RI-India Buka Kesempatan Kerja Sama Ketahanan Pangan hingga EBT

Liputanindo.id JAKARTA –  Pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal pada Selasa (14/11) di San Fransisco, Amerika Perkumpulan, membuka berbagai Kesempatan kerja sama peningkatan perdagangan.

Kesempatan tersebut meliputi berbagai bidang seperti pertanian dan peternakan, ketahanan pangan, industri otomotif, Daya terbarukan, serta industri pertambangan sebagai upaya Demi menyeimbangkan perdagangan kedua negara.

Baca Juga:
Ambil Bagian Perkuat Ketahanan Pangan, Anak Muda Bandung Antusias Ikuti Urban Futures

“Kami sangat menantikan Pengaruh positif Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) terhadap perdagangan dan investasi khususnya dengan Indonesia,” kata Menteri Piyush melalui keterangan Formal yang diterima, Kamis (15/11).

Menko Airlangga berharap Interaksi antara kedua negara semakin erat serta menyatakan bahwa India merupakan Kenalan dagang Indonesia yang dapat diandalkan, khususnya Begitu periode pandemi COVID-19 yang Lewat.

Cek Artikel:  Presiden Jokowi Formalkan Pembangunan MRT Lintas Barat-Timur Fase 1

“Kami sangat menghargai Interaksi bilateral yang Bagus ini. Terkait G20, Indonesia tertarik Demi menjadi bagian dari Aliansi Biofuel Dunia yang diluncurkan pada G20 India, mengingat Indonesia adalah salah satu penghasil biofuel terbesar di dunia,” ujar Menko Airlangga.

Dalam hal itu, India bersedia Demi berinvestasi di Indonesia pada sektor Daya Rapi dengan pertimbangan besarnya potensi Daya baru dan terbarukan di Indonesia dan adanya progam Carbon Capture Storage (CCS).

Adapun program penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS) adalah satu-satunya teknologi yang Bisa memitigasi lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas pemanfaatan bahan bakar fosil pada industri.

Menteri Piyush juga menyoroti pentingnya kesimbangan dalam perdagangan. Ia berharap pasar Indonesia Dapat lebih kompetitif serta memberikan kesempatan bagi produk India.

Cek Artikel:  KESDM: Baru 31,5 Juta NIK yang Daftar Beli LPG 3 Kg

Secara spesifik ia mengharapkan produk otomotif dan farmasinya dapat diterima di Indonesia, serta mengharapkan Indonesia dapat meminimalkan hambatan non-tarif bagi produk India di pasar Indonesia.

India juga mengharapkan adanya kesempatan berinvestasi lebih luas Demi proyek pembangunan bandara, farmasi, dan rumah sakit.

Ia mendorong kerjasama investasi konkrit di Kawasan Ekonomi Tertentu (KEK) antara salah satu group perusahaan pengelola Rumah Sakit Indonesia dengan Apollo Hospital Group dari India.

Lebih lanjut, kedua menteri membahas penguatan perdagangan Demi komoditas pertanian dan peternakan seperti keberlanjutan akses pasar minyak kelapa sawit Indonesia di India, dan komoditas beras dan daging.

“India tetap menjadi pertimbangan Esensial Demi menjadi pemasok beberapa komoditas Krusial di Indonesia,” imbuh Menko Airlangga.

Cek Artikel:  Peran Strategis Rantai Pasok Capekl Sokong Kinerja Ekspor Industri Otomotif Nasional

Pada sesi penutup, Menteri Piyush mengajak Indonesia Demi mengadakan kerja sama sertifikasi halal dengan India Demi memberikan Kesempatan bagi peningkatan perdagangan produk halal antar kedua negara melalui kerjasama Mutual Recognition Agreement (MRA) antar kedua negara.(HAP)

 

Baca Juga:
Polandia Incar Cangkang Sawit Kalbar Demi Sumber Daya

 

Mungkin Anda Menyukai