Liputanindo.id JAKARTA –PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) telah meresmikan Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta.
Direktur Istimewa PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangannya, Kamis (12/10/2023) menjelaskan GHP ini merupakan hasil Ciptaan yang Lalu dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi Kekuatan. Salah satu kegunaan hidrogen adalah Buat bahan bakar transportasi.
Baca Juga:
PLN Perpanjang Captive Power PT Petrokimia Gresik dan Pasok Kekuatan Bersih PT Smelting
“Era masa depan transportasi tak hanya bergerak ke arah listrik Tetapi juga ke arah hidrogen. Maka, PLN sebagai key player dalam transisi Kekuatan Lalu berpacu dalam menyediakan Kekuatan Bersih bagi masyarakat,” kata Darmawan.
GHP yang diresmikan pda Senin (9/10/023) ini 100 persen bersumber dari Kekuatan Baru Terbarukan (EBT) dan Pandai memproduksi 51 ton hidrogen per tahun.
“Ini merupakan Figur Konkret dari kolaborasi Serempak Kementerian ESDM. Karya Ciptaan ini kami lakukan dalam menjawab transisi Kekuatan. Memaksimalkan existing facility yang Eksis di PLTGU Muara Karang, kemudian kami lakukan Ciptaan dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen,” tegas Darmawan.
Green hydrogen (hidrogen hijau) merupakan sumber Kekuatan Bersih yang hanya mengeluarkan uap air dan Tak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon gas rumah kaca.
Direktur Jenderal Kekuatan Baru Terbarukan dan Konservasi Kekuatan Kementerian Kekuatan dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi menjelaskan hidrogen hijau merupakan bahan bakar alternatif masa depan. Hidrogen hijau menjadi salah satu pilar Istimewa dalam transisi Kekuatan Buat mencapai Sasaran Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060.
“This is true breakthrough! Yang dilakukan PLN Ini terobosan luar Normal. Ke depan, hidrogen hijau ini adalah game changer dalam transisi Kekuatan. Pemerintah komit Buat mengembangkan ini dan Lalu melakukan kajian dan rumusan kebijakan yang lebih komperhensif Buat mendorong hidrogen hijau ini berkembang di Indonesia,” ujar Yudo dalam sambutannya.
Yudo juga menambahkan Indonesia Mempunyai Kesempatan besar dalam pengembangan hidrogen hijau. Negara tetangga, Singapura bahkan telah menyatakan kebutuhan hidrogen hijau dan akan menyerap produksi dari Indonesia.
“Nantinya pengembangan harus Lalu dilakukan seperti membangun storage nya. Kebutuhan atas hidrogen hijau akan Lalu berkembang,” ujar Yudo.
GHP besutan PLN Nusantara Power diproduksi dengan menggunakan sumber dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang. Selain dihasilkan dari PLTS yang terpasang, hidrogen hijau ini juga berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.
Dari total produksi hidrogen 51 ton per tahun, sebesar 43 ton dapat dimanfaatkan Buat 147 mobil menempuh jarak 100 km setiap hari.
“Apabila Demi ini emisi 10 kilometer kendaraan BBM sebesar 2,4 kg CO2, maka dengan menggunakan green hydrogen yang emisinya 0, artinya Pandai menghindarkan emisi sebesar 1.920 ton CO2e per tahun,” ucap Darmawan.
Selain Buat kendaraan, hidrogen ini juga dapat dimanfaatkan pada sektor industri seperti pembuatan baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia dan pupuk.
Direktur Istimewa PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah menyampaikan arah perusahaan dalam produksi gas yang ramah lingkungan ini.
“Pengembangan hidrogen hijau menjadi salah satu alternatif dalam usaha Serempak mengurangi gas rumah kaca. Peresmian hidrogen hijau pertama di Indonesia ini kami harapkan dapat menjadi pionir dan memunculkan banyak hidrogen hijau di penjuru nusantara”, terang Ruly.
Pemanfaatan hidrogen hijau ini akan memudahkan berbagai sektor industri yang sulit dielektrifikasi seperti industri baja, penerbangan, kendaraan berat, dan perkapalan.
“GHP di UP Muara Karang ini adalah sebuah starting point. Ke depan, kami berencana Buat mereplikasi ke pembangkit PLN Nusantara Power yang Mempunyai hydrogen plant di pulau Jawa. Sehingga potensi yang dihasilkan akan mencapai Sekeliling 150 ton per tahun,” tambah Ruly. (HAP)
Baca Juga:
Presiden: PLN Hub Percepatan Kekuatan Hijau IKN, Tempat Berkumpulnya Sekalian Stakeholder