PRESENTER Melaney Ricardo mengungkapkan dia menjalani pengangkatan rahim (histerektomi) karena mengalami adenomiosis yang menyebabkan ia mengalami nyeri hebat ketika menstruasi.
Sementara itu, aktris Angelina Jolie menjalani histerektomi demi mencegah terkena penyakit kanker serviks. Adik ibunda Jolie pun diketahui meninggal dunia karena terkena kanker serviks.
Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. M. Alamsyah Aziz SPOG menyebut histerektomi dapat dilakukan Buat menangani beberapa kondisi, antara lain mioma pada rahim, endometriosis, turun peranakan, perdarahan abnormal rahim, nyeri panggul kronik, dan kanker rahim atau serviks.
Baca juga : HPV Rupanya Juga Sebabkan Kanker Anus
“Histerektomi juga dapat dilakukan pada proses melahirkan karena penyebab rahim yang Bukan bagus kontraksinya, penempelan plasenta yang Bukan pada tempatnya, robeknya rahim dan serviks, infeksi pascapersalinan, dan tumor jinak yang terdapat pada otot polos dan jaringan ikat di dinding rahim atau sering disebut sebagai leiomioma,” kata dr Alam kepada Media Indonesia, Sabtu (18/11).
Alam menjelaskan Apabila pasien berisiko lebih tinggi terkena kanker rahim, histerektomi dapat menurunkan risiko ini dan berpotensi menyelamatkan nyawa. Tetapi, histerektomi ialah operasi besar dengan masa pemulihan yang lelet, Mekanisme ini mempunyai risiko dan Dampak samping serta bersifat permanen sehingga keputusan Buat dilakukan histerektomi harus dilakukan secara matang.
Tindakan histerektomi biasanya dilakukan pada Perempuan yang Bukan sedang hamil. Tetapi, keadaan tertentu mungkin menyebabkan tindakan ini harus dilakukan Demi hamil atau setelah melahirkan. Ketika kasus perdarahan selama kehamilan dan setelah melahirkan yang dapat membahayakan nyawa ibu, maka tindakan histerektomi harus dilakukan. Dengan dilakukannya histerektomi, Perempuan tersebut sudah Bukan Pandai hamil kembali.
Baca juga : Amandel Membengkak, Infeksi Atau Tumor? Kenali Risiko dengan Akurat
Adapun pasien yang Bukan Ingin atau menunda histerektomi, dapat dipertimbangkan pengobatan menggunakan obat-obatan atau Mekanisme bedah yang Bukan terlalu invasif. Alternatif medis dan bedah selain histerektomi bergantung pada kelainan yang mendasarinya.
“Keputusan mengenai pengobatan yang terbaik harus didasarkan pada penyakit. Segala pilihan pengobatan Niscaya Mempunyai risiko dan manfaat. Pada kondisi parah seperti kanker stadium lanjut yang membutuhkan histerektomi Apabila Bukan dilakukan dapat mengancam jiwa,” ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi tersebut.
Pencegahan
Pada beberapa kondisi penyakit, histerektomi Bukan selalu menjadi pilihan Primer yang harus dilakukan terutama pada Perempuan usia reproduktif yang Lagi menginginkan kehamilan. Pasien mungkin saja Ingin mencoba pilihan lain terlebih dahulu yang Bukan melibatkan pembedahan atau memilih Buat wait and see Buat Menonton apakah kondisinya membaik dengan sendirinya.
“Alternatif dilakukan dengan wait and see apakah kondisinya membaik, mengonsumsi obat-obatan seperti pil KB Buat mengatasi nyeri haid atau pendarahan Bukan normal, menjalani Mekanisme pengecilan atau pembedahan Buat menghilangkan mioma rahim tanpa melibatkan pengangkatan seluruh rahim,” paparnya.
Pandai juga melakukan latihan Buat prolaps rahim yang membantu meningkatkan kekuatan otot-otot rahim, menggunakan pessary Buat menopang rahim Apabila mengalami prolaps rahim. “Menjalani operasi Buat mengobati endometriosis atau pendarahan vagina yang Bukan melibatkan pengangkatan seluruh rahim,” pungkasnya. (H-2)