KHUTBAH Hari Raya Idul Fitri di Masjid Nursiah Daud Paloh, Kompleks Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu, 1 Syawwal 1445 H/10 April 2024.
Khutbah pertama
اللهُ أَكْبَرُ x۹ اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ
بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
اَلْحَمْدُ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَنْ تَحِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا
Baca juga : Khutbah Salat Idul Fitri: Sembilan Pelajaran dari Madrasah Ramadan
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن
اللهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّين اَمَّا بَعْدُ اتَّقُوا اللهَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَمَّا بَعْدُ اتَّقُوا اللهَ
تَعَالَى فَقَدْ فَازَ المَتَّقُون
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيم اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
,
الرَّحِيمِ : يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُفْتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
Baca juga : Pengamat: Revisi UU MD3 Sulit Bergulir
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيم اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
,
الرَّحِيْمِ : يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُفْتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Hari ini, kita berkumpul di sini untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, bertepatan dengan 10 April 2024, setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan. Insya Allah, kita semua dapat merayakan hari yang suci ini dengan kegembiraan dan sukacita, serta dengan memperoleh rahmat dan berkah dari Allah SWT. Puja dan puji bagi Allah, Tuhan pencipta alam semesta beserta seisinya, atas nikmat kesehatan selama melaksanakan puasa Ramadan sehingga kita sampai akhir masa pendadaran itu dengan penuh dengan suka cita.
Selawat dan salam semoga terus terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, cahaya segala cahaya, pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Nabi Muhammad adalah kekasih Allah SWT, Nabi yang mulia, yang persistent dengan jalan dakwahnya, terus komitmen dan istikamah dalam mencintai umat manusia seluruhnya, pembawa berita gembira dari Yang Maha Pengampun dan Maha Kasih Sayang. Demikian pula semoga rahmat terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabatnya.
Baca juga : Prof Najib Jadi Khatib Salat Idul Fitri 1445 H di Masjid Nursiah Daud Paloh
Jemaah Salat Idul Fitri rahimakumullah,
Tema khutbah kita hari ini adalah tentang Istikamah Menjaga Safiri-nilai Ramadan. Setelah kita berpuasa selama satu bulan penuh, kita sekarang telah kembali ke kehidupan sehari-hari yang normal. Tetapi, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai yang telah kita pelajari selama bulan suci Ramadan. Kita harus menginternalisasikan nilai-nilai tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai seorang Muslim.
Kata istikamah / استقامة, berasal dari kata dasar قام, ini dalam Bahasa Inggris sepadan dengan kata steadfastness (keteguhan hati, konsistensi, firmness, straightness). Ia memiliki akar yang sama dengan kata مستقيم yang kita ucapkan dalam doa setiap hari, yaitu ihdinash shiraathal mustaqiim (al-Fatihah 6) yang berarti bimbinglah kami ke jalan yang lurus, jalur yang benar, dan melakukan dengan benar.
Baca juga : PDIP Respons Rencana Prabowo Subianto Bentuk Koalisi Jumbo
Lantas, apa nilai-nilai Ramadan yang perlu kita jaga secara istikamah setelah bulan suci itu berakhir? Ketika panitia salat ‘Id di masjid ini meminta saya berkhutbah dengan tema Istikamah Menjaga Safiri-nilai Ramadan, yang terbayang di benak saya adalah bahwa kadang kita merasa Ramadan berlalu begitu saja tanpa bekas. Tiba-tiba sudah sampai lagi di Ramadan berikutnya.
Kehidupan selama bulan Ramadan memang berubah. Jam kerja berubah dan waktu-waktu kemacetan di jalan pun ikut berubah. Jam 3 sore yang biasanya belum macet, di bulan Ramadan ini sudah menjadi jam macet untuk pulang kantor. Waktu makan berubah, pun dengan porsi dan menunya. Kalau di bulan lain tidak ada kurma, di bulan ini hampir kita dapati kurma setiap hari. Jadwal tidur dan bangun kita berubah, karena untuk sahur atau terbangun karena suara dari masjid jam 2 dan 3 pagi.
Hiruk-pikuk pasar dan pertokoan berubah. Mal dan pusat perbelanjaan tak seperti bulan lain, lebih ramai, terutama pada saat berbuka. Jadwal olahraga berubah. Biasanya ramai pagi hari di tempat-tempat jogging, menjadi lebih sedikit. Jumlah donasi atau sedekah yang kita berikan berubah. Gaji yang kita terima juga berubah karena ada THR, dan produktivitas bisa jadi juga berubah.
Nah, nilai apa yang kita ambil dan teruskan seusai Ramadan? Paling tidak, jika kita memang melakukannya di bulan Ramadan, ada dua hal: Istikamah dalam self-disciplined dan terus bersikap accountable. Eksis dua prinsip yang bisa kita teruskan dari bulan Ramadan dan kita jaga dengan istikamah, yaitu: pertama, self-disciplined (mendisiplinkan diri sendiri), dan, kedua adalah accountable.
Disiplin diri adalah elemen penentu agar kita menjadi yang terbaik. Disiplin menentukan nasib. Dalam bisnis, disiplin adalah dasar peralihan dari hasil baik menjadi hasil hebat. Dalam organisasi yang disiplin dan respectful, akan tumbuh trust (saling percaya) dan cooperation (kerja sama). Disiplin adalah prinsip utama kepemimpinan; ketika kita sebagai pemimpin bisa berdisiplin, semua prinsip lain akan berlaku pada kita semua (Barry Walsh 2016).
Kepribadian akuntabilitas itu lebih dari sekadar tanggung jawab karena sifat ini melibatkan tindakan dan konsekuensi. Bertanggung jawab atas kesalahan yang kita lakukan sendiri menunjukkan karakter kepemimpinan. Kepribadian sejati dari diri kita bisa dilihat pada saat tak ada orang lain yang melihat atau memperhatikan aktivitas kita. Dalam akuntabilitas, kita harus menjaga diri kita tetap dalam standar tinggi yang sama selama 24/7 (24 jam / 7 hari) (Barry Walsh 2016).
Ini di antaranya yang kita pelajari pada saat melaksanakan puasa di bulan Ramadan dan perlu kita jaga terus seusai Ramadan. Yakni, self-disciplined dan accountable. Di bulan Ramadan, kita yang mengatur sendiri kapan bangun dan sahur. Meski ada suara imsak, azan Subuh dan azan Maghrib, pada dasarnya kita sendiri yang men-set waktu atau timing kapan start/mulai puasa dan kapan finish/berhentinya. Tak ada yang mengecek apakah kita diam-diam makan atau minum di siang hari di bulan puasa. Mungkin tidak ada orang yang menegur apakah kita masih makan ketika waktu sahur sudah selesai. Kita sendiri yang mengetahui apakah kita sudah memulai berbuka sebelum azan Maghrib atau menunggu azan Maghrib berkumandang.
Self-disciplined dan accountable ini yang harus kita jaga terus setelah Ramadan. Dan ini makna dari istikamah, the quality of staying the same for a long time and not changing quickly and unexpectedly. Maju akuntabel dan disiplin dalam waktu yang lama meski tak ada yang mengawasi. Istikamah juga berarti unwafering from his/her deliberate purpose and his loyalty to faith and piety by even the greatest trials and sufferings (tidak goyah dari target atau tujuan yang direncanakan dan kesetiaannya pada iman dan ketakwaan bahkan dalam ujian dan penderitaan yang paling pedih sekalipun).
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaha illallah huwallahu akbar walillahilhamd!
Jemaah Salat Idul Fitri rahimakumullah,
Dalam Surat Fussilat ayat 30, Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Seperti tersebut dalam ayat di atas dan ayat-ayat lain, istikamah sering dikaitkan dengan keimanan, keteguhan kita menjaga keimanan. Dan itu memang pesan utama dari semangat istikamah. Selain sebagai bukti keimanan, istikamah untuk self-disciplined dan accountable adalah tanda-tanda apakah kita mendapatkan manfaat dari berpuasa di bulan Ramdan atau tidak. Dalam Surat Asy-Syura ayat 15 Allah ta’ala juga berfirman:
فَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ
Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah, “Diriku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita).”
Ma’asyiral Muslimin wal muslimat jemaah Idul Fitri rahimakumullah,
Selain terkait nilai-nilai Ramadan, khatib ingin membawa pesan dan semangat istiqamah kepada konteks lain, yaitu amaliyah kita dalam bekerja. Istikamah adakah konsep yang terkait konsistensi dan keteguhan. Ini terkait dengan semangat untuk selalu fokus, komitmen, dedikasi, dan loyalitas. Khatib ingin bercerita bagaimana istikamah ini diterapkan oleh seorang kawan. Namanya Professor Oman Fathurrahman yang pada 2023 mendapatkan penghargaan Habibie Prize dari Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN).
Prof Fathurrahman adalah ahli filologi ternama di Indonesia. Tapi jika kita menengok riwayat hidupnya, kita akan menangis. Dia adalah orang yang sangat miskin. Selepas menamatkan Madrasah Aliyah di Cipasung, ia pergi ke Jakarta karena ingin kuliah. Tapi karena tidak punya uang, ia menjadi pedagang asongan di kereta dari 1987 hingga 1990, tiga tahun. Jualan di kereta api antara Kebayoran Panjang dan Tanah Abang. Mengertin 1990 ia memaksakan untuk mendaftar kuliah di IAIN (UIN) Ciputat sebab kalau tidak, ijazah SMA-nya akan hangus. Ia mengambil Sastra Arab.
Ceritanya saya percepat. Dari pedagang asongan, ia lantas memiliki jabatan-jabatan yang bagus: pernah menjadi Dekan Fakultas Eksisb dan Humaniora UIN Jakarta, Staf Ahli Tiga Menteri Keyakinan (Lukman Hakim Saifuddin, Fachrul Razi, Yaqut Cholil Qoumas), pernah menjadi Plt Dirjen Haji dan Umrah, dan terutama menjadi profesor filologi. Ia sebetulnya tak memiliki Bahasa Inggris yang sangat bagus, tapi ia memiliki banyak karya yang terbit di jurnal internasional bereputasi serta buku atau bagian buku yang diterbitkan penerbit internasional ternama. Ini terutama karena mutu karyanya. Ia pernah menjadi fellow di Inggris, Jepang, Jerman, dll. Dan terakhir, tahun lalu, memenangkan Habibi Prize yang bergengsi itu.
Kajian yang ditekuni secara serius adalah filologi. Kajian yang sebetulnya tak banyak peminat dan di luar spotlight isu-isu hot nasional. Tetapi ia tekun di situ. Ia adalah prototipe ilmuwan yang istikamah, yaitu fokus, berkomitmen, dan berdedikasi. Dapat dikatakan, darah, keringat, dan nafasnya adalah filologi atau naskah-naskah kuno. Mimpi-mimpinya pun terkait bidang ini. Ia seperti mengalami ekstase ketika berhadapan dengan naskah kuno.
Istikamah, dedikasi, loyalitas, dan komitmen itu yang membuat Prof Fathurrahman menjadi sangat disegani di dalam dan luar negeri. Ia adalah contoh ilmuwan produk dalam negeri dalam seluruh jenjang pendidikannya, tapi karya-karyanya diakui secara internasional. Ia juga memiliki banyak karya yang terbit di jurnal internasional bereputasi serta buku atau bagian buku yang diterbitkan penerbit internasional ternama.
Misalnya kedua terkait istikamah ini, khatib ingin mengutip pidato Martin Luther King Jr. yang sering diberi judul Be the Best of Whatever You Are. Judul asli pidato Marthin Luther King Jr adalah Facing the Challenge of a New Age (3 Desember 1956). Dalam pidato tersebut, Martin menyampaikan kata-kata yang sangat bermakna yang bisa dipakai, misalnya, untuk menjaga istikamah dalam bekerja. Ia berkata:
Whatever your life’s work is, do it well. Even if it does not fall in the category of one of the so-called big professions, do it well. As one college president said, “A man should do his job so well that the living, the dead, and the unborn could do it no better.” If it falls your lot to be a street sweeper, sweep streets like Michelangelo painted pictures, like Shakespeare wrote poetry, like Beethoven composed music; sweep streets so well that all the host of Heaven and earth will have to pause and say, “Here lived a great street sweeper, who swept his job well.”
(Apa pun pekerjaan hidup Anda, lakukan dengan sebaik-baiknya. Sekalipun tidak termasuk dalam kategori salah satu yang disebut profesi besar atau mentereng, lakukanlah dengan sebaik-baiknya. Seperti yang dikatakan seorang rektor perguruan tinggi, “Seseorang harus melakukan pekerjaannya dengan sangat baik sehingga yang masih hidup, yang sudah mati, dan bahkan yang belum lahir tidak dapat melakukannya dengan lebih baik darinya.” Kalau Anda kebetulan menjadi penyapu jalan, sapulah jalan-jalan itu seperti ketika Michelangelo melukis, atau seperti Shakespeare ketika menulis puisi, atau seperti Beethoven yang menggubah musik; lakukanlah pekerjaan menyapu jalan itu dengan sangat baik sehingga semua penghuni langit dan bumi harus berhenti sejenak dari aktivitasnya dan berkata, “Di sini pernah hidup seorang penyapu jalan yang hebat, yang melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.”)
Terkait jenis pekerjaan, Martin juga memberi pesan sangat penting.
If you can’t be a pine on the top of a hill
Be a scrub in the valley but be
The best little scrub on the side of the hill,
Be a bush if you can’t be a tree.
If you can’t be a highway just be a trail
If you can’t be the sun be a star;
It isn’t by size that you win or fail
Be the best of whatever you are.
(Kalau Anda tidak bisa menjadi pinus di puncak bukit
Jadilah semak belukar di lembah tapi jadilah semak kecil terbaik di sisi bukit,
Jadilah semak jika Anda tidak bisa menjadi pohon.
Kalau Anda tidak bisa menjadi jalan raya, jadilah jalan setapak
Kalau Anda tidak bisa menjadi matahari, jadilah bintang;
Menang atau gagal bukan berdasarkan ukuran
Jadilah yang terbaik dari apa pun Anda)
Para jema’ah ‘Idul Fitri yang Dimuliakan Allah…
Tentu, Martin Luther King Jr bukanlah seorang Muslim. Tapi dalam ajaran agama, kita tidak dilarang belajar dari siapapun. Kita bahkan perlu membuka wawasan kultural dan pengetahuan kita. Ambillah mutiara atau hikmah itu walau keluar dari mulut binatang, hudzil hikmata lau fi jaufil bahâim. Dulu, umat Islam mengalami kejayaan ketika menerjemahkan karya-karya dari Yunani. Karena itu, sekarang, kita tak perlu risih belajar dari siapapun. Dan dalam istikamah, kalimat Martin Luther King Jr di atas adalah sangat relevan.
Ma’asyiral Muslimin wal muslimat jemaah Idul Fitri rahimakumullah,
Istikamah adalah ajaran penting dalam Islam. Bukan hanya berkaitan dengan keimanan, tapi juga dalam amal dan pekerjaan kita. Saking tingginya keutamaan istikamah ini sampai-sampai ada pepatah arab yang sangat terkenal dan ini sering disampaikan oleh para ulama dan guru-guru kita:
الْإِسْتِقَامَةِ خَيْرٌ مِنْ الْفِ كَرَامَةٍ # ثُبُوْتُ الْكَرَامَةِ بِدَوَامِ
Maksudnya: “Istikamah lebih utama dari seribu karamah, dan tumbuhnya karamah dengan menjaga istikamah.”
Allahu akbar Allahu akbar laa ilaha illallah huwallahu akbar walillahilhamd!
Jemaah Salat Idul Fitri rahimakumullah,
Pada hari raya Idul Fitri ini, semoga kita senantiasa menjadi wakil Allah di muka bumi yang senantiasa konsisten, fokus dalam bekerja dan beribadah, dan terus memiliki komitemen tinggi. Semoga kita terus menjaga secara istiqomah nilai-nilai Ramadan. Semoga kita selalu istikamah dalam self-disciplined dan accountable dalam pekerjaan kita meskipun tidak ada seorang pun yang melihat apa yang kita lakukan. Akhirnya, mari berdoa kepada Allah SWT agar seluruh amal ibadah kita diterima Allah, diampuni dosa dan kesalahan, serta selalu berada di jalan Allah yang lurus untuk meraih rida dan karunia-Nya. Amin ya rabbal ‘alamin.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُولِينَ، وَأَدْخَلَنَا وَايَّاكُمْ فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ
الرَّحِيم
Khutbah kedua
اللهُ أَكْبَرُ (۳) اللهُ أَكْبَرُ (٤)
اللهُ أَكْبَرُ كبيرًا وَالحَمْدُ للهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهُ بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لَا إِلَهَ إلا الله وَاللهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَاللَّهِ الْحَمْدُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَكَفَى، وَأَصَلِّي وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُم بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُم بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَام عَلَى نَبِيهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَما صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Kaum muslimin wal muslimat jemaah salat Idul Fitri yang dirahmati Allah…
Pada khutbah kedua ini saya ingin sedikit menyimpulkan apa yang sudah khatib sampaikan di khutbah pertama, yaitu tentang istikamah, konsistensi, fokus, dan komitmen.
Setidaknya ada empat alasan kenapa kita perlu istikamah, yaitu:
1. Di antara nilai-nilai Ramadan yang perlu kita jaga secara istikamah sesuai bulan suci tersebut adalah self-disciplined dan accountable. Safiri-nilai itu, selain bukti keimanan, juga merupakan tanda apakah Ramadan kita bermanfaat atau tidak.
2. Konsistensi, komitmen, steadfastness, atau keteguhan hati adalah kunci yang membawa para malaikat menjadi saksi atas amal dan karya kita. Allah SWT mencintai amalan yang dilakukan secara konsisten walaupun sedikit.
3. Mereka yang di langit dan di bumi akan menjadi saksi atas amalan yang secara istikamah kita lakukan dan kita akan dikenang selamanya sebagai orang yang konsisten, fokus, dan komitmen.
Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa bersama-sama,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِينَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اللأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ سَيِّدِنَا وَمَوْلُنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
مَا شَاءَ اللَّهُ كَانَ, وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ لَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العلي العظيم
Allahumma ya Allah ya rabbal ‘alamin
Pada pagi ini kami seluruh kaum Muslimin dan Muslimat menyampaikan puji dan syukur kehadirat-Mu ya Allah, karena atas rahmat dan ridho-Mu, kami dapat berkumpul di tempat yang sangat mulia ini, di Masjid Nursiah Daud Paloh, Kompleks Media Group, dalam rangka melaksanakan salat berjemaah Idul Fitri. Kiranya Engkau dapat menerima kehadiran kami dengan sifat-Mu yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Allahumma ya Allah Tuhan yang maha perkasa
Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang istikamah, konsisten, fokus, berkomitmen, dan selalu dalam berada dalam naungan rida-Mu ya Allah. Sekiranya kami kehilangan fokus atau menyimpang dari komitmen yang kami buat atau khilaf dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, taufik, dan hidayah, serta ampunan-Mu sangat kami harapkan. Berikanlah kami kekuatan dan keberanian untuk mempertanggungjawabkannya di dunia ini. Kalau kelak tiba saatnya ajal merenggut nyawa, jadikanlah kematian kami sebagai hamba-Mu yang taqwa, selamatkan kami dari azab api neraka ya Allah. Masukkan kami ke dalam syurga yang telah Engkau janjikan.
Allahumma ya Allah, Tuhan yang maha pengampun
Ampunilah semua dosa dan kesalahan kami, keluarga kami, orangtua kami, para guru kami, para pemimpin kami, dan seluruh kaum muslimin dan muslimat. Ya Allah, terimalah doa dan permintaan kami.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاء وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحْنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِينَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
عِبَادَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ