Jurus Mepet Cawapres Abaikan Publik


KURANG dari tiga bulan Kembali pendaftaran Kekasih bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) akan dibuka. Ketika pendaftaran dimulai pada 19 Oktober mendatang, hanya Terdapat waktu Sekeliling satu bulan bagi pengusung Buat merampungkan pendaftaran.

Meski sudah Terdapat tiga bakal capres yang Formal dideklarasikan partai atau koalisi parpol pemilik tiket pencalonan presiden, belum Terdapat satu pun calon yang definitif. Apalagi cawapres, proyeksinya Tetap sangat buram.

Sudah merupakan kebiasaan di kalangan partai politik Buat menunda-nunda pengumuman Kekasih calon (paslon) hingga batas waktu akhir pendaftaran.

Parpol atau koalisi Getol berlama-Pelan melakukan penjajakan. Berkali-kali saling mengunjungi dan sibuk saling menggoda, Sembari sesekali melempar daftar kandidat cawapres ke masyarakat. Itulah yang dilakukan.

Bahkan, capres pun diutak-utik oleh wacana-wacana memasangkan kandidat capres. Belakangan muncul kehebohan dengan postingan Ganjar Pranowo di akun Instragram-nya Serempak Ketua Lumrah Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ini seolah mengisyaratkan duet Prabowo-Ganjar, kendati kemudian dibantah oleh kedua partai yang menganggap Kekasih Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Prabowo adalah ‘hil yang mustahal’.

Cek Artikel:  Sadisme di Luar Logika

Ganjar merupakan capres yang telah dideklarasikan PDI Perjuangan, satu-satunya parpol yang Mempunyai cukup kursi di parlemen Buat Dapat sendirian mengusung paslon capres dan cawapres. Adapun Prabowo telah diumumkan sebagai capres oleh Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang beranggotakan Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Manuver-manuver Buat mendongkel soliditas rival pun dilancarkan secara halus. PDIP melalui ketua DPP-nya, Puan Maharani, membeberkan lima cawapres yang disebutnya tengah dipertimbangkan Buat mendampingi Ganjar. Dua di antaranya merupakan Punya koalisi lain.

Dalam daftar tersebut, Terdapat nama Ketua Lumrah PKB Muhaimin Iskandar alias Gus Muhaimin dan Ketua Lumrah Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. PKB terang-terangan mengaku merasa tergoda disebut oleh PDIP. Barangkali ketidakpastian hasil kemitraan dengan Gerindra, karena Gus Muhaimin Enggak kunjung dideklarasikan sebagai cawapres bagi Prabowo, Membikin PKB mulai lirik sana, lirik sini.

Cek Artikel:  Kaum Muda Dikepung Pinjol

Di sisi lain, Demokrat menyatakan Tetap setia mendukung Anies Baswedan sebagai capres Serempak Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera. Setidaknya Tamat Demi ini. Enggak Terdapat juga yang Dapat memastikan kesetiaan Demokrat atau Member lain dalam koalisi akan langgeng hingga pencapresan.

Itu baru manuver dari sisi prosesi politik. Tetap Terdapat manuver-manuver lain yang dikira Enggak kentara karena diselubungi proses hukum. Tentu saja, siapa yang melanggar hukum harus ditindak sesuai ketentuan perundang-perundangan yang berlaku. Tetapi, penindakan yang tebang pilih Niscaya akan memancing pertanyaan, terutama di tahun-tahun politik.

Parpol sangat mungkin kembali mempraktikkan sistem kebut semalam dalam menetapkan paslon. Kesibukan parpol berlama-berlama dalam menetapkan Kekasih capres dan cawapres memang Enggak menyalahi aturan pemilu.

Cek Artikel:  Pemilu Curang Jangan Berulang

Meski begitu, partai-partai Sepatutnya Enggak mepet-mepet mendeklarasikan Kekasih capres dan cawapres agar Enggak malah kepepet asal comot kandidat. Kebiasaan itu Dapat dibilang mengabaikan kemanfaatan bagi publik.

Kita Kembali-Kembali perlu pula mengingatkan bahwa pemilih akan lebih diuntungkan bila lebih Pagi mengetahui siapa-siapa capres dan cawapres yang Dapat mereka pilih dalam Pemilu 14 Februari 2024. Publik bakal punya lebih banyak waktu Buat menimbang-menimbang pilihan dengan matang.

Mungkin Anda Menyukai