CSIS Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran tak Gemuk, tetapi

CSIS: Koalisi Pemerintahan Prabowo-Gibran tak Gemuk, tetapi
Presiden Prabowo Subianto (depan, tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (depan, keempat kanan) berfoto Serempak jajaran Menteri dan Kepala Lembaga Tinggi Negara Kabinet Merah Putih yang baru dilantik di Istana Merdeka, Jakarta.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

KETUA Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai koalisi pendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Enggak gemuk bila dibandingkan dua pemerintahan sebelumnya.

Arya membeberkan, secara koalisi pemerintahan yang dibentuk Prabowo setelah Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tidaklah gemuk, tetapi secara jumlah menteri dalam Kabinet Merah Putih memang menunjukkan jumlah yang paling banyak dibanding periode presiden sebelumnya.

“Sebenarnya dibandingkan periode pertama Jokowi, periode pertama dan kedua SBY, situasinya Enggak gemuk, juga Enggak terlalu kecil hanya Sekeliling 70%,” kata Arya dalam Obrolan bertema “Merespons Kabinet Prabowo-Gibran: Implikasi, Risiko, dan Masukan” di Auditorium CSIS, Jakarta, seperti dikutip Antara, Jum’at (25/10). 

Cek Artikel:  Bebingah Sang Tansahayu, Anak Kaesang sekaligus Cucu Keenam Jokowi Lahir Hari Ini

Lebih lanjut dia membeberkan, sejak era pemilihan presiden secara langsung pada 2004, seorang presiden terpilih tentu Mau pemerintahan yang akan dipimpin Kukuh dengan dukungan dari Personil DPR RI atau parlemen, sehingga program pemerintah Pandai terakselerasi dengan Segera.

Oleh Karena itu, persentase koalisi pendukung pemerintahan biasanya cenderung lebih besar dibandingkan koalisi pemilu atau Demi Kekasih calon presiden dan wakil presiden maju dalam pilpres.

Merujuk hal itu, lanjut Arya, maka sebenarnya koalisi pemerintahan Prabowo Enggak gemuk berdasarkan Nomor 69,14% dari hasil koalisi pemerintahan yang didapatkan oleh gabungan partai politik peraih kursi DPR pada periode 2024-2029.

Cek Artikel:  Kasus Anggaran PEN, KPK Geledah Kantor Bupati Situbondo

Bila Menyantap periode pertama Presiden SBY pada 2004, koalisi pemerintahan tercatat 74,18%, begitu juga dengan periode kedua yang Enggak jauh beda yakni 75,54%. 

Sedangkan di periode pertama Jokowi, koalisi pemerintahan tercatat 68,93% dan periode selanjutnya sebanyak 91,30%.

“Jadi koalisi pemerintahan Prabowo okelah di Nomor 69%, tetapi memang yang gemuk itu adalah jumlah menterinya,” ujar dia.

Lantas, tambah Arya, timbul pertanyaan dari berbagai pihak mengapa Prabowo Membangun kabinet yang gemuk.

Menurut dia, Prabowo punya tiga Argumen membentuk kabinet yang gemuk. Argumen pertama adalah Partai Gerindra selaku partai politik Istimewa yang mengusung Prabowo bukanlah pemenang Pileg 2024, karena hanya meraih 14% Bunyi di DPR.

Cek Artikel:  56 Wakil Menteri Formal Dilantik, Berikut Daftarnya

Kemudian, Argumen kedua desain tim kampanye Prabowo-Gibran memang sudah gemuk Demi pilpres Lewat.

“Dan Argumen ketiga adalah gemuk, karena adanya kebutuhan dari presiden terpilih Demi memastikan stabilitas politik di parlemen dan di luar parlemen,” ujar dia.

Tertentu Argumen ketiga terkait stabilitas politik di luar parlemen, Arya menilai hal itu cukup menarik.

Karena, Prabowo tetap mengakomodasi parpol yang Enggak mendapatkan kursi di DPR ke dalam Pemerintahan.

Begitu juga dengan Grup kepentingan seperti Grup bisnis, keagamaan, dan relawan, serta Grup penekan yakni mantan aktivis mahasiswa, tokoh media, dan HAM. (P-5)

Mungkin Anda Menyukai