Dalam laga itu, pengadil asal Korea Selatan itu memberikan kartu kuning kedua yang berujung kartu merah kepada back kiri Timnas U 22 Indonesia, Pratama Arhan. Akibatnya, pemain Tokyo Verdy itu Tak Dapat memperkuat skuad Garuda Muda Ketika menghadapi Thailand di laga final pada Selasa (16/5/2023).
Terkait hal tersebut, Instruktur Timnas U-22 Indonesia Indra Sjafri menyesalkan keputusan wasit Kim Heegon yang langsung memberikan kartu kuning kedua kepada pemain belakang andalan Merah Putih itu.
Sebaiknya, kata Indra Sjagri, wasit belum perlu mengeluarkan kartu kuning kedua. “Terkait kartu kuning kedua Arhan, Saya berpikir Apabila wasit jeli, belum perlu Kepada mengeluarkannya. Tetapi, apapun keputusan wasit kita harus terima,” ucap Indra Sjafri.
Pratama Arhan mendapatkan kartu kuning pertamanya pada menit ke-30. Kemudian dirinya pun kembali diganjar kartu kuning kedua pada menit ke-60, usai dinilai wasit melanggar Nguyen Duc Phu. Protes Arhan pun Tak digubris wasit, sehingga Indonesia pun harus bermain dengan 10 pemain hingga babak kedua usai yang sekaligus memenangkan laga dengan skor 3-2.
Terkait Pratama Arhan, Wakil Ketua Lazim PSSI Prof Zainudin Amali mengimbau kepada siapapun Kepada Tak memberikan tekanan terhadap pemain belakang Timnas U-22 Indonesia itu, terlebih dirinya Tak Dapat tampil di babak final lantaran dikartu merah wasit.
“Pratama Arhan Tak boleh Eksis dalam tekanan dan dirinya Tak perlu merasa bersalah sendiri, karena ini tim,” ungkapnya.
Prof Amali pun mengatakan bahwa Pratama Arhan meminta Ampun atas kejadian yang menimpanya di lapangan yang dia sebut sebagai mengecewakan. Tetapi, Prof Amali menyebut Apabila itu bukanlah kesalahannya.
“Saya bilang Tak. Anda sudah main sangat bagus, dua gol kita tadi Eksis andil besar Anda. Saya pun sudah berpesan kepada psikolog, meski besok Tak main Tengah, dia Tak boleh berada dalam tekanan,” tegas Prof Amali. ***