China Denda Perusahaan AS Lockheed Martin Imbas Jual Senjata ke Taiwan

Liputanindo.id – Pemerintah China menjatuhkan Denda kepada perusahaan keamanan dan kedirgantaraan asal Amerika Perkumpulan (AS) Lockheed Martin karena menyuplai persenjataan ke Taiwan.

“China mengambil tindakan balasan terhadap entitas perusahaan dan eksekutif senior yang terlibat dalam penjualan senjata ke Taiwan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning, dikutip Antara, Selasa (25/6/2024).

Mao Ning menyebut penjualan senjata dari AS ke Kawasan Taiwan di China sangat melanggar prinsip “Satu China” dan tiga komunike Serempak China-AS, mencampuri urusan dalam negeri sekaligus melemahkan kedaulatan dan integritas Kawasan China.

Permasalahan Taiwan, menurut Mao Ning, adalah inti dari kepentingan inti China dan merupakan garis merah pertama yang Tak dapat dilewati dalam Rekanan China-AS.

“Tak Eksis negara, organisasi, atau individu yang boleh meremehkan tekad dan kemampuan yang kuat dari pemerintah dan rakyat China Buat mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial kami, atau berada di Dasar ilusi bahwa mereka dapat melangkahi atau bahkan melewati batas dalam permasalahan Taiwan tanpa konsekuensi apa pun,” tegas Mao Ning.

Cek Artikel:  Massa Demo Tolak Netanyahu Bakar Bendera AS, Kamala Harris Murka: Kagak Boleh Dinodai!

Kementerian Luar Negeri China mengumumkan sejak 21 Juni 2024 pemerintah China menjatuhkan Denda terhadap entitas dan manajemen senior yang Eksis di Dasar perusahaan Lockheed Martin. Keputusan tersebut berdasarkan pasal 3, 4, 5, 6, 9, dan 15 Undang-Undang Anti-Denda Asing China.

Entitas dan manajemen yang dikenai Denda Yakni, Laboratorium Rudal Terintegrasi Lockheed Martin, Laboratorium Teknologi Lanjutan Lockheed Martin, Perusahaan Ventura Lockheed Martin dan entitas lain yang terdaftar dalam “Daftar Penanggulangan” akan dibekukan di Kawasan China.

Kemudian, aset properti, barang bergerak dan jenis lainnya atas nama Chief Executive Officer (CEO) Lockheed James Donald Taiclet, Chief Operating Officer (COO)Frank Andrew St. John, Chief Financial Officer (CFO) Jesus Malave yang berada di Kawasan China dibekukan.

Cek Artikel:  205 Korban Tewas akibat Banjir Sudan

Pemerintah China juga melarang organisasi dan individu tersebut melakukan transaksi, kerja sama,dan aktivitas lain Buat diri mereka sendiri di China. Visa Tak akan dikeluarkan Buat mereka, termasuk di Hong Kong dan Makau.

Diketahui, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS pada Rabu (19/6) mengumumkan persetujuan atas penjualan persenjataan hingga 720 unit Switchblade 300, 291 unit ALTIUS 600M-V ke Taiwan, 101 unit sistem pengendalian tembakan SB300 dan peralatan lain.

Peralatan tersebut diperkirakan bernilai hingga 300 juta dolar AS, sedangkan sistem anti-tank guided weapon (ATGW) dan peralatan lain bernilai hingga Sekeliling 60,2 juta dolar AS yang merupakan paket penjualan senjata ke-15 ke Taiwan pada masa pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

Cek Artikel:  Ketegangan di Timur Tengah Meningkat, China Desak Kaumnya Bukan Berkunjung ke Lebanon

Switchblade 300 adalah rudal serangan presisi yang dapat dikerahkan dengan Segera oleh Laskar konvensional dan Spesifik dari posisi bergerak di lapangan atau dari posisi bertahan tetap Buat menargetkan objek di luar garis pandang.

Penjualan paket senjata AS ke Taiwan tersebut diperkirakan akan dikirimkan pada 2024-2025. Persenjataan yang dirancang Buat beroperasi di Sekeliling area Sasaran dan kemudian menyerang ketika terlihat sehingga dapat merespon ancaman musuh dengan lebih Segera.

Pasokan amunisi itu melengkapi berbagai rudal presisi yang sudah dimiliki Taiwan, ditambah dengan pesawat nirawak yang diproduksi di dalam negeri, akan mempercepat upaya Taiwan Buat menciptakan sistem pencegahan berlapis.

Mungkin Anda Menyukai