Gangguan Gelombang Ekuator Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah

Gangguan Gelombang Ekuator Sebabkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah
(Ilustrasi)Foto udara permukiman Kaum terendam banjir di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (18/3/2024)(ANTARA/AJI STYAWAN)

FENOMENA terjadi cuaca ekstrem di 28 dari 35 daerah di Jawa Tengah yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir, karena siklus madden julian oscilation (MJO) selama 30 hingga 90 hari yang dapat berdampak memberikan hujan Bonus sedang Tiba lebat 3-5 hari kedepan.

Pemantauan Media Indonesia Selasa (10/9) cuaca ekstrem terjadi di 28 dari 35 daerah di Jawa Tengah diperkirakan akan berlangsung hingga 3-5 hari kedepan, hutan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir yang terjadi menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bukan karena telah memasuki masa pancaroba.

Puluhan daerah dilanda cuaca ekstrem di Jawa Tengah yakni Purbalingga, Banyumas, Tegal, Pekalongan, Temanggung, Batang, Boyolali, Grobogan, Pati, Rembang, Sukoharjo, Banjarnegara, Brebes, Pemalang, Wonosobo, Kendal, Semarang, Magelang, Klaten, Sragen, Kudus, Blora, Karanganyar dan Purworejo, diminta Kepada mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi.

Cek Artikel:  Paus Fransiskus Tak Akan ke Aksi Kamisan di Tengah Usulan Temui Sumarsih

Baca juga : Cuaca Ekstrem Bayangi Sebagian Kawasan Jawa Tengah

“Tiba Demi ini belum Terdapat satu pun daerah yang sudah masuk musim pancaroba yakni pergantian musim panas ke musim hujan,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang Giyarto.

Munculnya fenomena cuaca Ekstrem yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang dan sambaran petir, lanjut Giyarto, karena siklus madden julian oscilation (MJO) yakni adanya pengaruh gangguan gelombang ekuator hingga memicu  peningkatan pertumbuhan Mega hujan hingga berpotensi hujan 3-5 hari kedepan. “Curahnya tergantung pembentukan awannya di masing-masing daerah,” imbuhnya.

Musim kemarau di Jawa Tengah, ungkap Giyarto, berdasarkan pengamatan cuaca diprakirakan Lagi masuk musim kemarau Tiba akhir Oktober 2024, sehingga meskipun Demi ini terjadi cuaca ekstrem Tetapi tetap harus diwaspadai adanya bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang Lagi cukup tinggi di sejumlah daerah.

Cek Artikel:  KPU RI Sebut Terdapat 37 Kekasih Calon Tunggal di Pilkada 2024, Ini Daftar Namanya

Tetapi dengan adanya cuaca ekstrem ini, menurut Giyarto, di sejumlah daerah juga muncul ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin ribut sehingga Kaum berada di lereng pegunungan maupun dataran rendah tetap diminta waspada.

Mungkin Anda Menyukai