Liputanindo.id GAZA – Tindakan Laskar pendudukan Israel Demi membagi Gaza menjadi dua bagian, adalah hal yang Bukan dapat diterima. Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Rabu (8/11/2023. Abbas menegaskan, pernyataan militer Israel baru-baru ini bahwa Laskar Israel telah membagi Gaza menjadi dua Bukan dapat diterima.
Abbas pun menekankan bahwa Bukan Terdapat solusi politik atau keamanan terpisah Demi Gaza, yang merupakan bagian Bukan terpisahkan dari negara Palestina. Dilansir dari Antara, Dia menekankan perlunya menerapkan solusi yang Absah secara politik berdasarkan standar Dunia Demi kebebasan, kemerdekaan, dan kedaulatan rakyat Palestina.
Sementara ketika dihubungi oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Abbas menekankan perlunya segera menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina.
Dia menegaskan bahwa mereka adalah perwakilan Absah rakyat Palestina dan hak Demi Membikin keputusan nasional berada di tangan Organisasi Pembebasan Palestina.
Puluhan Ribu Anggota Sipil Gaza Terpaksa Mengungsi ke Selatan
Sementara itu, dilaporkan sebelumnya, dengan meningkatnya intensitas serangan di Jalur Gaza Utara dan ultimatum pengosongan dari Israel memaksa puluhan ribu Anggota Palestina mengungsi dari Daerah Gaza utara ke Selatan.
Puluhan ribu Anggota sipil Palestina yang terdiri dari anak-anak, Perempuan, dan orang lanjut usia itu berjalan kaki Sembari mengibarkan bendera putih, pada Rabu (8/11/2023) waktu setempat.
Dilansir dari laporan Al Jazeera, PBB mengatakan Sekeliling 15 ribu Anggota Palestina meninggalkan Gaza utara sehari sebelumnya. Rombongan Anggota sipil tersebut melintasi jalan-jalan Primer. Jumlah Anggota yang berpindah tersebut tiga kali lipat dari perkiraan pada hari Senin.
Diketahui, militer Israel hanya memberikan waktu empat jam kepada Anggota Demi meninggalkan Gaza di tengah perang dengan Hamas. Dalam laporan Al Jazeera, Anggota sipil yang berpindah dari Utara ke Selatan Demi evakuasi mengaku putus asa. Para pengungsi tersebut bahkan hanya membawa barang yang Bisa mereka bawa saja.
Dilaporkan, Israel lewat Laskar daratnya telah mengurung Kota Gaza dan terlibat dalam pertempuran dengan para pejuang dari Golongan Palestina. Anggota Palestina mengatakan Bukan Terdapat satupun Daerah yang Kondusif dari pemboman Israel. Lebih dari 70 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.
Perjalanan Anggota Gaza Ketika mengungsi pun tak luput dari rintangan. Mereka mengaku harus melintasi beberapa pos pemeriksaan Israel Demi mencapai Daerah selatan dan menyaksikan penangkapan oleh Laskar Israel.
“Mayoritas orang telah meninggalkan tanah mereka karena pengepungan (Israel) telah menjadi hal yang mutlak di Gaza. Kami Bukan punya air, listrik, dan tepung,” ujar salah satu Anggota, Ameer Ghalban, Sembari mendorong seorang lansia yang menggunakan kursi roda di jalan Primer Gaza, kepada The Associated Press.
Sementara itu, dalam laporan AFP Israel mengklaim, 50 ribu Anggota telah meninggalkan Daerah Gaza utara di tengah perang.
“Hari ini kita Memperhatikan bagaimana 50 ribu Anggota Gaza berpindah dari Gaza utara ke Gaza selatan,” kata juru bicara militer Daniel Hagari.
“Mereka pergi karena mereka memahami bahwa Hamas kehilangan kendali di utara, dan di selatan lebih Kondusif,” sambungnya.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat lebih dari 10.569 orang tewas dalam pemboman tanpa henti Israel, termasuk 4,324 anak-anak selama satu bulan terakhir. (IRN)