China Berlakukan Bebas Visa Kepada Australia

Liputanindo.id – Perdana Menteri China mengatakan akan memasukkan Australia dalam program bebas visa negaranya setelah Berjumpa dengan Perdana Menteri Anthony Albanese di Canberra.

“Kami sepakat Kepada saling memberikan akses timbal balik terhadap visa masuk ganda selama lima tahun Kepada pariwisata, bisnis, dan kunjungan Personil keluarga guna memfasilitasi pertukaran pribadi dengan lebih Bagus,” kata Li Qiang, dikutip Antara, Selasa (18/6/2024).

“China juga akan memasukkan Australia dalam program pembebasan visanya,” sambung Li.

Lampau, kata Li, dalam pertemuan itu kedua negara sepakat Kepada menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan sekitarnya.

“Kami berdua menekankan pentingnya menjaga komunikasi dan koordinasi Kepada Berbarengan-sama menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan dan sekitarnya, Kepada menjaga perdamaian dan pembangunan kawasan yang paling sesuai dengan kepentingan Berbarengan Seluruh negara,” ujarnya.

Cek Artikel:  Jangan Hanya Mengkritik, Eropa Harus Berani Tekan Israel

“Kami juga saling bertukar pandangan secara jujur mengenai beberapa perbedaan dan ketidaksepakatan dan sepakat Kepada mengaturnya dengan Bagus,” tambahnya.

Li meminta Canberra Kepada mendukung masuknya Hong Kong menjadi Kawan Ekonomi Komprehensif Regional, sebuah kesepakatan perdagangan di antara negara-negara Asia Pasifik.

Sementara itu, Albanese mengatakan kedua pihak telah menandatangani kesepakatan Kepada ‘bekerja sama lebih jauh mengenai aksi iklim, pendidikan, kebudayaan, dan Kepada meningkatkan perjanjian perdagangan bebas.’

Dalam pernyataannya, Albanese menyebutkan bahwa kedua pihak telah melakukan dialog ‘yang membangun’ dan sepakat Kepada mengembangkan Interaksi perdagangan dan investasi selain menangani perubahan iklim.

Mengakui China sebagai kekuatan regional dan Mendunia, Albanese mengatakan Beijing Mempunyai peran “dalam menjaga kawasan kita tetap terbuka, Kukuh, dan sejahtera.”

Cek Artikel:  Pelaku Penembakan Donald Trump Dikenal Pendiam, Bekerja di Panti Jompo dan Member Partai Republik

“Sebagai negara dengan sejarah, sistem politik, dan nilai-nilai yang berbeda, kami akan bekerja sama dengan China,” tambahnya.

Dia mengatakan kedua pihak juga membahas “meningkatkan komunikasi militer-ke-militer Kepada menghindari insiden.”

“Kami akan berdiskusi tentang bagaimana hal itu dapat diterapkan dalam praktiknya,” tambahnya.

Perdana Menteri Australia mengatakan dia juga mengangkat masalah Akibat invasi Rusia ke Ukraina kepada Li.

“Mengenai sifat Obrolan, pada beberapa isu Terdapat kesepakatan langsung, pada beberapa isu lain Kagak Terdapat. Kita punya perbedaan pendapat, tapi Krusial bagi kita Kepada Dapat mengungkapkannya, agar kita Dapat bersikap konstruktif dalam hal ini,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai