Liputanindo.id – Konsultan Alergi Imunologi Anak Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K) menjelaskan perbedaan masalah pencernaan dari alergi susu dan intoleransi laktosa. Masalah ini disebut sebagai dua hal yang berbeda.
“Alergi susu dan intoleransi laktosa adalah dua kondisi yang sangat berbeda meski keduanya melibatkan masalah pencernaan setelah mengonsumsi produk susu,” kata Zakiudin, dikutip Antara, Jumat (8/11/2024).
Zakiudin menjelaskan, alergi susu adalah kondisi di mana tubuh anak Mempunyai reaksi imun terhadap protein yang terdapat dalam susu, seperti kasein atau whey. Alergi ini cenderung lebih serius dan membutuhkan penanganan medis segera, di mana Unsur genetik terutama riwayat alergi dalam keluarga Pandai meningkatkan risiko terjadinya alergi susu pada anak.
Apabila anak Mempunyai alergi susu, biasanya akan muncul gejala yang signifikan seperti ruam kulit, muntah, gatal-gatal, pembengkakan di Sekeliling mulut atau Persona, bahkan reaksi yang lebih berat.
Sementara itu, Zakiudin menjelaskan bahwa intoleransi laktosa merupakan masalah pencernaan. Berbeda dengan alergi susu, intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh Enggak Pandai mencerna laktosa, Merukapan gula alami yang terdapat dalam susu.
Kondisi ini terjadi karena kekurangan enzim laktase, yang Semestinya membantu memecah laktosa di usus halus. Adapun gejala yang muncul biasanya meliputi diare, kembung, dan perut nyeri setelah mengonsumsi susu atau produk susu.
Pada kasus intoleransi laktosa, tubuh Enggak merespons protein susu seperti pada alergi susu, melainkan hanya kesulitan dalam mencerna laktosa. Menurut dia, intoleransi laktosa Pandai terjadi pada usia berapa pun meskipun lebih Lumrah ditemukan pada orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar.
Demi mengatasi anak-anak yang mengalami intoleransi laktosa, mereka Pandai mengonsumsi produk susu dalam jumlah terbatas atau produk yang rendah laktosa tanpa menimbulkan gejala yang parah.
Orang Sepuh Pandai mencoba memberikan susu rendah laktosa atau mengatur jumlah konsumsi susu yang diberikan Demi mengurangi gejala.
“Kalau anak mengalami gejala setelah mengonsumsi susu, Krusial Demi berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan Penaksiran yang Pas dan menentukan langkah pengobatan yang sesuai,” pungkasnya.