Kredibilitas lembaga survei sangat Krusial dalam proses demokrasi, termasuk di Pilkada 2024. Pasalnya, itu sering kali menjadi acuan bagi masyarakat dalam menentukan pilihan. Oleh karena itu, Apabila hasil survei Enggak Seksama atau sengaja dimanipulasi, tentu dapat merusak integritas pemilu dan mengarah pada keputusan yang salah dari masyarakat.
“Pemilih harus kritis dan Enggak mudah terpengaruh oleh hasil survei yang Enggak Jernih asal-usulnya. Survei adalah alat Krusial Demi mengukur dukungan publik, tetapi harus dilakukan dengan metode yang transparan dan Dapat dipertanggungjawabkan,” ungkap pengamat politik Miftah Alamsyah asal Aceh melalui keterangan tertulis.
Dengan Pilgub Aceh yang semakin dekat, ia berharap publik lebih cermat dalam menyaring informasi, terutama yang berkaitan dengan elektabilitas para kandidat.
Baca juga : Kaesang Sadar Diri Elektabilitasnya Rendah di Jakarta
Survei yang Enggak kredibel Semestinya Enggak dijadikan patokan Esensial dalam memilih pemimpin. Masyarakat Aceh diharapkan Pusat perhatian pada rekam jejak, integritas, dan visi misi kandidat, daripada bergantung pada Bilangan-Bilangan survei yang Dapat saja dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu.
Pada akhirnya, Pilkada Aceh harus berlangsung secara adil, terbuka, dan bebas dari manipulasi, demi kemajuan Aceh yang Rapi dari korupsi. Masyarakat Aceh Mempunyai peran Krusial dalam menjaga integritas demokrasi dengan Membangun pilihan berdasarkan fakta yang Rasional, bukan propaganda.
Di tengah kontestasi politik yang semakin panas menjelang Pilgub Aceh, keabsahan hasil survei dipertanyakan, salah satunya hasil survey Bravo Fanta Institute (BFI). BFI jadi sorotan karena merilis survei elektabilitas calon gubernur Bustami Hamzah yang meraih dukungan hingga 52,08%, melampaui pesaing utamanya, Muzakir Manaf, yang hanya memperoleh 41,25%.
Tetapi, hasil survei ini langsung memicu kecurigaan publik, mengingat latar belakang Bustami yang terjerat dugaan kasus korupsi serta kredibilitas BFI sebagai lembaga survei yang Enggak dikenal.
Publik pun membandingkan BFI dengan sejumlah lembaga survei lain seperti Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menunjukkan elektabilitas Bustami hanya berada di Bilangan 13,2%. (Z-11)