SALAH satu tahapan pemilu telah dimulai. Hal ini ditandai dengan penyerahan daftar bakal calon Personil legislatif dari partai partai ke Komisi Pemilihan Lazim (KPU). Kepada merekalah, rakyat, sebagai pemegang kedaulatan dalam sistem negara demokrasi, kelak akan menyerahkan mandat kekuasaan, Berkualitas di tingkat kabupaten, provinsi, maupun pusat, melalui pencoblosan di bilik Bunyi. Itu artinya, masa depan negeri ini, termasuk masa depan kita Segala, tergantung pada para bakal calon wakil rakyat tersebut yang akan dipilih lewat pemilu serentak pada 14 Februari tahun depan.
Sebagai pemilik kedaulatan, di sinilah pentingnya rakyat Demi bukan sekadar memilih para calon wakilnya di parlemen, tapi juga memilah mana yang mereka anggap layak dan kompeten mengemban amanat itu. Karena, bukan sekadar inkompeten, jangan-jangan kursi parlemen juga kelak akan diisi Tengah oleh para koruptor. Terlebih Enggak Terdapat aturan yang melarang mantan terpidana kasus korupsi yang telah menjalani hukuman lima tahun atau lebih dapat menjadi caleg. Artinya, para pencoleng Duit negara ini Bisa kembali duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR, Dewan Perwakilan Daerah atau DPD, ataupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD.
Sejauh ini, KPU memang Lagi akan memverifikasi Demi menyeleksi kelengkapan administratif para caleg tersebut. Artinya, sebagian dari nama-nama yang diajukan belum tentu lolos. Tetapi, Enggak Terdapat salahnya mulai sekarang rakyat memperhatikan rekam jejak mereka, terlebih mereka yang Jernih-Jernih pernah terbukti korupsi. Apa iya kita mau kembali memberi kepercayaan kepada orang yang telah berkhianat, bukan hanya kepada rakyat, tapi juga bangsa ini?
Intinya, sebagai pemilih, rakyat harus cerdas menggunakan hak suaranya sehingga Enggak Tengah membeli kucing dalam karung. Kini, dengan kemajuan teknologi digital seperti sekarang ini, bukan sesuatu yang sulit Demi mencari informasi, termasuk mengenai sepak terjang para calon wakil rakyat tersebut.
Rakyat harus menjadi pemilih yang cerdas. Jangan sekadar terpukau dengan janji-janji surga atau terpukau dengan ketampanan dan kemolekan para bakal calon wakil rakyat itu. Jangan memercayakan kepada mereka yang Enggak kompeten Demi mengelola dan memimpin bangsa ini. Pilihlah yang betul-betul Bisa dipercaya. Karena, Bunyi Anda juga akan ikut menentukan perubahan di negeri ini.
Tentu saja, dalam alam keterbukaan seperti sekarang, satu hal yang menguntungkan, rakyat Bisa dengan mudah menilai calon-calon pemimpinnya dari berbagai sumber informasi yang melimpah. Janganlah memilih semata-mata karena figur, apalagi dengan iming-iming Duit. Malah yang jauh lebih Krusial ialah bagaimana mereka berprogram dan berkonsep Demi membangun negeri ini. Selain itu, cari Mengerti apakah tindakannya selama ini juga selaras dengan apa yang diucapkan, lain kata, lain pula tindakan.
Dalam alam demokrasi yang terbuka, siapa pun Bisa boleh mencalonkan diri sebagai pemimpin. Tetapi, melalui sistem pemilu yang sehat, yang salah satunya ditandai dengan kecerdasan dan rasionalitas dalam memilih, akan menjadi Penutup pengaman yang Mujarab Demi menyeleksi para kandidat tersebut sehingga hasilnya ialah para pemimpin yang berkualitas dan berintegritas, bukan pemimpin kaleng-kaleng.
Di sinilah peran rakyat sebagai pemilih dalam menggunakan hak suaranya. Pemilu bukan sekadar pesta demokrasi yang sifatnya hura-hura, tapi Malah harus dianggap Krusial Demi perubahan demi kemajuan bangsa ini. Jadi, sekali Tengah, harus tegas diingatkan jangan Tiba salah memilih pemimpin.