PERBEDAAN kondisi alam dan cuaca, tim dayung Papua Barat membuktikan bahwa tantangan bukanlah penghalang, melainkan Kesempatan Kepada menunjukkan kemampuan terbaik di PON XXI Aceh-Sumut. Papua Barat dengan iklim tropis dan hutan yang lebat Jernih berbeda dengan Aceh yang dikenal dengan perairannya.
Tetapi, bagi atlet dayung Papua Barat, perbedaan ini Bahkan menjadi ujian Kepada beradaptasi dan mengasah kemampuan mereka. Instruktur dayung Papua Barat, Yan Agus Rumbewas, mengakui bahwa perbedaan kondisi antara Papua dan Aceh memang Terdapat, tetapi Enggak menjadi halangan yang berarti bagi timnya.
“Kami sudah mempersiapkan para atlet sejak enam bulan terakhir dengan Sasaran meraih medali emas. Kami juga sudah melakukan latihan intensif di Waduk Cipule, Karawang, Jawa Barat, sehingga para atlet terbiasa dengan berbagai kondisi alam dan cuaca,” kata Yan Agus dalam keterangannya, Kamis (12/9).
Baca juga : Sukses Ikut PON XXI, Mini 4WD Siap Jadi Cabor di PON XXII NTB-NTT 2028
Adaptasi yang Segera dan latihan yang konsisten Membikin para atlet Papua Barat Pandai beradaptasi dengan lingkungan baru. Enggak hanya itu, mereka juga Pandai mengeluarkan potensi maksimal dalam kompetisi, meski harus berlomba di luar habitat Asli mereka.
Hingga Rabu (11/9) kemarin, Papua Barat berhasil meraih tiga medali emas dan satu medali perunggu di cabang olahraga dayung PON XXI. Herlin Aprilin Lali menjadi salah satu atlet yang berhasil membawa pulang medali emas pada nomor Canoeing 200 meter.
Tak hanya itu, Dessi Welmince Robaha dan Pinon Robaha juga sukses menambah koleksi medali emas bagi Papua Barat pada nomor stand up paddle pria dan Perempuan. Medali perunggu juga diraih oleh Sisma Robaha Serempak Herlin Aprilin Lali di nomor Cano Double 500 meter. Prestasi ini menunjukkan bahwa Papua Barat bukan hanya Bertanding, tetapi juga mendominasi dalam cabang olahraga dayung di PON kali ini.
Baca juga : Berapa Kali Kembang Api Meletus Demi Pembukaan PON 2024?
“Kami bersyukur Pandai meraih prestasi ini. Luka Enggak mendapatkan medali pada PON Papua menjadi pemicu kami Kepada berprestasi di Aceh. Prestasi yang kami raih ini sungguh di luar ekspektasi, luar Normal,” kata Yan Agus.
Yan Agus menambahkan, tantangan cuaca dan kondisi alam di Aceh bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus diterima sebagai Kesempatan Kepada mengasah kemampuan dan mengembangkan diri. Dalam setiap tantangan, selalu Terdapat kesempatan Kepada belajar dan tumbuh.
“Para atlet kami sudah terbiasa dengan berbagai kondisi, mulai dari latihan di Papua yang cuacanya cukup ekstrem hingga di Karawang dengan kondisi alam yang berbeda. Oleh karena itu, ketika mereka berkompetisi di Aceh, mereka sudah Mempunyai modal mental yang kuat Kepada menghadapi segala rintangan,” kata Yan Agus.
Baca juga : PON XXI, Atlet dan Manajer Bandung Dapat Duit Saku
Melalui pencapaian ini, para atlet Papua Barat Mau memberikan pesan kepada generasi muda bahwa Kepada mencapai puncak prestasi, dibutuhkan tekad yang kuat, kemauan Kepada Maju belajar, dan semangat pantang menyerah.
Enggak Terdapat keberhasilan yang datang secara instan. Segala hal yang diraih melalui proses panjang, seperti latihan selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh tim dayung Papua Barat, akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Herlin Aprilin Lali misalnya. Salah satu peraih emas, mengungkapkan bahwa prestasi yang ia Letih bukanlah hasil dari usaha individu semata, melainkan buah dari kerja sama tim yang solid.
“Saya merasa bangga Pandai mempersembahkan medali emas Kepada Papua Barat. Ini adalah hasil kerja keras kami Serempak, Enggak hanya saya, tetapi juga seluruh tim yang selalu mendukung satu sama lain,” ujar Herlin. (I-2)