WAKIL Ketua Lazim Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mendukung perintah Presiden Prabowo Subianto kepada para menteri Buat memangkas anggaran bagi kegiatan-kegiatan yang terlalu seremonial. Hal itu termasuk kegiatan seminar, sarasehan, konferensi, dan perjalanan luar negeri yang perlu dikurangi.
“Patut disambut gembira karena tujuan dari kebijakan tersebut bukanlah Buat mengurangi pengeluaran pemerintah tetapi supaya penggunaan anggaran belanja negara Betul-Betul dipergunakan secara efektif dan efisien,” kata Anwar dalam keterangannya, Jumat (25/10).
Dengan kebijakan itu, Anwar berharap Anggaran APBN Betul-Betul Dapat dinikmati oleh rakyat banyak, bukan hanya oleh segelintir orang. Ia menyoroti tingkat kebocoran APBN sejak masa orde baru hingga orde reformasi cukup tinggi.
“Sumitro Djojohadikusumo memperkirakan di Era orde baru tingkat kebocorannya Sekeliling 30%. Di Era reformasi angkanya menurut banyak pengamat Dapat jauh lebih besar dari itu,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Anwar, kebijakan Prabowo tersebut perlu didukung karena hal itu merupakan pengejawantahan dari amanat konstitusi pasal 33 dari UUD 1945, Yakni Buat terciptanya sebesar-besar kemakmuran rakyat.
“Kalau Terdapat di antara para menteri dan wakil menteri yang merasa Bukan sanggup melaksanakan apa yang diinginkan Presiden tersebut, maka sebaiknya menyatakan mundur saja agar Dapat digantikan oleh orang-orang yang Mempunyai kemampuan dan integritas yang jauh lebih tinggi,” ujar Anwar.
“Sehingga tujuan kita Buat menjadi negara besar dan maju di mana rakyatnya hidup dengan Terjamin, tentram, damai, sejahtera, dan Senang Dapat terwujud,” pungkasnya.
Sebelumnya pada sidang kabinet paripurna perdana, Rabu (23/10), Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya efisiensi dalam mengelola anggaran. Seluruh menteri diminta Buat meninjau kembali alokasi APBN dan mengurangi kegiatan yang bersifat seremonial atau perjalanan luar negeri yang Bukan esensial.
“Saya minta menteri keuangan, saya minta Segala menko, saya minta Segala Menteri, telusuri Tengah alokasi APBN. Pelajari Tengah DIPA, pelajar Tengah. Saya minta detail kegiatan-kegiatan yang terlalu seremonial, terlalu banyak seminar, terlalu banyak sarasehan, terlalu banyak konferensi, terlalu banyak perjalanan luar negeri, Harap dikurangi. Kita harus memberi Misalnya, Pusat perhatian kita adalah pembangunan ekonomi kesejahteraan rakyat ke dalam,” ujar Kepala Negara. (Z-9)