Liputanindo.id – Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal mengajukan surat pengunduran diri usai kalah dalam pemilu sela putaran kedua. Gabreil Attal akan mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden Emmanuel Macron.
Attal melontarkan komentar tersebut setelah koalisi sayap kiri New Popular Front (NFP) Perancis memenangkan kursi terbanyak dalam putaran pemungutan Bunyi kedua pemilihan parlemen.
“Menjadi perdana menteri adalah kehormatan dalam hidup saya. Sesuai dengan tradisi republik, saya akan mengajukan pengunduran diri saya kepada presiden republik besok pagi,” kata Attal, dikutip surat Berita La Monde, Senin (8/7/2024).
Meski mengajukan surat pengunduran diri kepada presiden, Menurut Istana Elysee, Macron akan menunggu Tiba Majelis baru telah tersusun sebelum menyetujui surat pengunduran diri dari Attal. Hal ini menandakan bahwa Attal Tetap tetap menjabat dalam beberapa minggu mendatang.
“Saya tentu saja akan Lalu menjalankan tugas saya selama diperlukan,” katanya.
New Popular Front Dapat memenangkan 180 hingga 205 kursi di majelis rendah parlemen, Majelis Nasional, menurut proyeksi terbaru berdasarkan perkiraan perusahaan survei Ifop.
Aliansi berhaluan tengah, Together for the Republic, yang didukung oleh Presiden Emmanuel Macron berada di peringkat kedua dengan 164 berbanding 174 kursi, sementara National Rally (RN) yang dipimpin Marine Le Pen akan memperoleh 130 berbanding 145 kursi.
Majelis Nasional Mempunyai total 577 kursi, dan Bukan satupun dari tiga blok Istimewa ini diproyeksikan memperoleh mayoritas absolut dengan 289 kursi. Putaran pertama dilaksanakan pada Copot 30 Juni dimana 76 calon berhasil terpilih, tanpa perlu putaran kedua.
RN memperoleh 29,26 persen Bunyi (37 kursi), Nomor yang meningkat menjadi lebih dari 33 persen Apabila digabungkan dengan sekutunya. Sementara NFP mendapat 28,06 persen (32 kursi), danĀ Together for the Republic menempati posisi ketiga dengan sedikit di atas 20,04 persen (dua kursi).
Macron membubarkan parlemen dan mengumumkan pemilu Awal setelah RN meraih lebih dari 31 persen Bunyi dalam pemilu Parlemen Eropa pada 9 Juni, mengalahkan blok sentris yang dipimpinnya.