SELAMA pandemi virus corona, Indonesia Lagi harus dihadapi dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang cukup tinggi. Sama seperti halnya covid-19 penyakit ini juga cenderung menular hanya karena beberapa hal, salah satunya adalah lingkungan.
Oleh karena itu, perlu adanya pencegahan dan penanganan Demi seorang yang mengidap penyakit TB.
Apa itu Penyakit TB?
Di Indonesia TB bukanlah penyakit yang baru. TB adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh seperti paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.
Penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTb) ini sudah Terdapat sejak lebih dari 150 juta tahun yang Lampau. Diperkirakan Sekeliling 3 juta tahun Lampau, bakteri MTb mulai menginfeksi hominid (nenek moyang) awal di Afrika Timur.
Biasanya Ketika menginfeksi, bakteri tersebut akan langsung menimbulkan gangguan pada sistem pernafasan. Seperti menyebabkan batuk kronis, nafas sesak, hingga kondisi lain seperti demam dan penurunan berat badan.
Data kasus TB di Indonesia
Seperti dilansir dari kanal YouTube Kepmenkes RI bahwa berdasarkan Tuberkulosis (TB) Report 2023, Taksiran kasus TB meningkat menjadi 1.060.000 kasus baru per tahun.
Mengacu pada Laporan TBC Mendunia yang diterbitkan WHO tahun 2023, Indonesia menempati posisi kedua setelah India dengan kasus sebanyak 1.060.000 dan Mortalitas sebanyak 134.000. Terdapat Sekeliling 15 orang yang meninggal akibat TB setiap jamnya di Indonesia.
Selain itu, kasus meningkatnya penyakit TB disebabkan karena Elemen lingkungan fisik seperti kurangnya pencahayaan.
Melansir dari sobattb.id, bakteri TB dapat bertahan di suhu 4°C Tiba 70°C dalam jangka waktu Lamban. Kondisi itu yang akan Membangun bakteri bertahan Kalau pencahayaan rumah sangat sedikit. Sebaliknya paparan sinar ultraviolet secara langsung dapat Membangun sebagian bakteri Tewas dalam waktu beberapa menit saja.
Orang yang tinggal di rumah yang minim Terang dan cenderung gelap, ditambah sirkulasi udara yang kurang bagus Membangun bakteri Segera berkembang biak. Pencahayaan dalam ruangan yang cukup akan mempengaruhi kesehatan individu yang tinggal di dalamnya.
Menurut Kitab Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat karya Alamsyah dan muliawati (2013) kualitas suhu udara yang Bagus berkisar antara 18°C-30°C. Sedangkan kelembaban udara dalam suatu ruangan idealnya mencapai 40%-70%.
Sinar Mentari mempunyai daya minimal 60 Lux. Daya itu Dapat membunuh bakteri tuberkulosis. Di samping itu, penggunaan Jendela yang Bagus pada setiap ruangan dapat berfungsi membebaskan udara dari bakteri, terutama patogen.
Dengan menghadirkan lingkungan Kudus, menerapkan pola hidup sehat, serta pencahayaan dan kelembaban yang Bagus kita dapat mencegah adanya penularan bakteri TB dan meminimalisir peningkatan kasus TB. (Kemenkes/sobat id/”Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat” karya Alamsyah dan Mutiawati, (2013)/Z-3)