BUYA Ahmad Syafi’i Ma’arif memang telah berpulang meninggalkan kita dua tahun Lampau (27 Mei 2022). Yang pergi hanya jasad, tetapi Enggak dengan warisan-warisannya. Buya Syafi’i telah banyak berjasa dengan meninggalkan seabrek warisan kepada bangsa dan negara yang sangat dicintainya ini. Di samping kepribadian yang sederhana dan humanis serta pemikiran-pemikirannya yang kritis, warisan Krusial lainnya yang ditinggalkan Buya ialah pembangunan iklim intelektualisme di kalangan muda sebagaimana terefleksikan dari keberadaan Maarif Institute for Culture and Humanity yang usianya sudah lebih dari dua Sepuluh tahun.
Buya acap berkumandang bahwasannya harus Eksis sekelompok massa yang kritis, terutama di kalangan mudanya. Tak hanya berkumandang, implementasi dari ucapan tersebut diejawantahkan dengan lahirnya Maarif Institute pada 28 Februari 2003. Inilah Watak khas Buya, kata dan laku tak bercerai-berai. Meminjam istilah aktivis kemanusiaan Sudhamek AWS (2005: 558), Buya ialah sosok yang walk the talk (melaksanakan apa yang diucapkannya).
Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/syafii-maarif-dan-geliat-intelektualisme-di-kalangan-muda