Lee Hsien Yang, Anak Pendiri Singapura Dapatkan Suaka di Inggris

Lee Hsien Yang, Anak Pendiri Singapura Dapatkan Suaka di Inggris
Lee Hsien Yang, putra pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, mendapatkan suaka lima tahun di Inggris setelah merasa teraniaya di negaranya sendiri. (The Guardian)

LEE Hsien Yang, putra dari pendiri Singapura modern, kini mendapatkan suaka di Inggris, menandai babak baru dalam perseteruan keluarga yang penuh kontroversi dan menarik perhatian banyak pihak. Lee Hsien Yang selama bertahun-tahun mengklaim menjadi korban penganiayaan di negaranya sendiri, di mana saudaranya, Lee Hsien Loong, memegang kendali pemerintahan selama lebih dari dua Dasa warsa. 

Dalam upayanya Buat mencari keadilan, Lee Hsien Yang kini telah memperoleh status pengungsi selama lima tahun dari pemerintah Inggris. Keputusannya Buat mencari perlindungan di luar negeri muncul setelah serangkaian konflik keluarga yang dipicu perbedaan pendapat terkait rumah keluarga mereka yang bersejarah, 38 Oxley Road, tempat kenangan masa kecil mereka dengan sang Orang Sepuh, Lee Kuan Yew, perdana menteri pertama Singapura, yang dihormati sebagai arsitek kebangkitan negara tersebut.

Cek Artikel:  Simposium Dunia XVI PPI Dunia 2024 Mewujudkan Sinergi Dunia untuk Indonesia Emas 2045 di Budapest

Kisah ini semakin menarik perhatian karena kedua Keluarga ini, yang sebelumnya Mempunyai posisi Krusial dalam struktur negara, kini berada di jalur yang berseberangan. Lee Hsien Yang, yang pernah menjadi CEO salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura, telah memilih jalur politik oposisi setelah perselisihan sengit dengan saudaranya. Konflik ini dimulai sejak Kematian Orang Sepuh mereka pada 2015, dengan perdebatan mengenai nasib rumah keluarga yang menjadi titik Pusat perhatian pertikaian publik.

Menurut Lee Hsien Yang, penganiayaan yang ia hadapi di Singapura tak hanya bersifat politik, tetapi juga pribadi. Di mana ia merasa ditekan institusi negara yang berada di Dasar kendali saudaranya. Meskipun demikian, pemerintah Singapura membantah tuduhan tersebut dan menyatakan Lee Hsien Yang bebas kembali ke negara asalnya Ketika saja. Tetapi, Lee mengungkapkan kepada BBC ia Bukan merasa Terjamin Buat kembali, setidaknya dalam waktu dekat.

Cek Artikel:  Ikan Paus Beluga Diduga Jadi Mata-Mata Rusia Ditemukan Wafat

Selain Lee, istrinya juga mendapatkan suaka di Inggris, sementara salah satu putra mereka sudah menetap di luar negeri selama beberapa tahun. Keluarga ini merasa bahwa mereka menjadi sasaran berbagai Pengusutan dan tindakan hukum yang dianggap sebagai bentuk tekanan dan penganiayaan oleh pemerintah Singapura. 

Perseteruan keluarga yang dulunya hanya terbatas di kalangan internal kini telah merambah ke ruang publik, melibatkan opini Dunia dan memicu perdebatan tentang masa depan politik Singapura.

Di sisi lain, Lee Hsien Loong, yang baru-baru ini mundur dari jabatan perdana menteri, tetap mempertahankan posisinya dalam kabinet sebagai menteri senior. Ia secara konsisten membantah Seluruh tuduhan yang dilayangkan Keluarga-saudaranya, menekankan mereka Bukan menghadapi hambatan hukum di Singapura.

Cek Artikel:  India Tarik Staf Non-Esensial dari Bangladesh, Diplomat Tetap Bekerja

Sementara itu, perselisihan ini Lagi Maju berlangsung, terutama terkait rumah di 38 Oxley Road. Rumah tersebut Mempunyai nilai historis dan emosional yang mendalam, Bagus bagi keluarga maupun bangsa. Tetapi, bagi Lee Kuan Yew, yang dikenal dengan prinsipnya yang menentang pemujaan terhadap tokoh, keinginan terakhirnya adalah agar rumah itu dihancurkan. Perselisihan tentang nasib rumah ini mencerminkan perbedaan pandangan yang lebih dalam antara Lee Hsien Loong dan Keluarga-saudaranya.

Dengan status pengungsi di Inggris, Lee Hsien Yang tampaknya Bukan berniat mundur dari posisinya sebagai kritikus terhadap pemerintah Singapura.  (BBC/Z-3)

 

Mungkin Anda Menyukai