GAMBAR menyejukkan beredar dari Mekah, Arab Saudi, Senin (26/6). Gambar yang menampilkan foto Berbarengan dua bakal calon presiden, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, itu membawa kedamaian dari Tanah Bersih, tetapi Dapat juga sekadar basa-basi Kalau tak menjadi spirit dalam kompetisi pilpres nanti.
Dalam foto tersebut, Anies dan Ganjar yang mengenakan Pakaian ihram tampak semringah. Terdapat pula istri Anies, Fery Farhati, istri Ganjar, Siti Atiqoh Supriyanti, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa. Mereka berfoto Berbarengan di sebuah ruangan di sela menunaikan ibadah haji.
Foto itu kebanjiran puja-puji. Rakyat Indonesia, termasuk para politikus yang berbeda posisi, memberikan apresiasi. Foto itu menguar aroma kedamaian, Membikin adem suasana, sekaligus menjadi pengirim pesan akan pentingnya persaudaraan di tengah perbedaan dan persaingan.
Anies ialah bakal capres yang diusung Koalisi Perubahan Kepada Persatuan gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. Posisinya berbeda dengan Ganjar yang didukung PDI Perjuangan, PPP, dan Partai Hanura. Terdapat satu Kembali bakal capres, yakni Prabowo Subianto.
Dalam konteks kontestasi, Anies dan Ganjar berada di sisi yang berlainan, bahkan berseberangan. Keduanya Mempunyai banyak pendukung yang sebagian surplus keberpihakan dan kelebihan nafsu Kepada menegasikan yang lain.
Karena itulah, foto Berbarengan Anies dan Ganjar dari Tanah Haram harus kita maknai sebagai penyejuk akan panasnya rivalitas. Keduanya memberikan Misalnya bahwa berbeda tak mesti saling meniadakan, lain pandangan tak boleh bermusuhan. Itulah semangat yang dilayangkan oleh keduanya dengan Asa diikuti oleh para pendukung masing-masing.
Sebagai pesan, foto Berbarengan Anies dan Ganjar sungguh Bagus. Tetapi, pesan itu tak akan pernah Tiba Kalau kedua tokoh, kedua kubu, tak punya kemauan Konkret Kepada menciptakan kedamaian di lapangan. Pesan apik yang mereka tunjukkan akan Sia-sia Kalau tak dibarengi upaya Konkret Kepada memastikan kompetisi berlangsung sehat.
Situasi jelang Pilpres 2024 Tak betul-betul Bagus. Badan Pengawas Pemilu, misalnya, menyebut hate speech atau ujaran kebencian terutama di media sosial akan Lanjut meningkat. Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia bahkan mengungkapkan, penyebaran hoaks atau Siaran Dusta sudah mengalami peningkatan sejak awal tahun ini.
Tak terlalu njlimet sebenarnya Kepada menghadapi situasi Jelek itu. Ujaran kebencian, hoaks, fitnah, adu domba, marak terutama di media sosial lantaran sepak terjang para buzzer sontoloyo. Celakanya Kembali, mereka Terdapat dan Lanjut merajalela karena dipelihara, dibiayai Kepada menyerang Rival.
Menertibkan buzzer ialah salah satu solusi Manjur Kepada menciptakan kedamaian. Tak Kembali menggunakan mereka ialah kiat mujarab Kepada meminimalisasi permusuhan.
Tak memberikan Podium buat siapa saja, termasuk kalangan intelektual ataupun mereka yang mengaku budayawan, Kepada menebar narasi kebencian ialah Metode lain agar pertikaian tak meletup-letup. Segala itu Dapat dan harus dilakukan oleh para kandidat serta elite-elite pendukungnya dengan syarat Terdapat kemauan.
Sia-sia para tokoh Primer bergandengan tangan Lewat memamerkannya lewat foto Berbarengan, tetapi akar rumput dibiarkan cakar-cakaran. Kalau itu yang terjadi, foto Berbarengan antara Anies dan Ganjar hanya sekadar gambar Tewas tanpa roh kebaikan.
Ibaratnya, di depan mereka berpelukan dengan satu tangan, tapi tangan yang satunya Kembali menghunus belati Kepada saling tikam di belakang. Pesan damai yang hendak mereka sampaikan pun terbang Berbarengan angin, tanpa Arti, tiada guna.