Derita Rakyat Palestina Rayakan Idul Adha 2024 di Tengah Serangan Israel Selama 8 Bulan

Liputanindo.id – Idul Adha bagi rakyat Palestina di Yerusalem Timur kali ini terasa berbeda dari biasanya, karena Serangan Israel yang tak kunjung henti Lalu mendera Keluarga mereka di Jalur Gaza.

Serangan Israel yang sudah berlangsung lebih dari delapan bulan itu meredupkan semangat dan kegiatan ekonomi masyarakat Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam menyambut hari raya Islam Kepada memperingati pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim tersebut.

Karena suasana yang muram dan tekanan ekonomi yang tak Terdapat tanda berakhir, kegiatan di pasar-pasar Yerusalem Timur pun lesu.

Kelesuan tersebut terlihat salah satunya dalam perniagaan hewan kurban di Arang Dis, sebuah kota yang meskipun berbatasan langsung dengan Yerusalem Timur, terpisah karena adanya tembok pembatas Israel. Tembok pemisah tersebut mengungkung rakyat Palestina di sana.

Seperempat dari 450 ribu lebih Penduduk Palestina di Yerusalem Timur tak Dapat leluasa bergerak ke kawasan lain karena dibatasi oleh tembok pembatas yang dibangun Israel pada 2003 itu.

Kawasan pemukiman padat penduduk seperti Arang Dis merupakan satu dari sejumlah daerah yang terputus dengan Yerusalem. Penduduk Palestina yang tinggal di sana mau tak mau harus melewati pos pemeriksaan Israel setiap kali mereka hendak bekerja atau bersekolah.

Tembok pemisah itu juga merintangi Nyaris 3 juta Penduduk Palestina di Tepi Barat dari bepergian ke Yerusalem Timur.

Cek Artikel:  Jaringan Internet di Bangladesh Terputus, Imbas Unjuk Rasa dan Bentrokan?

Terisolasinya Yerusalem Timur dari kawasan Palestina di Tepi Barat pun semakin terasa dalam hari-hari raya seperti Idul Adha. Bagi jutaan rakyat Palestina pun, melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, meski tampak di pelupuk mata, hanya menjadi angan belaka.

Tembok yang memecah kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Palestina di Yerusalem Timur itu, menurut laporan PBB, menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 194 juta dolar AS (Rp3,18 triliun) bagi Palestina setiap tahunnya.

Dekat Tetapi jauh

Apabila tak Terdapat halangan, bepergian dari pusat kota Yerusalem Timur ke Arang Dis yang berjarak hanya beberapa kilometer sebenarnya cukup memerlukan waktu beberapa menit

Tetapi, Kepada mencapai Arang Dis Demi ini, Penduduk Palestina harus mengambil jalan memutar dan melintasi pos pemeriksaan Israel maupun pemukiman Israel yang didirikan secara ilegal di Tepi Barat. Hal ini Membikin perjalanan memakan waktu hingga satu jam.

Ghazi Jawhar, kepala Asosiasi Hewan Ternak Arang Dis, mengatakan, dua daerah yang bersisian tersebut kini Akurat-Akurat terpisah akibat tembok pembatas Israel.

Menurut dia, hewan ternak adalah salah satu sumber pemasukan Arang Dis dan merupakan sumber pemasukan Primer bagi masyarakat setempat. Tetapi, Serangan Israel Membikin tantangan yang dihadapi masyarakat di Tepi Barat semakin berat.

Cek Artikel:  Berulang Kali Undang Presiden Palestina tapi Diabaikan, Erdogan: Abbas Harus Minta Ampun

“Sudah harga gabah naik karena perang Ukraina, situasi terkini (perang di Gaza) pun semakin berdampak Jelek bagi hewan ternak kecil,” kata dia, Senin (17/6/2024).

Ia mengatakan, rasa duka amat terasa di hati seluruh rakyat Palestina akibat Serangan Israel di Jalur Gaza. Mereka pun tak Dapat berbahagia merayakan Idul Adha.

“Kami Sepatutnya merasakan suasana Idul Adha Demi ini, tetapi hal tersebut Jernih tak terjadi karena perang,” kata Jawhar.

Karena Serangan militer Israel di Gaza, ucap dia, lebih dari 300.000 Penduduk Palestina yang bekerja di Israel sudah lebih dari delapan bulan ini tak Dapat melanjutkan kerjanya.

Pejabat Otoritas Palestina (PA) pun tak luput terdampak. Ia mengatakan, karena tindakan Israel, mereka tak menerima gajinya secara penuh.

Akibat ekonomi Serangan Israel ke Jalur Gaza juga Membikin pedagang hewan ternak kesulitan mengatur harga. Kondisi permintaan dan penawaran Demi ini Bukan memberi ruang bagi pedagang Kepada menurunkan harga, kata Jawhar.

“Pakan ternak mahal, tapi permintaan sangat rendah. Kami sebenarnya mau membantu rakyat terkait (meringankan) harga. Tetapi, peperangan yang terjadi dan merosotnya pemasukan di Tepi Barat berdampak Jelek atas kondisi Demi ini” ucap dia.

Cek Artikel:  Enam Sandera Israel yang Tewas dan Munculkan Demonstrasi Besar

Hari raya tak terasa

Sementara itu, Mohammad Abo Helal, seorang peternak di Arang Dis, mengatakan bahwa ia kesulitan mempertahankan peternakannya di tengah kesulitan yang dihadapi, apalagi dengan terbatasnya akses karena tembok pembatas Israel.

“Kami pun Akurat-Akurat terdampak perang. Demi ini, masyarakat tengah sedih dan suasana hari raya pun tiada,” kata dia, menceritakan Akibat perang terhadap kehidupan masyarakat.

Ia mengatakan bahwa permintaan hewan ternak Kepada Idul Adha kali ini menurun karena harganya yang Lalu naik. “Tampaknya, tren permintaan yang rendah seperti ini akan berlanjut,” ucapnya.

Abo Helal juga menyoroti pendudukan Israel di Tepi Barat dan Serangan Israel di Jalur Gaza amat berdampak bagi dirinya.

“Peternakan kami kecil. Kami pun tak Dapat memperluas peternakan ini karena pendudukan Israel,” kata dia.

“Kami sama sekali Bukan merasakan kebahagiaan ataupun suasana hari raya. Rasanya hanya Terdapat perang dan pendudukan di mana-mana,” ucap Abo Helal.

Selain itu, peternak lain bernama Suleiman Mosa mengeluhkan penurunan jumlah hewan ternak yang dipeliharanya akibat tekanan ekonomi dari pendudukan Israel.

“Orang Sepuh saya dahulu Dapat memelihara hingga ratusan ternak,” ucap dia.

Tapi sekarang, kata Abo Helal, dirinya dan saudaranya hanya Dapat memelihara beberapa ekor saja.

Mungkin Anda Menyukai