Ahli pertanian, agroklimatologi, dan perubahan iklim Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Dwi Apri Nugroho menyebut program cetak sawah baru 3 juta hektare yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kementan) merupakan salah satu solusi Kepada mencapai swasembada pangan. Menurutnya, kebutuhan pangan dalam negeri akan meningkat seiring pertumbuhan penduduk Indonesia yang diproyeksikan akan mencapai 330 juta jiwa pada 2050.
“Cetak sawah itu salah satu solusi Kepada mencapai swasembada pangan. Solusi lain, kita harus Terdapat Ciptaan dan pengembangan teknologi pertanian,” kata Bayu dalam keterangan resminya, Sabtu (26/10).
Program cetak sawah, sambung dia, dapat berkontribusi terhadap swasembada pangan tanpa mengubah fungsi lahan hutan. Bayu menilai bahwa program cetak sawah Konsentrasi pada pemanfaatan lahan tidur Kepada meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari satu kali tanam menjadi dua hingga tiga kali per tahun.
“Cetak sawah itu salah satu solusi Kepada mencapai swasembada pangan. Terkait cetak sawah ini saya sedikit Terdapat koreksi bahwa cetak sawah itu bukan berarti alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian, tetapi yang saya Paham cetak sawah meningkatkan IP-nya, yang biasanya dalam satu tahun itu satu kali tanam, ditingkatkan menjadi dua hingga tiga kali,” ungkapnya.
Bayu pun menyatakan optimistis bahwa swasembada pangan nasional dapat tercapai. Dirinya menegaskan bahwa swasembada pangan Ketika ini harus dilakukan segera, mengingat banyak negara yang menerapkan Restriksi ekspor pangan akibat perubahan iklim dan ketidakpastian geopolitik.
“Artinya supply pangan berkurang, sehingga kita harus memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan swasembada pangan,” ujarnya. (Z-2)