini,” tambahnya memungkasi.

Sebelumnya, calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Abdul Karim Aljufri (AKA) menyakini kolaborasi kebijakan makan bergizi gratis presiden terpilih Prabowo Subianto dengan program perlengkapan sekolah gratis yang diusung dirinya dan cagub Ahmad Ali, akan memajukan kualitas mutu pendidikan Sulteng.

“Sekolah gratis 12 tahun sudah berjalan, Lewat Pak Prabowo datang dengan program makan bergizi gratis dan kami siapkan perlengkapan sekolah gratis, ini satu kesatuan yang ideal menuju terciptanya mutu pendidikan yang berkualitas di Sulteng,” ujar AKA yang juga Koordinator Regional Gerindra Sulawesi itu.

AKA mengatakan, persoalan kebutuhan perlengkapan sekolah seperti baju, sepatu, Naskah, alat tulis, tas sekolah dan lainnya bukan hal yang Pandai dipandang sebelah mata. Banyak orang Sepuh yang mengaku kesulitan memenuhi hal itu sehingga anak mereka akhirnya Bukan pergi ke sekolah. Begitu juga psikis anak yang Bukan percaya diri ketika dalam keadaan Bukan Mempunyai perlengkapan harus pergi ke sekolah.

“Sekolahnya sudah gratis, tapi Bukan punya perlengkapan sekolah, itu Membikin orangtua dan anak rendah diri sehingga memutuskan Bukan sekolah. Ini fakta di lapangan, sebagai pemimpin, kami harus intervensi, kami Mau Seluruh anak-anak Sulteng hanya Pusat perhatian belajar, Bukan mikir baju beli bagaimana, tas dari mana, Naskah minta siapa, Bukan Kembali,” tegas AKA. 

Cek Artikel:  KPU Jakarta Utara Ajak Masyarakat Ciptakan Situasi Kondusif

Dia meyakini program makan bergizi gratis dan perlengkapan sekolah gratis adalah beberapa Elemen Krusial dalam investasi jangka panjang di dunia pendidikan Kepada menghasilkan generasi muda Sulawesi Tengah yang berkualitas dan penuh percaya diri menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

“Kan kita berharap dengan makan bergizi anak anak semakin semangat Kepada sekolah. Tapi kalau seragam Bukan punya Naskah, sepatu juga Bukan, ya repot, Makanya disiapkan perlengkapannya, biar semakin semangat sekolah,” ujarnya. 

AKA juga menegaskan akan mengembangkan pendidikan vokasi Kepada mempersiapkan keahlian dan ketrampilan anak muda Sulteng di bidangnya. Ia mencontohkan perlunya  membuka program kompetensi sesuai permintaan pasar misalnya Morowoli, Palu dan Morowali yang berbasis perusahaan nikel dan emas. Sementara Kepada vokasi peternakan dan pertanian Pandai di Parigi Moutong dan Banggai.

“Pembangunan politeknis sebagai bagian dari penyelenggaraan pendidikan Vokasi. Vokasi  juga Pandai di masukan dalam kurikulum sesuai kebutuhan industri yang Eksis di Sulteng, kami juga akan memaksimalkan kerja sama  sekolah vokasi dengan swasta dan BUMN, jadi anak muda Sulteng sudah siap kerja dan Pandai Bertanding secara Mendunia setelah lulus,” ujar AKA. 

AKA mengatakan persoalan putus sekolah atau Bukan tercapai Sasaran Rata-rata lelet Sekolah (RLS) terjadi karena Elemen kemiskinan Anggota. Meski sekolah gratis 12 tahun sudah berjalan sejak jaman SBY, kasus putus sekolah cukup tinggi. Lebih lanjut, peraih Pemenang dunia pencak silat ini membeberkan data terakhir bahwa anak usia 16-18 yang Bukan sekolah di Sulteng sebanyak 29.064 orang. Sementara anak usia kuliah 19-24 tahun yang belum kuliah sebanyak 208.930 orang.

“Kami akan memberikan beasiswa daerah bagi 29.064 pelajar SMA/SMK dan 208.930 usia kuliah, serta melakukan retrieval anak putus sekolah dan menyekolahkan kembali. Kami pastikan akan Eksis beasiswa bagi guru Kepada melanjutkan pendidikan S2 atau Tiba S3 ke Universitas Negeri, karena kunci peningkatan mutu pendidikan juga Eksis pada tenaga pengajar, ” tegas AKA.

Cek Artikel:  Tren Elektabilitas Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie Lanjut Tumbuh

AKA menambahkan kegagalan Sasaran rata rata lelet sekolah (RLS) Pandai terjadi juga karena anak-anak bekerja atau membantu orang Sepuh dan melakukan pernikahan Pagi karena Elemen ekonomi.

Karena itu, Ahmad Ali- AKA Mempunyai program peningkatan perekonomian masyarakat seperti 10 ribu wirausaha, pengembangan 30rb HA pertambakan rakyat, pengembangan UMKM, penyediaan modal, pendampingan usaha dan lainnya. Persoalan lain adalah sulitnya akses perjalanan menuju sekolah. Kendala akses ini bukan hanya Punya anak, tetapi pemerintah, kepala sekolah bahkan guru yang Mau meningkatkan pendidikan didaerah. 

Karena itu, AKA  Mau memastikan perbaikan akses jalan, sarana dan prasarana, dari dan menuju sekolah itu layak dan memadai.

Beberapa hal yang Niscaya Ahmad Ali dan AKA lakukan dan merupakan kewenangan provinsi adalah penuntasan blankspot area (686 Desa), Sokongan pemasangan sambungan Listrik bagi 35.000 Rumah Tangga Bukan Berlistrik, Memfasilitasi penyediaan sarana Listrik di Daerah 3T, Percepatan, Peningkatan dan Pemerataan Pembangunan Jalan, Jembatan, dan Pengairan. 

Kemudian percepatan, peningkatan konektivitas darat dan perairan antar Daerah kabupaten serta Padat Karya Pemeliharaan Jalan dan Irigasi Provinsi.  “Eksis orang Mau sekolah, Eksis guru Mau mengajar, tapi aksesnya sulit, listrik Bukan Eksis, jaringan telekomunikasi Bukan punya. Belum belajar atau mengajar, sudah menyerah duluan. Itu Bukan boleh terjadi Kembali, Ahmad Ali dan saya akan pastikan itu,” tutup AKA. (Z-6)

Mungkin Anda Menyukai