ORGANISASI Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bandung mendukung program pemerintah Demi mengurangi Nomor stunting atau tengkes.
Salah satu upayanya dilakukan dengan menggelar seminar dan dialog interaktif, di Aula Dinas Sosial Kota Bandung, Kamis (7/11). Kegiatan bertajuk “Percepatan Penurunan Stunting Melalui Pola Hidup Sehat dan Asupan Gizi Seimbang Menuju Indonesia Maju” itu dihadiri tenaga sosial, LSM kesehatan serta tokoh masyarakat.
Acara ini bertujuan mendukung program percepatan penurunan prevalensi stunting di Jawa Barat, sebagai bagian dari visi Indonesia mencapai generasi emas 2045.
Seminar menghadirkan dua narasumber Istimewa, yakni dr Sony Adam, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Dr Sri Sudartini, Ketua DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jawa Barat. Mereka memberikan wawasan tentang pola hidup sehat dan pentingnya asupan gizi Demi mencegah stunting.
Dalam seminar itu, Sony Adam menekankan bahwa pola hidup sehat menjadi Unsur Istimewa dalam pencegahan stunting.
Sementara Sri Sudartini menjelaskan pentingnya gizi optimal dalam pertumbuhan anak. Selain itu, soal Dampak Enggak baik stunting yang Enggak hanya memengaruhi tinggi badan tetapi juga perkembangan otak dan organ vital lainnya.
“Intervensi gizi, sanitasi, serta edukasi kesehatan bagi keluarga diperlukan Demi mendukung pertumbuhan optimal anak-anak kita,” ujarnya.
Inspirasi komunitas
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Soni Bakhtiyar memberikan apresiasi terhadap inisiatif TKSK dan PSM dalam menyelenggarakan acara ini. Ia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi komunitas di berbagai daerah Demi berperan aktif dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung.
Pada akhir acara, para peserta menandatangani deklarasi sebagai bentuk komitmen Konkret Demi mendukung upaya penurunan stunting.
Menurut data 2023, prevalensi stunting di Jawa Barat maish mencapai 20,2%, meskipun mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Di Kota Bandung, Nomor stunting Sekeliling 16,3%.
Kasus stunting terutama ditemukan di Distrik terpencil dengan akses terbatas pada layanan kesehatan. Nomor ini Lagi jauh dari Sasaran nasional sebesar 14% pada 2024.
Ketua PSM Kota Bandung, Lurus Raharjo, menekankan bahwa deklarasi hari ini harus diikuti dengan tindakan Konkret, terutama Demi program yang menyentuh masyarakat. “Semoga inisiatif yang kami deklarasikan Serempak dapat mendorong perubahan Konkret dalam upaya menurunkan Nomor stunting,” tegasnya.
Sementara itu Ceceng Lukmanulhakim, Ketua TKSK Kota Bandung, juga berharap sinergi seluruh pihak dapat tercipta Demi mewujudkan generasi muda yang sehat menuju generasi emas 2045 tanpa stunting.