TARUNG sarung merupakan salah satu tradisi ekstrem yang berkembang di dalam masyarakat Bugis, Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Bugis, tradisi ini disebut sebagai Sigajang Laleng Lipa.
Tradisi tarung sarung digunakan oleh masyarakat Bugis Demi menyelesaikan masalah atau pertikaian. Ketika Eksis pertikaian antara dua pihak dan keduanya menemui jalan buntu Demi berdamai, maka jalan terakhir dilakukan dengan Langkah bertarung.
Aksi tarung sarung dipertontonkan Demi Sedekah Kampung Seni Budaya Menre Sipulung di Dusun Dua Desa, Kota Waringin, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Ratusan Penduduk yang menyaksikan tradisi Menre Sipulung atau makan Berbarengan begitu antusias Memperhatikan aksi dua pria yang bertarung saling tikam dengan badik di dalam kain sarung tersebut.
Baca juga : Menyusul Empal Gentong, Tradisi Nadran Cirebon sudah Ditetapkan Jadi WBTB
Tajamnya badik Membikin kain sarung yang mereka gunakan robek, bercak darah, tampak begitu Jernih di kain sarung itu, salah satu pria dalam kain sarung pun terkapar. Sejumlah orang tampak berlari Demi melerai tarung sarung tersebut dan mengangkat pria yang terkapar.
Usai aksi tarung sarung, tradisi makan Berbarengan dimulai, berbagai pangan khas Bugis tersaji seperti Kue Bugis, Barongko dan Kue Pisang Hijau.
Kandar Pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) mengatakan makan Berbarengan dalam tradisi Menre merupakan tradisi turun temurun Spesies Bugis yang dipertahankan dan lestari hingga kini. Bukan hanya di daerah asal, tradisi ini tetap dilestarikan kendati mereka berada di tempat lain.
Baca juga : 2.400 Petani Sawit di Bangka Dapat Jaminan BPJS Ketenagakerjaan
“Tradisi ini sebagai ucap syukur Penduduk Bugis yang sudah puluhan tahun hidup tenteram dan rukun di Bangka,” kata Kandar, Sabtu (7/9).
Menariknya setiap tradisi ini dilaksanakan, tak ketinggalan tarung sarung juga dipertontonkan atau dipentaskan.
“Tarung sarung membawa Arti filosofi hidup orang Bugis menyangkut kehormatan diri, makanya selalu di tampilkan Demi gelaran tradisi,” ujarnya.
Baca juga : Apa Itu Rabu Wekasan? Ini Arti dan Jadwalnya
Pihaknya berharap tradisi Bugis ini dapat menjadi agenda pariwisata di Bangka, Demi itu KKSS akan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata. Sementara Mulkan, tokoh masyarakat Bangka, sangat mengapresiasi tradisi-tradisi Spesies-Spesies di Indonesia di Bangka khususnya Tradisi Bugis yakni Tradisi Menre Sipulung.
“Tradisi makan Berbarengan, ini harus tetap terjaga dan lestari di Bangka,” kata Mulkan.
Ia meminta Pemerintah Kabupaten Bangka memasukan tradisi Bugis tersebut sebagai salah satu agenda tahunan, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di pulau Bangka.(M-3).