Dalih Menakutkan dari Jokowi


AKAN berjalan Fasih dan amankah Pemilihan Standar 2024? Tentu kita berharap demikian. Akan tetapi, Asa itu terusik dengan pernyataan Presiden Joko Widodo perihal adanya potensi Gelombang-Gelombang gangguan yang membahayakan bangsa di pesta demokrasi mendatang. Gelombang-Gelombang yang kemudian dia jadikan Dalih Buat cawe-cawe.

Bahwa Pemilu, utamanya Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024, Dapat diwarnai Gelombang-Gelombang dikemukakan Jokowi dalam konferensi pers Pembukaan Rapat Kerja Nasional PDIP di Lenteng Mulia, Jakarta Selatan, Selasa (6/6). Bukan disebutkan secara detail Gelombang-Gelombang yang dimaksud. Bukan dijelaskan seberapa besar eskalasi gangguan yang Dapat membahayakan bangsa dan negara itu.

Yang Niscaya, karena adanya potensi Gelombang-Gelombang, Jokowi berkukuh Buat cawe-cawe di Pilpres 2024. Dia Bukan Mau Hening saja ketika kontestasi demokrasi Buat transisi kepemimpinan nasional diganggu oleh Gelombang-Gelombang. Dia mengabaikan banjir kritik, dia bergeming Buat tetap cawe-cawe, Buat Adonan tangan, di perhelatan Pilpres 2024.

Cek Artikel:  Kembali Berdaulat di Sektor Pangan

Pernyataan Presiden itu mempertegas inkonsistensi perihal posisinya di pilpres. Sekeliling sebulan yang Lampau, Jokowi menegaskan Bukan akan Adonan tangan karena pilpres urusan partai politik. Tetapi, dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa dan content creator di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/5), dia membenarkan dirinya cawe-cawe di Pilpres 2024 demi kepentingan nasional. Dia menyebut pentingnya momentum negara dalam 13 tahun ke depan dan menjaga bonus demografi.

Seminggu kemudian, Ketika menerima Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Istana, Presiden memberikan Penerangan soal cawe-cawe yang dia maksud. Dia beralasan Mau menyampaikan kepada siapa pun yang menjadi presiden nanti harus mempunyai persepsi yang sama dalam menghadapi realitas yang Bukan mudah tapi peluangnya besar.

Cek Artikel:  Mencairkan Narasi Kontestasi

Kini, Dalih Jokowi berubah Kembali. Adanya potensi Gelombang-Gelombang dia jadikan dalih. Dalih yang bukan tak mungkin sekadar menjadi pembenaran dirinya cawe-cawe di pilpres.

Sebagai presiden, Jokowi semestinya punya dasar kuat ketika menyatakan bahwa pemilu berpotensi Terdapat Gelombang-Gelombang yang membahayakan bangsa. Dia tak boleh asal bicara, pantang pula menjadikan sesuatu Buat melegitimasi sikap dan langkah yang oleh banyak pihak tak Dapat diterima.

Kalau memang Terdapat Gelombang-Gelombang di pilpres, sudah menjadi tugas dan kewajiban presiden mengantisipasi dan mengatasinya secara wajar, Bukan berlebihan. Gelombang-Gelombang bukanlah Dalih yang cukup bagi presiden Buat cawe-cawe terlibat dalam politik praktik di pilpres, terlebih ketika Adonan tangan itu dalam bentuk dukungan bagi calon tertentu dan menghalangi calon yang lain. Presiden adalah bapak Sekalian anak bangsa, dia tak boleh memihak yang ujung-ujungnya merusak demokrasi.

Cek Artikel:  Usut Anomali Bunyi Pilpres

Gelombang-Gelombang di pemilu akan muncul Bahkan Apabila Terdapat keberpihakan, kalau Terdapat ketidakadilan. Pemilu akan berlangsung Fasih dan Terjamin Apabila penguasa yang Tetap mengendalikan segala sumber daya dan aparatur negara bersikap Independen. Membiarkan kompetisi berlangsung fair, memastikan kontestasi bergulir jujur dan adil, akan menjauhkan pemilu dari Gelombang-Gelombang yang membahayakan.

Melempar narasi adanya Gelombang-Gelombang di pemilu sekaligus menjadikannya sebagai Dalih Buat cawe-cawe bukanlah tindakan yang bijak dari pemimpin tertinggi di Republik ini. Ia Dapat memantik ketakutan di tengah rakyat. Atau, jangan-jangan Presiden sendiri yang sedang ketakutan sehingga Membangun langkah-langkah yang menakutkan itu?

 

 

Mungkin Anda Menyukai