SEBANYAK empat Perempuan muda menceritakan peran sentral mereka di daerah masing-masing terkait isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka, salah satunya krisis iklim.
Cerita empat Perempuan ini disampaikan dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 yang digelar di halaman Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (7/6). Kegiatan ini dihadiri jajaran DLKH dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi kaum muda lainnya, dan juga membantu mereka dalam mengembangkan jaringan yang lebih luas serta mendapatkan dukungan Demi keberlanjutan aksi-aksi iklim di daerahnya.
Baca juga : Kelola Sampah Kawasan, BSD City Raih Award4Change Circular Township Award
Empat Perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan. “Memang daerah saya kekeringan dan kekurangan air sehingga saya memilih aksi saya menanam pohon di daerah yang memang Tetap minim sekali pohon, kata Karmelia.
Seperti Karmelia, Helda dari Lembata juga melakukan penanaman pohon di Daerah yang mengalami kekeringan. Aksi penanama pohon yang dilakukan Helda mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat.”Lembata mengalami kekeringan karena hanya sedikit pohon, sehingga saya melakukan penanaman pohon,” ujarnya.
Humanitarian and Resilience Program Manager, Plan Indonesia, Ida Ngurah mengatakan, Plan bekerja Demi pemenuhan hak-hak anak dan kaum muda serta mendukung kesetaraan Perempuan, termasuk di empat kabupaten tersebut.
Baca juga : Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bakul Budaya FIB UI Gelar Sedekah Hutan
Menurutnya, Kaum Muda Tangkas Krisis Iklim menjadi salah satu Konsentrasi program tematik Plan Indonesia dengan tujuan Demi memberdayakan kaum muda dalam memimpin dan melaksanakan aksi iklim Berbarengan Grup dan komunitas di Sekeliling mereka.
Harapannya, lanjut Dia, para kaum muda dapat memimpin ketangguhan kelompok dan komunitas terhadap goncangan dan tekanan (shocksand stresses) akibat perubahan iklim.NTT, yang menjadi salah satu provinsi Penyelenggaraan program tematik Kaum Muda Tangkas Krisis Iklim tersebut.
Menurutnya, Kerjasama Plan Indonesia dengan kaum muda di di beberapa kabupaten di NTT mendorong mereka dalam menciptakan Hasil karya terkait krisis iklim.
Baca juga : Hadapi Perubahan Iklim, Presiden Tanam Pohon Berbarengan Masyarakat
Salah satunya adalah konservasi mata air berbasis alam (Nature-Based Solution/NBS) di Timor Tengah Selatan Demi menjaga keberlanjutan sumber daya mata air yang turut melibatkan kaum muda.
Kepala Dinas LHK NTT Ondy Christian Siagian mendukung aksi yang dilakukan para Perempuan muda tersebut. Menurutnya, krisis iklim, krisis
pangan dan krisis Daya Bukan boleh disuarakan lewat kegiatan sosialisasi saja, tetapi harus melalui aksi Konkret tersebut.
“Bukan usah aksi-aksi yang besar-besaran dan mendatangkan biaya yang besar, kita mulai aksi dari rumah kita jauh lebih berharga. Kita
informasikan ke tetangga-kita apa yang kita lakukan itu,” kata Siagian. (H-2)