Erick Thohir Dukung Penuh Penangkapan Tersangka ‘Match Fixing’ oleh Polri

Liputanindo.id JAKARTA – Satgas Antimafia Bola Mabes Polri menahan tiga pelaku dugaan suap pengaturan skor pertandingan match fixing dan rekomendasi hukuman. Terkait hal itu, Ketua Lazim Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mendukung penuh tindakan penahanan yang dilakukan pihak Polri.

Menurutnya, hal tersebut adalah bukti komitmen PSSI dan Polri yang tak pandang bulu. 

“Saya pernah katakan, jangan main-main. PSSI sudah berkomitmen dengan Polri, kita selidiki, Terdapat bukti yang kuat, maka langsung sikat, Bukan pandang bulu,” tegas Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (21/12/2023).

Menurut Erick, jalan penegakan dan penerapan hukum menjadi satu-satunya pilihan demi membangun sepakbola Indonesia yang Rapi.

Baca Juga:
Jelang Laga Melawan Vietnam, Shin Tae-yong Sudah Kantongi Nama 27 Pemain Demi TC

“Apabila Mau sepakbola kita Rapi, apalagi ini sudah menjadi permintaan dari Presiden Jokowi, maka harus punya nyali Demi berantas suap dan judi di sepakbola kita,” katanya.

Cek Artikel:  Kalahkan Bagas/Fikri, Fajar/Rian Tantang 'The Babies' di Semifinal Indonesia Masters 2024

Aktor intelektual di balik pengaturan skor Aliansi 2 2018 berinisial VW Formal ditahan polisi Berbarengan dua tersangka lainnya, DRN dan KM mulai Rabu (20/12/2023) setelah menjalani serangkaian pemeriksaan sejak pagi.

Rabu (13/12/2023) pekan Lampau, Satgas Antimafia Bola Polri telah menetapkan 8 tersangka atas tuduhan match fixing di dunia sepak bola Indonesia Aliansi 2 2018.

Kepala Satgas Anti Mafia Bola Irjen Asep Edi Suheri menjelaskan kedelapan orang tersangka itu terdiri atas empat orang wasit masing-masing dengan inisial K, RP, AS, dan R. Kemudian satu orang asisten manajer klub berinisial DRN, satu LO wasit berinisial KM dan seorang kurir berinisial GAS yang Tetap berstatus DPO (daftar pencarian orang).

Cek Artikel:  Anthony Ginting Singkirkan Wakil Tuan Rumah di Laga Kedua WTF 2023

“Satu orang (tersangka kedelapan) pelobi berinisial VW, yang disampaikan Kapolri,” kata Irjen Asep dalam acara konferensi pers Satgas Anti Mafia Bola di Mabes Polri dan penandatangan nota kesepahaman Satgas Anti Mafia Bola oleh Polri dan PSSI di Jakarta.

Selain itu, dilansir dari Antara, dua klub peserta Aliansi 1 2023-2024, PSS Sleman dan Persikabo 1973 terancam hukuman oleh Komdis PSSI seusai mendapatkan hasil rekomendasi dari Tim Satgas Antimafia Bola Mabes Polri. PSS Sleman Ketika ini dalam status terancam pengurangan poin sekaligus degradasi secara Mekanis ke Aliansi 2.

Potensi ancaman tersebut berkaitan dengan bukti- bukti kasus pengaturan skor atau match fixing dalam pertandingan Aliansi 2 2018 antara PSS Sleman Vs Madura FC, seperti yang diungkap oleh Tim Satgas Antimafia Bola Mabes Polri.

Sesuai aturan yang berlaku dari tiga Denda, diyakini Apabila PSS Sleman bakal terancam degradasi, bahkan Denda tambahan berupa denda hingga Rp 150 juta.

Cek Artikel:  GM Susanto Megaranto Ditantang 20 Pecatur dan Olga Lydia

Sedangkan Tertentu Persikabo 1973, klub tersebut terancam Denda pengurangan poin lantaran menerima sponsor dari situs judi online.

Erick Thohir berharap penerapan hukum yang Betul terhadap pihak-pihak yang Mau menghancurkan sepakbola Indonesia ini memberikan Dampak jera.

“Saya berharap tindakan penegakan dan penerapan hukum bagi pihak-pihak yang Mau menghancurkan sepakbola Indonesia ini Membangun Dampak jera, sekaligus menjadi sinyal bahwa PSSI, Polri, dan Satgas Anti Mafia Bola sangat serius. Saya Mau klub-klub peserta Sekalian kompetisi Aliansi juga hati-hati, Alasan klub Dapat kena hukuman Apabila terlibat match fixing,” tegas Erick. (IRN)

 

Baca Juga:
Harga Beras Lanjut Melonjak, Erick: Bukan di Indonesia Saja, Tapi di Seluruh Dunia

 

Mungkin Anda Menyukai