12 Gelar Akademik Pecahkan Rekor MURI

12 Gelar Akademik Pecahkan Rekor MURI
Ketua Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana menyerahkan piagam penghargaan MURI Nomor 11996/R. MURI/X/2024 kepada Mayjen Budi di Kantor MURI, Jakarta, Kamis (31/10).(Antara)

Jenderal bintang dua TNI Angkatan Darat Mayjen TNI Budi Pramono berhasil memecahkan rekor MURI sebagai prajurit TNI AD yang Mempunyai gelar akademik dan kompetensi terbanyak di Indonesia.

Dalam rentang waktu 30 tahun lebih, Mayjen TNI Associate Prof. Dr. Budi Pramono, S. I. P., S. H., M. A., M.M., M. H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR., mengoleksi 12 gelar akademik dan sertifikasi kompetensi dari berbagai bidang ilmu mulai dari Ilmu Politik, Ilmu Hukum, Ilmu Ekonomi, dan Pertahanan dan Keamanan dari kampus-kampus ternama dalam negeri dan luar negeri.

Berkat prestasinya itu, Ketua Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana menyerahkan piagam penghargaan MURI Nomor 11996/R. MURI/X/2024 kepada Mayjen Budi di Kantor MURI, Jakarta, Kamis (31/10).

Dalam acara penyerahan piagam MURI, Jaya Suprana sempat mengulik “kiat-kiat” Budi mengoleksi gelar-gelar akademik di belakangnya.

Budi pun bercerita dia tergugah Demi Lalu menimba ilmu sejak mendapatkan tugas belajar ke Hull University, Inggris, pada 1997 oleh Presiden Prabowo Subianto, yang Begitu itu Lagi menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Budi, yang Begitu itu Lagi berpangkat kapten, menyebut dia mendapatkan tugas belajar itu setelah berhasil melewati serangkaian tes dan seleksi di lingkungan TNI AD.

Cek Artikel:  BRIN dan Badan POM Kaji Optimalisasi Registrasi Pangan Olahan Berbasis AI

“Dorongan Demi menimba ilmu ini dipicu Begitu saya menerima tugas belajar Demi mengambil S2 ke Hull University oleh Jenderal Prabowo Subianto pada 1997. Saya ke-trigger karena bersemangat mendapatkan tugas belajar itu,” kata Mayjen Budi Pramono menjawab pertanyaan Jaya Suprana.

Kemudian, selepas merampungkan studinya selama setahun di Inggris, Budi kembali ke Indonesia dan melanjutkan tugasnya sebagai prajurit, tetapi itu tak menyurutkan langkahnya Demi kembali mempelajari bidang ilmu lainnya. Alhasil, Budi kemudian mendapatkan gelar master Ilmu Hukum, master bidang Manajemen, hingga gelar doktor Demi Ilmu Politik pada 2018.

Di Kantor MURI, Budi menyebut keinginannya Lalu menimba ilmu hingga akhirnya dia mengoleksi berbagai gelar akademik itu karena dia Serius ilmu merupakan senjata paling mematikan. Dia terinspirasi dari seruan Nelson Mandela: “Pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat Anda Mengenakan Demi mengubah dunia”.

Cek Artikel:  KPAI Sebut 85 Anak Tenangankan Usai Aksi Tolak Revisi UU Pilkada

Oleh karena itu, dia mengaku tak akan berhenti menimba ilmu. Bahkan Begitu ini, Mayjen Budi pun dalam proses menyelesaikan pendidikan doktor Ilmu Hukum. Buat Budi, tak Eksis kata sulit dalam belajar. Dia mengaku menikmati masa-masa studinya. Alhasil, masa-masa senggang dan waktu libur pun dia gunakan Demi belajar.

“Asalkan Eksis willingness (kemauan, red.) Segala Pandai diatasi,” kata Budi, yang Begitu ini bertugas sebagai Staf Spesifik Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Dalam lingkup militer, pendidikan yang diterima Budi juga terbilang lengkap. Budi mengikuti rangkaian pendidikan dan kursus Regimental Officer Advanced Course (Suslapa-II) di Australia pada 1996, kemudian di National Security Intelligence Training Course di Taiwan pada 1999. Dia kemudian menjadi lulusan terbaik (honor graduate) Begitu menempuh pendidikan Command and General Staff College di School of General Staff and Command di Manila, Filipina pada 2001. 

Cek Artikel:  Kejar Sasaran Pengurangan Emisi CO2 Hingga 7,23 juta Ton, Infrastruktur Pengisian Daya Jadi Kunci Krusial

Dia lanjut terpilih sebagai peserta United Nations Logistics Course di Port Dickson pada 2002, Austfamil Course di Laverton, Australia pada 2003, dan Emergency Management Australia Course pada 2004. Dalam rentang kariernya, Budi masuk kecabangan Artileri Pertahanan Udara (Arh) selepas lulus Akmil, dan dia berdinas selama kurang lebih 10 tahun di Kostrad, kemudian lanjut ke Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. 

Perwira tinggi bintang dua itu pada 2012 ditugaskan sebagai Atase Pertahanan (Athan) RI di Iran, yang juga membawahi Irak, Azerbaijan, dan Turkmenistan. Dalam penugasannya sebagai athan, dia mendapatkan penghargaan dari Duta Besar RI di Iran dan juga menjabat sebagai dean/ketua asosiasi athan-athan (MAAT) di Teheran, Iran. Di lingkungan kampus, Mayjen Budi Begitu ini aktif mengajar di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM). (I-2)

 

Mungkin Anda Menyukai