Ganjar sudah Merasa Jadi Presiden


BELUM juga mendaftar ke Komisi Pemilihan Lumrah (KPU) dan memenangi Pemilu 2024, Ganjar Pranowo sudah berlagak seperti presiden. Ia sibuk blusukan, mencari borok dari daerah lain, Lewat menelepon pejabat di Distrik tersebut dan memamerkannya ke media sosial. Ganjar, bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, seolah-olah sudah menjadi orang nomor satu di Republik ini, meminta suatu persoalan di suatu daerah Kepada dituntaskan.

Padahal, ia bukanlah kepala negara, melainkan hanya seorang kepala daerah, gubernur dari Provinsi Jawa Tengah. Bukan elok rasanya sesama kepala daerah sibuk mengurusi persoalan dapur orang lain. Seolah provinsi yang dipimpinnya sudah bebas dari masalah. Kita harus katakan aksi Ganjar main presiden-presidenan di sela-sela blusukan ke Pasar Anyar Bahari, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu (24/6), sudah kebablasan.

Cek Artikel:  Logika Linglung Hakim Akbar

Publik dengan Pikiran sehatnya tercengang Memperhatikan Ganjar menelepon Pj Gubernur Heru Budi Hartono dan langsung mengontak Sekda Jakarta Joko Agus Setyono. Kepada Joko, Terdapat dua hal yang diminta Ganjar agar menjadi atensi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pertama, soal retribusi pajak bulanan yang dirasa pedagang terlalu mahal. Kedua, soal counter KJP atau toko bahan pangan murah agar dibuka kembali.

Mereka geram karena aksi Ganjar ibarat peribahasa gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Bukankah Terdapat Langkah-Langkah yang lebih elegan tanpa harus menelepon kepala daerah setempat di tengah kerumunan? Publik semakin geram karena mereka begitu mudah menemukan informasi seputar Jawa Tengah dengan Variasi masalahnya. Sebut saja sepekan berjualan, UMKM di Pasar Johar Semarang Lagi Sunyi. Terdapat pula pejabat di Brebes yang menyatakan dari 25 pasar, 15 di antaranya dalam kondisi rusak atau kurang layak.

Cek Artikel:  Menanti Solusi Antikorupsi

Itu belum berbicara Bilangan kemiskinan di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Terdapat Sekeliling 3,83 juta penduduk di provinsi itu atau Sekeliling 10,93% dari total penduduknya masuk kategori miskin. Warganet juga menyuarakan Lagi banyak pekerjaan rumah Ganjar yang harus diurusnya tiga bulan sebelum masa jabatan berakhir. Termasuk problem soal petani Kendeng.

Alih-alih mengamini Bunyi publik, Ganjar malah membela diri. Kala berkunjung ke Bekasi, keluhan Kaum juga dia sampaikan kepada Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono. Itulah yang ia lakukan terkait dengan blusukan ke Pasar Anyar Bahari. Pun, kata Ganjar, dia cukup kenal dekat dengan Sekda Jakarta Joko. Dia menyalahkan nuansa sensi dalam kontestasi menjelang pemilu.

“Kemarin saya datang ke salah satu pasar, saya telepon Pak Gubernur DKI Jakarta dan Pak Sekda DKI Jakarta karena dua-duanya saya kenal, tapi kok di-bully ya? Padahal, itu saya lakukan di mana pun termasuk kemarin ketika para pedagang bakso datang ke Semarang. Kemudian, Terdapat program PIRT di Bekasi dan saya telepon Wali Kota Bekasi,” kata Ganjar seusai manuver kampanyenya Malah tak Membangun publik puas.

Cek Artikel:  Demokrasi Anak Presiden

Ganjar boleh saja membela diri, tetapi terlalu berlebihan Begitu blusukan haruslah menjadi pelajaran. Proporsional saja dalam berkampanye. Kalau memang bagian dari strategi kampanye ialah Kepada mengangkat aspirasi publik Kaum Jakarta, jangan bergaya memerintah. Jangan Tamat mau merebut hati rakyat Malah menjadi menghina Pikiran sehat dan etika politik yang Lumrah diamini publik. Sebelum jadi presiden ya bertindaklah sebagai bakal calon saja.

Mungkin Anda Menyukai