TENTARA Israel meluncurkan operasi militer besar di Tepi Barat bagian utara, Palestina. Ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam dua dekade. Operasi militer besar Israel di daerah pendudukan Tepi Barat, termasuk aksi penghancuran besar-besaran, tidak boleh menjadi alasan perluasan perang dari Jalur Gaza.
Itu dikatakan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Rabu (28/8). “Operasi militer besar Israel di daerah pendudukan Tepi Barat, termasuk aksi penghancuran besar-besaran, tidak boleh menjadi premis untuk perluasan perang dari Gaza,” kata Borrell di X.
Borrel mengatakan perbandingan yang dibuat oleh kepala otoritas luar negeri Israel Katz, terutama terkait evakuasi penduduk Palestina, mengancam akan memicu ketidakstabilan lebih lanjut.
Baca juga : AS Setujui Paket Senjata Senilai Rp312 Triliun untuk Israel
Katz, mengatakan bahwa operasi militer tersebut mencakup evakuasi sementara penduduk Palestina dari wilayah-wilayah di Tepi Barat bagian utara.
Setidaknya sepuluh warga Palestina tewas sejak operasi dimulai, menurut angka terbaru yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Ketegangan terus meningkat di seluruh Tepi Barat yang diduduki di tengah serangan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Setidaknya 660 warga Palestina telah tewas dan hampir 5.400 lain terluka di wilayah yang diduduki, menurut data Palestina.
Dalam opini bersejarah pada 19 Juli, Mahkamah Dunia menyatakan bahwa pendudukan tanah Palestina oleh Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade adalah ilegal dan menuntut evakuasi semua permukiman yang ada di Tepi Barat dan Jerusalem Timur. (Ant/Z-2)