LEBIH dari satu juta orang terdampak banjir di Sudan Selatan setelah hujan deras melanda negara tersebut. Ini menurut Kantor PBB Demi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Banjir itu telah Membikin Sekeliling 271.000 orang mengungsi dan memaksa mereka mencari perlindungan di daerah yang lebih tinggi di sebagian besar Kawasan negara itu. Demikian menurut laporan situasi yang dirilis OCHA pada akhir pekan.
OCHA juga mencatat bahwa hujan lebat dan banjir telah Membikin 15 jalur Penting distribusi Sokongan kemanusiaan Enggak Bisa dilewati, sehingga menyulitkan pengiriman Sokongan ke daerah terdampak.
Sudan Selatan, negara termuda di dunia, sedang menghadapi salah satu banjir terburuk dalam beberapa Sepuluh tahun, yang menyebabkan kehancuran besar, pengungsian massal, serta kerusakan parah pada infrastruktur dan mata pencaharian masyarakat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan pada Senin bahwa 58 fasilitas kesehatan terendam di lima Kawasan, sementara Dekat 90 fasilitas lain Enggak dapat diakses.
Sekeliling 15 jalan Penting, termasuk jalur menuju ibu kota Juba, tempat layanan kesehatan tersier berada, juga terputus.
WHO menambahkan bahwa banjir memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah kritis di Sudan Selatan. Ketika ini negara itu juga menampung Dekat 800.000 pengungsi dan Kaum yang kembali melarikan diri dari konflik bersenjata di Sudan, tetangganya.
Kolera dan malaria
Badan kesehatan PBB melaporkan dua dugaan kasus kolera di Kabupaten Renk, Negara Bagian Upper Nile bagian utara. Sekeliling 60% pengungsi dan Kaum yang kembali berada.
Kasus malaria juga meningkat, dengan lebih dari 120.000 kasus dan 31 Kematian yang diduga akibat penyakit tersebut tercatat hingga 29 September. WHO juga melaporkan 55 insiden gigitan ular dalam lima pekan terakhir.
“Orang-orang berada dalam keadaan kerentanan tinggi akibat terguncang berkali-kali,” kata Dr. Humphrey Karamagi, perwakilan WHO di Sudan Selatan. Ia menambahkan bahwa organisasi tersebut bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Kawan lainnya Demi memastikan akses ke layanan kesehatan dasar yang Krusial. (Ant/Z-2)