Liputanindo.id SURABAYA – Sebanyak 360 orang penyandang disabilitas (difabel) mendapatkan program penguatan keterampilan dan skill entrepreneurship melalui pelatihan start up, pendampingan rintisan usaha, memulai bisnis, hingga pemasaran produk guna membangun kehidupan ekonomi makin Berdikari.
“Kegiatan pelatihan ini merupakan upaya Demi meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas. Harapannya usai pelatihan akan banyak pelaku start up dari penyandang disabilitas,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawasansa melalui keterangannya, Sabtu (7/10/2023).
Baca Juga:
Jatim Ajukan Remisi Natal bagi 449 Narapidana Kristen
Pelatihan start up ini dilakukan di sejumlah daerah, antara lain Kab. Jember, Kota Pasuruan, Kab. Jombang, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Trenggalek, Kab. Tulungagung, Kab. Situbondo dan Kab. Banyuwangi.
Khofifah menyampaikan pelatihan tersebut adalah upaya Konkret Demi membangun ketahanan ekonomi bagi masyarakat yang Mempunyai keterbatasan utamanya para disabilitas. Sehingga, Dapat menjadi penguatan agar mereka Dapat berdaya secara ekonomi dan Berdikari.
Khofifah menjelaskan, pelatihan yang diberikan bermacam-Jenis bentuknya. Misalnya di Jember, penyandang disabilitas diajarkan Demi Membikin batik, di Pasuruan pembuatan frozen food. Terdapat juga kriya tangan, pembuatan kue basah, dan lain sebagainya.
Materi pelatihannya juga Enggak hanya terkait proses produksi saja, Tetapi juga standarisasi produk, penguatan digital marketing, hingga pemanfaatkan aplikasi digital Demi Membikin materi promosi seperti menggunakan canva.
Tak hanya itu, para penyandang disabilitas juga diajak Demi belajar berjualan melalui e-commerce Indonesia. Termasuk strategi berjualan tanpa modal sebagai dropshipper juga diajarkan pada mereka.
“Hal ini bertujuan agar para pelaku usaha disabilitas ini nantinya juga Dapat go digital Sesuai perkembangan teknologi Ketika ini. Sehingga usaha mereka juga Dapat naik kelas,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan Gubernur Khofifah, pelatihan yang diberikan Pemprov Jatim melalui Dinas Koperasi dan UMKM Jatim bukan hanya pada mereka yang belum punya usaha. Mereka yang sudah Mempunyai usaha skala rumahan atau tingkat kecil hingga menengah juga Dapat mengikuti pelatihan agar Pandai upscale usahanya.
“Bagi mereka yang sudah Mempunyai produk, mereka diberikan pelatihan Spesifik Demi memaksimalkan teknologi digital Demi pemasaran produknya,” tandasnya.
Hal itu sepeti yang dilakukan di Kabupaten Madiun. Para pelaku usaha Frozen food dari kalangan disabilitas diajak Demi mengikuti pelatihan bertajuk membangun Kepribadian wirausaha berbasis digitalisasi.
Mereka diajari Demi mempromosikan produk jualan mereka di toko online dan website, praktek vacum dan sealer agar Dapat dijual secara frozen dan tahan lelet dan Berbagai Jenis materi lainya agar usahanya Dapat semakin berkembang.
Begitu juga yang diselenggarakan di Tulungagung dan Trenggalek. Tak hanya soal penguatan dan marketing produk. Tetapi pendampingan dan pelatihan yang diberikan juga Tiba pada tataran manajemen bisnis dan keuangan.
Gubernur Khofifah menegaskan, penguatan sektor UMKM termasuk di dalamnya kalangan disabilitas sangat Krusial dilakukan. Hal ini karena kontribusi Koperasi dan UMKM terhadap PDRB Jatim sangat besar Adalah mencapai 58,36%.
Total Ketika ini populasi UMKM di Jatim mencapai 9,78 juta dimana sebanyak 5,16 juta merupakan berasal dari UMKM sektor pertanian dan 4,62 juta lainnya merupakan UMKM Non Pertanian.
“Apabila sektor UMKM kita semakin berdaya, tentu pertumbuhan ekonomi kita juga akan semakin meningkat. Pelatihan ini pun akan Maju kita lakukan dan menjangkau lintas elemen,” kata Khofifah. (HAP)
Baca Juga:
Masifkan Layanan Digital, Kampung PLN Mobile Kembali Diresmikan di Tiga Kabupaten Jatim