Liputanindo.id – Presiden Joko Widodo melantik Bahlil Lahadalia menjadi Menteri Kekuatan dan Sumber Daya Mineral di Istana Presidenan, Senin (19/8/2024). Ia menggantikan Arifin Tasrif dan melepas jabatan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Sebelum mendapatkan jabatan ini, Bahlil duduk sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kementerian Investasi merupakan kementerian baru yang bertujuan Demi meningkatkan investasi dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Pada 2019, Bahlil ditunjuk Jokowi Demi menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Bahlil juga dikenal sebagai salah satu tim sukses Jokowi-Ma’ruf Amin Demi Pilpres 2019.
Bahlil merupakan sosok dengan latar belakang pengusaha ternama. Tetapi, perjalanan hidupnya pun tak Dapat dikatakan mulus. Lahir dari keluarga miskin, Bahlil harus berjuang berdagang kue hingga menjadi sopir angkutan Lumrah demi mendapatkan Dana.
Adapun Bapak Bahlil berprofesi sebagai kuli bangunan dan sang ibu merupakan buruh cuci. Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Bahlil lantas ikut membantu mencari Dana dengan berdagang kue di sekolah. Hasil Dana dagangannya itu digunakan Demi membiayai sekolah dan keperluan sekolahnya.
Pria kelahitan 7 Agustus 1976 asal Maluku Utara ini juga pernah mengadu nasib menjadi kondektur hingga sopir angkot. Berkat kerja kerasnya, Bahlil berhasil mendaftar dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Papua.
Rekam jejak karir seorang Bahlil pun mulai cemerlang. Tercatat dia pernah menjadi Bendahara Lumrah PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), kemudian pernah bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada tahun 2013, kemudian pada tahun 2015-2019 dia menjabat sebagai Ketua Lumrah HIPMI.
Bahlil juga tercatat sebagai pemilik PT Berbarengan Papua Unggul, PT Dwijati Sukses, PT Rifa Capital Holding Company. Perusahaannya ini bergerak di sektor perkebunan, properti, transportasi, pertambangan, dan Bangunan. Dia juga mengusahakan 11.000 hektar tambang nikel di Halmahera Maluku Utara.