Desa Penglipuran merupakan sebuah desa adat yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Bagi kamu yang sudah pernah ke Bali, tentu sudah tidak asing dengan Desa Penglipuran ini. Akan tetapi, mungkin belum banyak yang tahu apa saja keunikan dan fakta menarik desa wisata tersebut.
Desa Penglipuran menjadi salah satu desa yang populer dan wajib dikunjungi karena beberapa alasan atau keunikan yang dimilikinya. Simak ulasan berikut untuk mengetahui alasan-alasan tersebut.
Sejarah Desa Penglipuran
Desa Penglipuran memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan nilai budaya. Desa Penglipuran dipercaya sudah ada sejak abad ke-9 masehi, menjadikan desa ini menjadi salah satu desa tertua yang ada di Nusa Dewata.
Baca juga : Garuda Wisnu Kencana Bali, Keindahan dan Atraksi Seni Budaya yang Memikat
Penglipuran dalam bahasa Bali memiliki arti tempat peribadatan suci. Seperti artinya, tujuan awal didirikan desa Penglipuran ini adalah untuk dijadikan sebagai tempat memuja bagi para leluhur masyarakat sekitar yang ada di sana.
Tetapi seiring berjalannya waktu, Desa Penglipuran berkembang dan menjadi pusat kehidupan masyarakat yang sangat terikat dengan nilai-nilai budaya dan agama Hindu.
Terdapatt istiadat masih dijaga dengan sangat ketat oleh penduduk setempat. Tak heran jika desa ini bisa menjadi contoh pelestarian budaya Bali yang masih autentik.
Budaya dan Tradisi
Apabila kamu pernah berkunjung kesana, tentu tidak asing dengan arsitektur rumah tradisional yang ada di Desa Penglipuran. Rumah tradisional ini disebut juga dengan rumah panggung.
Baca juga : 8 Wisata Seminyak Bali, Surganya Pantai di Indonesia
Rumah panggung ini menjadi salah satu aspek budaya yang paling iconic di antara yang lainnya. Penggunaan material alami seperti kayu dan bambu pun masih terus dipertahankan pada rumah warga, termasuk atap jerami yang khas. Kemudian pada setiap rumah dirancang dengan simetris dan dihiasi dengan ornamen tradisional Bali yang cukup unik.
Selain terkenal dengan rumah panggungnya, Desa Penglipuran juga populer dengan kerajinan tangan lokal seperti tenun songket dan anyaman bambu. Masyarakat setempat sudah menguasai keterampilan ini dari dulu sebagai warisan leluhur yang kini sebagai sumber penghasilan.
Kehidupan Sehari-hari
Mata pencaharian utama penduduk sekitar adalah bertani. Di mana mayoritas lahan di desa tersebut banyak ditanami padi dan sayuran. Proses pertanian di sana masih sangat tradisional dengan menggunakan alat-alat yang juga sederhana.
Baca juga : 12 Tempat Wisata di Bali Terbaru 2024 dan Viral
Di samping bertani, industri pariwisata juga turut dikelola oleh masyarakat setempat hingga menjadi berkembang seperti saat ini. Mereka membuka homestay, toko-toko souvenir hingga membuka warung makan untuk para wisatawan.
Konservasi Lingkungan
Terdapat alasan pasti yang menjadikan desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih. Ya, desa ini menyandang predikat desa terbersih berkat kebersihan dan kerapihannya.
Tak hanya budaya dan tradisinya saja yang masih terus dilestarikan, masyarakat desa juga sangat peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Baca juga : Wisata Pantai Pandawa Bali, Intip Lelahsi dan Harga Tiket Masuknya!
Penduduk desa memiliki sistem pengelolaan sampah yang proaktif dan efisien dengan tujuan menjaga kebersihan lingkungan desa tersebut. Selain itu, penanaman pohon juga menjadi bagian dari upaya penduduk sekitar untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Daya Tarik dan Pesona Alam Desa Penglipuran
Tak hanya menawarkan kekayaan budaya dan tradisi, Desa Penglipuran juga memiliki keindahan alam yang mempesona. Dikelilingi oleh bentangan alamnya yang indah dengan pemandangan hamparan sawah yang hijau, desa Penglipuran memiliki daya tarik yang luar biasa, diantaranya:
1. Wisata Menarik Hutan Bambu
Baca juga : Wisata Nusa Penida Bali, Destinasi Incaran Wisatawan Asing
Hutan bambu menjadi salah satu daya tarik alam terbesar di Desa Penglipuran. Hutan bambu seluas 45 hektar ini adalah hutan yang mengelilingi desa. Selain sebagai tempat wisata, area hutan bambu pun masih terus dijaga keasrian dan dilestarikan sampai saat ini.
Area ini juga menjadi salah satu bentuk pelestarian warisan dari para leluhur serta menjadi wujud nyata keseimbangan antara alam dan manusia. Penduduk sekitar juga percaya bahwa hutan bambu adalah cikal bakal sejarah keberadaan desa Penglipuran.
Tak hanya difungsikan sebagai tempat wisata, hutan bambu juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai kawasan untuk resapan air. Itulah mengapa masyarakat setempat menganggap hutan bambu sebagai pelindung desa.
Baca juga : 7 Wisata Nusa Komodo, Fasilitas dan Daya Tarik yang Eksotis
2. Mempunyai Ritual Keagamaan
Ritual keagaman Hindu bisa kamu temukan di hampir seluruh desa wisata di Bali. Termasuk desa Penglipuran ini. Salah satu ritual besar adalah Ngusaba, di mana ritual keagamaan ini dilakukan untuk menyambut hari raya Nyepi.
Dalam pelaksanaannya, sejumlah penduduk akan datang ke Pura Penataran. Mereka datang 15 hari sekali untuk sembahyang. Terdapat beberapa tempat suci yang ada di Desa Penglipuran, diantaranya Pura Desa dan Pura Puseh atau pura utama.
Baca juga : 8 Wisata Farm House Lembang Bandung Beserta Biayanya
Tempat-tempat suci ini menjadi pusat untuk kegiatan kebudayaan dan keagamaan bagi penduduk desa tersebut. Menariknya, pura-pura ini biasanya dijadikan tujuan ziarah wisatawan yang ingin mempelajari lebih dalam tentang tradisi dan kepercayaan Bali.
3. Tata Ruang Desa Tri Mandala
Sebagai salah satu desa adat yang masih menjunjung tinggi akan nilai-nilai luhur dari nenek moyang, desa Penglipuran memiliki tata ruang desa yang masih mengusung patokan adat. Keunikan dari tata ruang desa ini adalah konsep yang digunakannya, yaitu konsep Tri Mandala.
Baca juga : 10 Tempat Wisata di Semarang Terbaru 2024, Anti-Mainstream
Sebuah konsep tata ruang yang dibagi menjadi 3 wilayah yang berbeda. Pada wilayah utama ada utama Mandala, kemudian Madya Mandala lalu Nista Mandala. Ketiganya ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pembagian wilayah diurutkan dari wilayah utara sampai selatan.
Pada bagian utara yaitu ada utama Mandala yang dijadikan sebagai tempat suci, tempatnya para dewa dan disinilah tempat-tempat ibadah didirikan. Lewat pada bagian tengah ada kawasan Madya Mandala, yang merupakan tempat pemukiman warga atau penduduk di mana rumah-rumah tersebut dibangun secara berbanjar sepanjang Jalan Primer.
Dan yang terakhir ada wilayah bagian selatan yaitu Nista Mandala. Pada bagian ini khusus dijadikan sebagai pemakaman penduduk.
4. Sajian Matangan Aneh
Baca juga : 13 Tempat Wisata di Surabaya yang Terkenal di Musim Liburan
Rasanya belum lengkap berkunjung ke desa Penglipuran jika belum mencoba kuliner khasnya. Terdapat beberapa kuliner unik dan khas yang wajib untuk dicoba, diantaranya ada loloh cemcem dan juga tipat cantok.
Daun kloncing merupakan bahan utama dari minuman khas dari desa wisata ini. Bahan tersebut dipilih karena manfaatnya yang dapat melancarkan pencernaan. Proses pembuatannya pun tanpa menggunakan pemanis dan pengawet, serta menggunakan teknik tradisional.
Terdapatpun tipat cantok adalah sebuah makanan atau kudapan yang menjadi salah satu menu andalan yang mirip dengan ketoprak yang berisi sayur rebus dan lontong yang disajikan dengan bumbu kacang yang khas. Engkau wajib coba, ya!
Desa Penglipuran Bali merupakan contoh yang luar biasa dari keberhasilan akan nilai-nilai pelestarian lingkungan dan budaya. Dengan memadukan kehidupan tradisional yang kaya akan nilai budaya dan keindahan alam serta komitmen yang kuat menjadikan Desa penglipur ini menjadi salah satu objek wisata di Bali yang sangat diminati oleh para wisatawan.
Bukan hanya sebagai tempat yang indah untuk dikunjungi, namun bisa menjadi contoh melalui upaya-upaya mereka dalam menjaga lingkungan dan pelestarian budayanya.