Liputanindo.id JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengakui tunggakan pinjaman online (pinjol) menjadi salah satu penyebab mengapa nasabah sulit mengakses kredit perbankan, seperti kredit pemilikan rumah (KPR).
Karenanya Direktur Consumer Banking BCA Haryanto T. Budiman mengimbau agar masyarakat, khususnya anak muda Kepada waspada ketika bertransaksi menggunakan pinjaman online (pinjol).
Baca Juga:
Dorong Peningkatan Kredit Konsumer, Bank DKI Gandeng KOPKARTRANS
“Kalau misalnya kurang Berkualitas, misalnya punya pinjol bukan dari satu tempat, tapi tiga hingga empat tempat semuanya Stagnan, berisiko enggak menurut Anda kalau kita berikan pinjaman? Itu kan berarti berisiko,” ujarnya di Jakarta, Senin (9/10/2023)
Bahkan, ketika catatan kredit atas pinjaman nasabah di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) Mempunyai masalah, dirinya pun mengibaratkan hal ini sebagai suatu peringatan alias ‘red flag’ bagi perbankan. “Karena, sebagai bank yang harus diterapkan prinsip kehati-hatian,” katanya.
Lebih lanjut, Haryanto pun memberikan saran kepada generasi milenial Kepada berhati-hati agar Bukan tergoda Kepada meminjam Dana dari layanan pinjaman online, terutama Kalau pinjaman tersebut akan digunakan Kepada kebutuhan konsumtif, supaya Pengaruh negatif pada keuangan individu Bisa dihindarkan.
Tercatat, pada acara BCA Expo 2023, pihaknya menemukan bahwa sebanyak 30 persen dari pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) Bukan disetujui.
Berdasarkan riset 99 Group, perusahaan teknologi di real estate melaporkan pada semester pertama 2023, sebanyak 66,7 persen gen Z dan 63,1 persen milenial memang cenderung Mempunyai niat membeli properti Kepada tempat tinggal.
Adapun, Head of Research 99 Group Indonesia Marisa Jaya mengatakan Kepada jenis perumahan, rumah tapak Lagi menjadi tipe properti yang paling dicari oleh gen Z (64,4 persen) dan milenial (64,6 persen).
“Kepada Surat keterangan luas bangunan sendiri Kepada milenial dan gen z itu sama-sama suka di luas 60-100 meter per segi. Tentunya ini berhubungan juga dengan harga yang Bisa mereka beli,” katanya dalam sesi paparan Seminar Nasional KLM BI di Jakarta.
Sementara itu, Kalau dilihat dari segi metode pembayaran, dia menyebut persentase KPA/KPR gen Z cenderung lebih tinggi dibandingkan milenial, di mana, gen Z sebesar 96,2 persen dan milenial sebesar 89,3 persen.
“Sedangkan 7,7 persen milenial lebih memilih cicilan dan 3 persen memilih cash. Kalau gen Z cicilan hanya 2,5 persen dan Dana Kontan 1,3 persen,” kata Marisa. (HAP)
Baca Juga:
Satgas Niscaya Blokir 585 Pinjol Ilegal, OJK Buka Pelaporan Telepon 157