Rencana Pemasangan Chattra di Borobudur Tetap Didiskusikan dan Belum Final

Rencana Pemasangan Chattra di Borobudur Masih Didiskusikan dan Belum Final
Sejumlah biksu di Candi Borobudur.(Dok. Antara)

RENCANA pemasangan chattra atau payung mahkota di stupa induk Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menimbulkan Berbagai Macam-macam respons Berkualitas itu positif dan negatif dari berbagai pihak.

Ketua Lazim Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia, Maha Pandita Penting Suhadi Sendjaja menjelaskan bahwa sebetulnya rencana pemasangan chattra tersebut belum bersifat final dan Tetap didiskusikan.

“Jadi sebetulnya bapak juga mengikuti Ditjen Bimas Buddha yang mengundang kami Demi diskusikan ini. Eksis unsur arkeolog, sejarawan dan BRIN juga. Komplit lah. Kami dikumpulkan sebagai tokoh budha dan Seluruh dibicarakan secara detail,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (10/9).

Baca juga : Pannyavaro Minta Penyelamatan Borobudur Jangan Pinggirkan Rakyat Kecil

“Pada prinsipnya waktu itu Tamat sekarang Tetap dalam proses pengkajian. Jadi belum total final. Tentu intinya Seluruh ditinjau dari sisi arkeologi, sejarah, apalagi secara spiritualitasnya. Seluruh dikaji dan dan diteliti,” sambung Suhadi.

Lebih lanjut, menurutnya rencana pemasangan chattra ini Kagak akan dilakukan secara sembrono melainkan akan dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai hal termasuk kelestarian candi yang Kagak ternilai.

Selain itu, menurutnya Candi Borobudur Begitu ini bukan merupakan kepemilikan salah satu unsur saja, melainkan kepemilikan bangsa dan juga dunia.

Cek Artikel:  Rekam Jejak Andika Perkasa: Berawal dari Perwira Koppassus hingga Panglima TNI

Baca juga : Pemasangan Chattra di Stupa Induk Borobudur Dinilai Bawa Kekuatan Berkualitas

“Maka itu bahkan sedetail mungkin dikaji. Jadi Tetap dalam proses dan diharapkan akan Eksis kesepakatan kebijaksanaan. Jadi ini kearifan dan harus sangat bijaksana Demi menyepakati ini. Kita Kagak hanya berdiri pada pikiran satu tapi karena ini Punya seluruh umat Mahluk dan bangsa Indonesia. Ini aset bangsa dan dunia. Kami sebagai tokoh buddha memposisikan diri pada posisi itu. Jadi akan Eksis kesepakatan terbaik dan Seluruh pihak harus arif. Bangsa ini bangsa yang hati-hati kok,” pungkasnya.

Sebelumnya, Dirjen Bimas Buddha, Kemenag, Supriyadi menyampaikan bahwa pihaknya selaku wakil dari umat Buddha Indonesia senantiasa berusaha memberikan layanan terbaik Demi masyarakat Buddha. Menurut Supriyadi, salah satu Asa masyarakat Buddha adalah menempatkan kembali Chattra di puncak stupa Candi Borobudur.

“Asa ini sudah cukup lelet dan baru secara formal disampaikan oleh Menteri Keyakinan Gus Yaqut Cholil Qoumas pada Begitu rapat DPSP semester I 2023 di Borobudur,” kata dia.

Baca juga : PKL Kawasan Candi Borobudur Gugat Pengelola

Cek Artikel:  Alat Pantau Aktivitas Gunung Semeru Jawa Timur Diduga Dicuri, Rugi hingga Rp20 Juta

Supriyadi menambahkan Demi rencana pemasangan Chattra di puncak stupa betul-betul mendapatkan perhatian dan arahan. “Kami selaku pemrakarsa melakukan upaya agar apa yang dilakukan terhadap warisan dunia itu tetap mematuhi kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh UNESCO, maka kemudian kami mengajukan kajian kepada Badan Riset Ciptaan Nasional (BRIN),” sebutnya.

Perlu Uji Publik

Di lain pihak, Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Ciptaan Nasional (BRIN) Mego Pinandito mengatakan uji publik Krusial dilakukan.

Baca juga : Eksis Sosok Aktris Dani Mukti di Balik Megahnya Pernikahan di Candi Borobudur

“Tapi yang Terang karena ini merupakan salah satu Bentuk dari warisan dunia maka kita perlu Menyaksikan apa yang memang sudah ditetapkan sebagai persyaratan kemudian kalau kita akan melakukan sesuatu dengan candi Borobudur itu sendiri,” Terang Mego.

Mego juga menyebut dalam konteks ini pihaknya akan mengupayakan yang terbaik Serempak dengan UNESCO. Sehingga, apa yang dilakukan semuanya sejalan dengan berbagai peraturan apa yang diharapkan oleh komite warisan dunia.

“Tentunya kami berupaya bahwa dalam konteks melakukan berbagai hal diupayakan memang mencari masukan Berkualitas secara langsung maupun berdasarkan data dari seluruh stakeholder, Ahli, organisasi, dan perwakilan komunitas. Diharapkan hasilnya Pandai merangkum semuanya,” lanjutnya.

Cek Artikel:  Anindya Bakrie 'Revolusi' Arsyad Rasyid, Jokowi: Selesaikan Secara Bagus-baik di Internal Kadin

Menurutnya, para pihak Mempunyai satu visi misi yang sama Adalah bagaimana menyempurnakan Candi Borobudur itu sendiri. Sehingga dengan terjadinya pemasangan nantinya langkah-langkah sesuai dengan Mekanisme standar konservasi dari komite warisan dunia ini dengan berbagai tahapan yang Eksis.

Di lain pihak, Pendiri Ehipassiko Foundation, Handaka Vijjananda menjelaskan, Borobudur merupakan sebuah stupa besar atau maha stupa. Dari strukturnya, Eksis landasan, kubahan, harmika, dan di ujungnya Eksis tiang dan payung. Borobudur sebuah struktur yang disebut maha stupa.

“Sebuah struktur yang lengkap atau sebuah harus mengandung elemen-elemen tersebut, kalau kita lihat sekarang ini Tetap Eksis yang kurang Adalah bagian puncaknya Adalah bagian payungnya atau chattranya dan itu yang kita kaji hari ini,” ujar Handaka.

Menurutnya, chattra itu suatu elemen yang mutlak harus Eksis di setiap candi apalagi yang maha candi. Ini Pandai dilihat dari stupa di seluruh dunia, misalnya di India, Nepal, Sri Lanka, Thailand, dan Myanmar.

“Sebetulnya maha stupa Penting Niscaya Eksis chattranya. Kalau Kagak Eksis chattranya kelihatan Kagak lengkap. Ibarat raja tanpa mahkota,” tandas Handaka. (Z-9)

Mungkin Anda Menyukai