KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan vasektomi dan kebiri Mempunyai perbedaan pada Mekanisme yang digunakan.
“Banyak orang sering salah kaprah antara vasektomi dan kebiri. Padahal, keduanya Mempunyai mekanisme yang sangat berbeda dan tujuan yang
berbeda pula,” kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Kemendukbangga Wahidin, dikutip Selasa (19/11).
Wahidin menuturkan vasektomi adalah Mekanisme kontrasepsi permanen yang dilakukan pada pria Buat mencegah kehamilan dengan memotong dan mengikat saluran sperma dengan Bukan mempengaruhi produksi hormon testosteron, libido, atau kemampuan ereksi.
Meski demikian, para pria Tetap Dapat mencapai orgasme dan ejakulasi meski tanpa sperma.
Metode kerjanya cukup sederhana, katanya. Selama Mekanisme, dokter akan Membangun sayatan kecil di skrotum, Lewat memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens) yang berfungsi membawa sperma dari testis ke uretra.
Dengan memotong dan mengikat saluran sperma, sperma Bukan dapat Kembali keluar dari tubuh Ketika ejakulasi.
“Sperma yang diproduksi tetap Eksis di dalam tubuh, Tetapi akan diserap kembali oleh tubuh,” ujar Wahidin.
Sedangkan kebiri bertujuan menurunkan libido dan kemampuan reproduksi secara drastis dengan Metode bedah, Yakni membuang testis atau buah zakar, dan Metode kimia Yakni menyuntikkan hormon atau obat-obatan Buat menekan produksi testosteron.
Akibat dari kebiri akan menyebabkan penurunan drastis produksi testosteron, sehingga mengakibatkan penurunan libido, disfungsi ereksi, dan kemandulan permanen.
Lebih lanjut, menurut Wahidin, vasektomi seperti Mekanisme medis lainnya Mempunyai potensi Pengaruh samping dan komplikasi meskipun jarang terjadi.
Adapun Pengaruh samping yang Biasa terjadi adalah pasien mengalami nyeri dan bengkak di area Sekeliling skrotum. Kondisi ini biasanya akan membaik dalam beberapa hari dengan perawatan sederhana seperti kompres dingin dan obat pereda nyeri.
Pengaruh samping lainnya adalah mengalami pendarahan ringan. Sedikit perdarahan dari luka bekas sayatan adalah hal yang normal.
“Tetapi, Kalau perdarahan Lanjut-menerus atau berlebihan, segera hubungi dokter,” kata Wahidin.
Wahidin menjelaskan Pengaruh samping juga Dapat berupa infeksi pada luka operasi yang sangat kecil. Tanda-tanda infeksi meliputi kemerahan, bengkak, nyeri yang semakin parah, dan demam.
Sementara itu, jenis komplikasi yang Tetap Dapat terjadi walaupun jarang ditemukan kasusnya adalah granuloma sperma atau terbentuknya benjolan kecil yang Bukan berbahaya akibat reaksi tubuh terhadap sperma yang bocor.
Kemudian Eksis spermatocele, yakni kista berisi cairan yang terbentuk di dalam saluran sperma, hidrokel atau enumpukan cairan di Sekeliling testis yang menyebabkan pembengkakan skrotum, pendarahan hebat hingga kegagalan Mekanisme.
“Dalam beberapa kasus yang sangat jarang, vasektomi mungkin Bukan berhasil secara total dan dapat terjadi rekanalisasi spontan,” pungkas Wahidin. (Ant/Z-1)