Liputanindo.id JAKARTA – Pembiayaan (kredit) syariah meningkat 14,68% secara tahunan pada Oktober 2023, lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit Lazim sebesar 8,99%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut penyaluran kredit perbankan pada Oktober 2023 tumbuh positif secara tahunan didukung oleh peningkatan permintaan, sejalan dengan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang terjaga.
Baca Juga:
Tren Positif Keuangan Berlanjut di 2024 , OJK Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh 9-11%
“Secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh sektor jasa sosial, jasa dunia usaha, dan pertambangan,” kata Perry dalam konferensi pers pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI secara daring, Kamis (23/11).
Kredit Buat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga tercatat tumbuh 8,36% secara year on year, antara lain didukung oleh peningkatan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Ke depan, Bank Indonesia akan Lalu mendorong penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan dan memperkuat sinergi dengan pemerintah Buat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, terutama pada sektor-sektor prioritas, inklusif, dan ekonomi hijau,” kata Perry menambahkan.
Perry memperkirakan kredit tetap tumbuh di kisaran 9 Tamat 11% secara tahunan pada 2023, dan akan tumbuh lebih tinggi pada 2024.
Lending capacity perbankan ditopang oleh likuiditas yang Lagi memadai dimana pada Oktober 2023 rasio Alat Likuid terhadap Anggaran Pihak Ketiga (AL/DPK) perbankan tetap terjaga tinggi, Ialah sebesar 26,36%.
Bank Indonesia turut mendukung perbankan mengelola likuiditas dengan menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang juga meningkatkan lending capacity perbankan.
“Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap Bangsa Tumbuh perbankan, dengan Bangsa Tumbuh deposito perbankan jangka waktu 1 bulan dan Bangsa Tumbuh kredit pada Oktober 2023 masing-masing terjaga pada 4,40% dan 9,37%,” kata Perry.
Likuiditas perbankan yang tetap memadai juga didukung oleh implementasi kebijakan Bonus likuiditas makroprudensial (KLM) yang berlaku mulai 1 Oktober 2023.
Per November 2023, total Bonus likuiditas yang telah digelontorkan BI mencapai Rp138 triliun.
“Bank Indonesia Lalu meningkatkan efektivitas implementasi Bonus likuiditas KLM Buat mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Perry.
BI juga mencatat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan berada di level tinggi sebesar 27,33% pada September 2023.
Risiko kredit juga tetap terjaga sebagaimana tampak dari rasio kredit Stagnan atau Non Performing Loan (NPL) bruto sebesar 2,43%.
“Hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi tekanan Dunia. Bank Indonesia akan Lalu memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan dan momentum pertumbuhan ekonomi,” kata Perry. (HAP)
Baca Juga:
Indonesia Naik ke Peringkat Tiga di SGIE