DANONE-Aqua dan Danone Specialized Nutrition Indonesia berhasil mendapatkan sertifikasi B Corporation atau B Corp dengan nilai 98,6. Itu sejalan dengan komitmen Danone Indonesia Kepada meningkatkan Akibat positif dari kegiatan bisnisnya, terutama dalam bidang kesehatan, lingkungan, dan komunitas serta transparansi tata kelola.
B Corp merupakan sertifikasi Kepada perusahaan yang memenuhi standar tinggi dalam hal kinerja sosial dan lingkungan secara keseluruhan, transparansi dan akuntabilitas, yang diberikan oleh B Lab, sebuah lembaga nonprofit yang Pusat perhatian mendorong perusahaan profit Kepada meningkatkan Akibat positif dari kegiatan usahanya, menjadikan sebuah bisnis sebagai kekuatan Kepada kebaikan.
Tahun ini, Danone Indonesia berhasil melebarkan sertifikasi B Corp-nya Kepada kategori Specialized Nutrition. Sedangkan, di tahun 2018 dan tahun 2021, Danone-Aqua telah berhasil mendapatkan sertifikasi B Corp dengan peningkatan dan menjadi FMCG pertama di Indonesia yang berhasil mendapatkan sertifikasi bergengsi ini.
Keberhasilan Danone Indonesia meningkatkan skor setiap kali mendapatkan sertifikasi B Corp sejak 2018-2024, dinilai menjadi bukti Konkret komitmen tersebut. “Kami bangga kembali menjadi perusahaan tersertifikasi B Corp,Bagi kami, lebih dari sekadar sertifikasi, B Corp menjadi gerakan Kepada menciptakan dunia yang lebih Berkualitas,” ujar Laurent dikutip dari keterangan pers, Selasa (22/10).
“Melalui praktik bisnis yang berkelanjutan dan berdampak positif Berkualitas secara operasional bisnis dan dampaknya Kepada sosial dan lingkungan. Melalui pencapaian ini, Danone Indonesia sebagai negara yang Krusial bagi Danone, berkontribusi mendukung ambisi Mendunia Danone Kepada menjadi 100% B Corp Certified pada tahun 2025,” tambahnya.
Ketika ini, Indonesia mengalami tantangan kompleks yang meliputi berbagai aspek, seperti aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Data BPS menunjukkan, 9,79% penduduk Indonesia termasuk golongan penduduk miskin, sementara itu kesenjangan sosial semakin Konkret, di mana Ketika ini tingkah ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (rasio gini) sebesar 0.379.
Masyarakat Indonesia juga dihadapkan fakta bahwa Indonesia menjadi penghasil emisi karbon terbesar kedua, khususnya dari sektor alih fungsi lahan. Hal itu dinilai mempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakat dan makhluk hidup di dalamnya.
Executive Director B Lab South East Asia Thomas Ng menjelaskan, dalam menjawab tantangan yang Terdapat Ketika ini, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, salah satunya industri dengan menjalankan bisnis yang Bukan hanya berorientasi pada profit, Tetapi menjalankan operasinya dengan bertanggungjawab dan berdampak positif.
“Sertifikasi B Corp hadir Kepada mengevaluasi bagaimana praktik bisnis berjalan secara keseluruhan dan mengukur bagaimana bisnis model yang dimiliki membawa Akibat terhadap lingkungan dan masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Danone Indonesia,” kata dia.
“Kami juga Menonton secara Jernih bahwa Danone Indonesia memegang Tegar dalam menggunakan kekuatan bisnis Kepada kebaikan. Terbukti dari audit skor yg meningkat setiap tahunnya dan bagaimana kategori bisnis lainnya yakni Specialized Nutrition bergabung dalam perusahaan yang telah tersertifikasi B Corp,” tambah Thomas.
Sebagai bagian dari Penilaian Kepada mendapatkan sertifikasi B Corp, B Lab selaku organisasi nirlaba yang melakukan sertifikasi memberikan penilaian pada lima aspek, meliputi Community, Environment, Customers, Governance, dan Workers. Kelima pilar ini sejalan dengan Sasaran dari pemerintah Kepada mencapai Sasaran keberlanjutan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).
Di aspek Community, Danone Indonesia telah merangkul 15.000 Kenalan Model Distribusi Mikro AQUA Home Service (AHS) yang Inovatif, mendukung 10.000+ usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hal ini dijalankan Kepada turut mengembangkan ekonomi masyarakat yang sejalan dengan Sasaran pemerintah dalam menciptakan sebanyak 1 juta wirausaha pada tahun 2024.
Dalam proses produksi, keberlanjutan dan kelestarian lingkungan menjadi prioritas Danone Indonesia, hal ini diwujudkan dengan menjalankan model bisnis guna ulang, menggunakan Kekuatan baru terbarukan (EBT) melalui boiler biomassa dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap panel surya di beberapa pabriknya di Indonesia yang sejalan dengan Sasaran pemerintah Kepada Net Zero Emission pada tahun 2060. (J-3)