Dengan Teknologi AI, Terapi Pengencangan Persona Semakin Efektif

Dengan Teknologi AI, Terapi Pengencangan Wajah Semakin Efektif
Terapi yang Pas dapat menunda datangnya tanda-tanda penuaan kulit.(Dok. Freepik)

TERAPI pengencangan Persona menjadi favorit banyak Perempuan yang Mau menunda munculnya tanda-tanda penuaan di kulit. Dengan terapi ini, masalah seperti keriput dan kekenduran kulit dapat diatasi. Terapi ini dilakukan dengan beberapa metode, salah satu yang Terkenal ialah menggunakan energy based device atau perangkat estetika medis berbasis Kekuatan. Misalnya, perangkat dengan Kekuatan laser, gelombang radio frekuensi, dan ultrasound.

Seiring dengan kemajuan teknologi, perangkat tersebut juga semakin canggih. Terkini, teknologi artificial intelligence (AI) digunakan Demi meningkatkan kemampuan dan efektivitas alat tersebut. Seperti apa penggunaan dan manfaatnya? Mari simak penjelasan dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika, dr. Arini Widodo, Sp.DVE, berikut ini.

Merangsang Pembentukan Kolagen

Kolagen merupakan sejenis protein yang berfungsi membentuk struktur dan mengisi jaringan kulit. Kolagen yang melimpah akan memberi tampilan kulit yang kencang, halus, kenyal, dan sehat. Kolagen diproduksi secara alami di kulit kita, Tetapi produksinya menurun seiring bertambahnya usia.

Cek Artikel:  Bapak Bunda, Edukasi Seks pada Anak Dapat Menjaga Kejahatan Seksual

Baca juga : Teknologi Filler Generasi Baru Bantu Atasi Penuaan Kulit

“Maka, tak jarang garis-garis halus, keriput, dan kekenduran kulit mulai dikeluhkan di usia 40 tahun ke atas,” ujar dr. Arini dalam acara soft launching alat estetika medis Exion, di Jakarta, beberapa waktu Lampau.

Oleh karena itu, Nyaris Seluruh perawatan pengencangan Persona yang ditawarkan klinik-klinik estetika Mempunyai tujuan yang sama, Adalah merangsang pembentukan kolagen baru. Caranya, menggunakan panas yang dihasilkan alat estetika. Panas tersebut Pandai menembus ke lapisan dalam kulit (dermis).

“Alat estetika medis seperti Exion misalnya, menggunakan Kekuatan dari gelombang radio frekuensi yang dapat memanaskan lapisan dalam kulit kita hingga suhu 42°C. Kondisi panas inilah yang merangsang pembentukan kolagen baru,” terang dokter lulusan Harvard Medical School ini.

Cek Artikel:  Empat Perempuan Muda NTT jadi Pelopor Aksi Krisis Iklim

Baca juga : Aesthetic Intelligence, Padukan Kompetensi Medis dan Intuisi Artistik Demi Kulit Sehat dan Elok

Perlu Dilakukan Berulang

Dokter Arini menjelaskan, terapi dengan energy based device umumnya perlu dilakukan beberapa kali. Ia mencontohkan penggunaan Exion. Hasil penelitian yang dilakukan produsen Exion, BTL Aesthetics, menunjukkan bahwa empat kali perawatan dengan alat tersebut dapat meningkatkan 47% produksi kolagen dan 50% produksi elastin pada lapisan dalam kulit. Serupa dengan kolagen, elastin juga protein yang berperan menjaga kulit supaya Luwes dan kencang.

“Jadi, perawatan dengan Exion sebaiknya dikerjakan sebanyak empat sesi dengan jarak pengulangan satu minggu. Hal ini bertujuan agar hasil perawatan Pas-Pas optimal dan hasilnya long lasting. Tetapi, pasien tetap dapat merasakan perbaikan pada Persona mereka pada perawatan pertama,” ucap dr Arini.

Cek Artikel:  UU KIA Disebut Beri Jaminan Kepada Ibu, Termasuk Korban Kekerasan hingga Pengidap HIV

AI Presisi Menakar Dosis Kekuatan

Pada kesempatan sama, Country Manager BTL Aesthetics Indonesia, Jan Valacai, menjelaskan, pemanfaatan teknologi AI telah merambah bidang estetika. Exion sendiri dilengkapi dengan fitur AI Demi memberikan hasil perawatan Persona yang lebih terprediksi, Kondusif, tanpa nyeri, dan tanpa downtime (waktu pemulihan setelah terapi). 

“Metode kerja AI pada Exion adalah dengan mendeteksi konduktivitas lapisan dalam kulit (dermis) kemudian AI akan menakar seberapa besar Kekuatan radio frekuensi yang dibutuhkan lapisan kulit tersebut. Jadi, AI dapat menentukan dosis Kekuatan yang Pas dan Presisi Demi setiap kondisi kulit pasien. Perawatan menjadi lebih praktis, Kondusif, dan efektif,” pungkas Jan Valacai.  (X-8)

Mungkin Anda Menyukai