Potpurri Definisikel Aneh

Potpurri Artikel Aneh
Guntur Soekarno.(MI/HO)

DALAM situasi sosial politik yang kurang menguntungkan seperti saat ini, penulis sengaja membuat artikel yang tidak berhubungan dengan masalah-masalah sosial politik sebagaimana lazimnya. Paling tidak, agar tidak menambah keruh situasi dan kondisi saat ini.

Penulis ingin bercerita beberapa kejadian yang sepele, tetapi ada sisi hiburannya. Seperti cerita ini. Barangkali pada suatu waktu, salah satu adik penulis yang bernama Rahmawati berulang tahun. Penulis lupa ulang tahun yang ke berapa saat itu.

Ibu Fatmawati membuat perayaan ulang tahun tersebut sangat istimewa dengan bertempat di aula Istana Negara dan mengundang band idola penulis, yakni Aneka Nada dari Bandung, untuk datang dan menghibur ratusan tamu yang hadir saat itu.

Baca juga : Protokoler Negara

Setelah acara yang sangat meriah dan sukses tersebut selesai, rombongan band Aneka Nada kembali ke Bandung di sore hari. Kecuali, pemimpin band itu bernama Syamsudin Harjakusumah alias Lonang yang sekarang dikenal sebagai Syamsudin Bimbo. Beliau dua malam menginap di Istana Merdeka dan tidur di kamar penulis. 

 

Baca juga : Cerita Penyandang Tuna Netra yang Merinding Bisa Salaman dengan Jokowi

Keterangan foto: Atas: Iwan Abdurahman, Yessy Wenas, Guruh SP, Megawati, Rachmawati, Ibu Fatmawati, Sukmawati, Alfon Pangemanan, Guntur Soekarno. Duduk dari kiri: Iman Djumaedi, Indradi, Dermawan Harjakusuma (Acil), Syamsudin Harjakusuma (Syam Bimbo).

Pagi hari saat terbangun, Lonang ingin ke toilet karena kebelet BAB. Demi hendak membuka pintu kamar mandi, Bung Karno mencegahnya masuk kamar mandi yang dilengkapi toilet tersebut, sambil mengatakan, “Anda belakangan, sekarang Bapak dulu!”

Cek Artikel:  Afirmasi Keterwakilan Perempuan hanya Formalitas

Karena sudah kebelet, Lonang buru-buru kembali ke kamar dan membangunkan penulis yang masih terlelap tidur. “Tok cepat bangun! Gue sudah kebelet BAB!” 

Terkejut kaget penulis bangun sambil balik bertanya, “Eksis apa Nang?”

Baca juga : AHY Tibakan Pesan SBY ke Jokowi

“Gua sudah enggak tahan pengen BAB!”

“Loh emangnya kamar mandi kenapa?”

“Bapak sudah duluan masuk!”

Baca juga : Istana Minta Ampun Masyarakat belum Bisa Bersua Presiden saat Open House

Saking penulis juga ikut panik, akhirnya lupa bahwa di Istana Merdeka ada tiga toilet dan dua kamar mandi yang dilengkapi toilet. “Jadi maunya bagaimana Nang?”

“Udah antar gua ke rumah Ibu Fat biar gue BAB di sana!”

Tanpa pikir panjang, penulis dan Lonang berlari ke tempat mobil sport Kharmann Ghia diparkir. Penulis langsung tancap gas menuju ke rumah Ibu Fat di Jalan Sriwijaya Kebayoran Baru yang saat itu dapat ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit.

Setibanya di sana, beruntung kamar mandi atau toilet tamu dalam keadaan kosong, Lonang langsung masuk ke kamar mandi tersebut. 

Ibu Fat yang menyaksikan kejadian itu bertanya kepada penulis, “Bujang ada apa kalian itu pagi-pagi ke sini?”

Cek Artikel:  Misi Milenial Mendorong BPJS Gratis di Indonesia

“Enggak ada apa-apa Bu, cuma nganterin Sam BAB!”

“Hapo Hapo kalian itu!” kata Ibu Fat. 

Cerita ini kisah nyata yang terjadi beberapa dekade lalu. Selain itu, ada juga kisah yang terjadi sekitar 1963-1964. Demi itu, penulis menginap di gedung utama Istana Cipanas karena janji dengan Iwan Abdurahman, basis band Aneka Nada untuk latihan duet gitar. 

 

 

Tentu saja kami juga berencana mandi air belerang panas di kawasan Istana. Pada hari dan jam yang sudah disepakati, dengan mobil sport Kharmann Ghia, penulis memacu mobil dengan kecepatan tinggi menuju Taman Wisata Cibodas. Penulis memarkir mobil di tepi jalan dan menunggu kedatangan Iwan turun dari pendakian gunung sebagai dedengkot Wanadri.

Dekat 2 jam penulis menunggu hingga Iwan muncul dengan tubuh penuh lumpur dan belum mandi. “Aduh Mas maaf di atas tadi hujan deras. Jadi harus hati-hati turunnya,” katanya.

Penulis menjawab tidak apa-apa dan sebaiknya Iwan segera memasukkan tas dan gitar yang akan kami gunakan untuk latihan ke dalam mobil penulis. “Ach enggak apa-apa, cepatan masukin gembolan sama gitarnya,” cetus penulis. 

Setibanya di Istana Cipanas Iwan langsung mandi dan istirahat di teras belakang Istana. Tiba-tiba kami berdua melihat rombongan awak pesawat Pan Am (Pan American Airways) berbondong-bondong keluar dari Paviliun Yudistira tempat mereka menginap dengan membawa handuk, baju renang, dll. Coraknya, mereka akan berendam di pemandian air belerang panas atau pemandian air dingin di kawasan Istana.

Cek Artikel:  Pengaruh Kebuntuan Gencatan Senjata Hamas-Israel

Tiba-tiba Iwan nyeletuk, “Mas kita intip yuk mereka mandi di air panas, hanya pengen tahu saja!”

Penulis awalnya tidak mengiyakan, tetapi akhirnya setuju dengan Iwan, “Ach kamu ada-ada saja, tapi ayolah daripada enggak ada kerjaan.”

Demi tiba di kawasan pemandian air panas tersebut, di luar gedung kami mencoba memeriksa satu per satu jendela di tempat itu untuk mencari celah. Rupanya kami menemukan jendela yang tidak tertutup rapat. 

“Buset, Iwan kamu lihat sini, mereka semuanya tidak mengenakan busana,” cetus penulis.
 
“Ya ampun mas gila ya mereka itu!” kata Iwan.

Buat diketahui, awak pesawat Pan Am tersebut ialah awak pesawat yang dicarter oleh pemerintah Indonesia dalam rangka perjalanan Bung Karno ke luar negeri. Loyalp kembali dari perjalanan, oleh Bung Karno mereka diberi kesempatan menginap di paviliun VIP Istana Cipanas Yudistira atau mereka diberi kesempatan menginap di paviliun Istana Tampak Siring Bali. Akibat menonton bule tanpa busana tersebut, rencana latihan duet gitar kami hari itu buyar! 

Buat sementara, kisah-kisah aneh seperti di atas dengan sisi hiburan ini penulis tutup dulu. Bila pembaca tertarik untuk kisah-kisah yang lain, mungkin di lain waktu bisa dilanjutkan ceritanya. Selamat membaca!

 

Mungkin Anda Menyukai