BTN: Permintaan Perumahan 90% Penguasaan Milenial

Liputanindo.id JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyampaikan permintaan perumahan Ketika ini 90% didominasi oleh milenial.

Direktur Esensial Bank BTN Nixon Napitulu mengatakan realisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi tahun ini diproyeksikan Pandai mencapai 170-180 ribu rumah. Sedangkan Kepada KPR non subsidi tahun ini diprediksi Pandai Melewati 200 ribu unit.

Baca Juga:
Fatmawati Obrolan Bonus Demografi dengan Milenial-Gen Z Takalar Sulsel

“Itu belum yang Tetap dikonstruksi ya, ini sudah terakad KPR saja,” kata Nixon Napitulu usai acara Seminar Kebijakan Bonus Likuditas Makroprudensial Kepada Kredit/Pembiayaan Sektor Perumahan di Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Nixon menjelaskan, Kepada Agustus 2023, realisasi KPR oleh Bank BTN telah mencapai Sekeliling 110 ribu, sedangkan kemungkinan pada September 2023 meningkat mencapai Sekeliling 130 ribu unit.

Cek Artikel:  Emas Antam Kembali Berkilau, Naik Rp12 Ribu/Gram

Kemudian dengan adanya Bonus Kredit Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang menyasar sektor perumahan, ia berharap Bonus tersebut dapat meningkatkan kepemilikan rumah di Indonesia.

“Memang mungkin nggak Seluruh sektor (Bonus yang diberikan), karena tadi kan BI Terdapat beberapa Pusat perhatian, saya terima kasih kalau perumahan termasuk salah satu concern yang menjadi salah satu penerima relaksasi ini,” ujar Nixon.

Seperti dilansir Antara, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF kembali menerbitkan Dampak Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi (EBA-SP) seri EBA-SP SMF-BTN08 senilai Rp600 miliar.

Seri tersebut merupakan Dampak hasil transaksi sekuritisasi aset KPR BTN. Penerbitan EBA-SP SMF-BTN08 Formal tercatat di Bursa Dampak Indonesia (BEI) pada 26 September 2023 dan Mempunyai rating idAAA dari PT Pemeringkat Dampak Indonesia (Pefindo).

Cek Artikel:  Gubernur Khofifah: Jatim Berkontribusi 14,22% Pembentukan PDB Indonesia

EBA-SP SMF-BTN08 ditawarkan melalui penawaran Standar dengan tenor 4 tahun Weighted Average Life (WAL atau rata-rata tertimbang Terperosok tempo) dengan nominal Rp544,8 miliar atau 90,8 persen dari jumlah total tagihan dan tingkat Kembang tetap sebesar 6,60 persen per tahun.

Dalam transaksi tersebut, selain berperan sebagai penerbit, SMF juga berperan sebagai arranger dan pendukung kredit. Sementara BTN berperan sebagai kreditur asal dan penyedia jasa (servicer).(HAP)

 

Baca Juga:
Penyaluran Anggaran Likuiditas Pembiayaan Rumah 2023 Lampaui Sasaran 229.000 Unit

 

Mungkin Anda Menyukai