Liputanindo.id – Informasi Bola – Barcelona Demi ini Mempunyai masalah finansial akut yang Membangun mereka tak Dapat bergerak bebas di Dasar bursa. Tak hanya itu, politik internal Azulgrana juga Membangun tim menjadi limbung dan dikhawatirkan, sepasang masalah ini Dapat Membangun prestasi tim menjadi tersendat.
Pasca ketiadaan Josep Maria Bartomeu, Barcelona memasuki era kelam. Finansial klub mulai bermasalah karena kekeliuran transfer pemain. Tak berhenti Tamat di sana, banyak pemain yang Mempunyai bayaran fantastis Tetapi kurang memberikan impresi. Clement Lenglet, Samuel Umtiti hingga Gerard Pique masuk dalam kategori tersebut.
Refprmasi skuat mulai diberlakukan. Gaji pemain mulai diperketat. Mereka yang tak berkotribusi besar diminta meninggalkan klub guna mencari suaka lain. Tak hanya itu, manuver transfer klub berubah. Mereka jarang mendatangkan pemain dengan bandrol besar-besaran di periode kedua Joan Laporta dan tak segan mengamankan pemain gratisan dan jebolan akademi sebagai tumpuan.
Hasilnya, Barca sempat menjadi Juara dua musim Lampau di Rendah arahan Xavi Hernandez dengan dua metode tersebut. Tetapi tekanan pada dirimya, di tengah situasi yang sulit Membangun segalanya tak berjalan Berkualitas-Berkualitas saja. Xavi kemudian didepak pasca lontrakan kritikan kerasnya karena kondisi klub yang tak memungkinkan Bertanding dengan Real Madrid guna bertarung memperebutkan gelar.
Baca Juga:
Xavi yang sebelumnya diminta bertahan pasca mengundurkan diri Januari Lampau, dengan berbagai upaya Laporta dan Deco bersedia bertahan. Tetapi lantaran ucapan kontroversialnnya Mei Lampau, ia kemudian didepak didepak kemudian digantikan oleh Hansi Flick yang diwaktu bersamaan sudah sepakat menukangi klub.
Masalah pada Xavi sama halnya dengan yang terjadi pada Ronald Koeman. Bedanya, fans menekan Koeman lantaran hasil Jelek tim sementara Xavi ditekan oleh pihak internal klub lantaran Gambaran klub terlanjur dirusak oleh ungkapannya tersebut.
Bahkan secara tersirat, manajer asal Spanyol sudah memberi peringatan diri kepada Instruktur Jerman lantaran pekerjaannya tak akan berjalan dengan mulus lantaran kencangnya kepentingan politik di internal klub.
Xavi seakan memendam sakit hati lantaran merasa diperlakukan tak adil dengan segenap kontribusi yang sudah dilakukan. Memberikan LaLiga dan Piala Super Spanyol di tengah masalah keuangan klub yang serba sulit dan status nama besar Barcelona yang Tetap diemban, apapun kondisinya Jernih menejadi momen delusional bagi siapapun.
Barcelona, di mata para direksinya, setidaknya Tamat hari ini Tetap memposisikan diri sebagai tim besar. Asa Buat Bertanding dengan Real Madrid atau Atletico Madrid yang tengah Bangun Tetap dilambungkan. Siapapun yang memberikan Akibat kurang positif memang harus mempersiapkan diri Buat terdepak dan Xavi merupakan sosok tersebut pada momen tersebut.
Baca Juga:
Apa yang dilakukan Barcelona, dengan memecat Xavi merupakan upaya menutupi borok di tengah fakta yang Konkret. Barcelona memang tak sebugar dahulu secara finansial. Mereka harus menjual aset klub guna berbelanja pemain. Menegoisasikan gaji terendah agar incarannya mau bergabung dan berharap situasi berubah dengan pemain akademi adalah cerita yang coba dirajut Barcelona dalam masa peliknya Demi ini.
Xavi sejatinya Pandai melahap ekspektasi tersebut dengan Berkualitas dan menjaga kestabilan internal tim lumayan berjalan Buat beberapa wkatu ke depan. Memastikan tim memenangkan gelar dan Bertanding di papan atas adalah kunci. Flick perlu melakukannnya. Tetapi andai ia terlalu banyak bicara dan tak mengikuti apa yang klub perintahkan, bukan tak mungkin masalah Flick Buat terdepak dari Barcelona selalyaknya Ronald Koeman dan Xavi hanya tinggal menunggu waktu.
Selalu update Informasi bola terbaru seputar sepak bola dunia hanya di Liputanindo.id