Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara

Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Ilustrasi MI(Seno)

PEMBERITAAN terkait dengan peresepan antibiotik yang serampangan oleh dokter, beberapa waktu Lewat, Membikin banyak orang terkejut, termasuk para punggawa penjaga etika di setiap perhimpunan spesialis. Selain itu, sebuah video yang beredar di socmed baru-baru ini, dari seorang politikus Senayan, Ribka Tjiptaning, yang dengan gamblang mengatakan (https://youtube.com/shorts/1a7N ASvH6Lw?si=f-n9fe-fS_U4iiZU), “Dokter lebih jahat daripada polisi, polisi menilang orang sehat, Dokter menilang (bukan menolong) orang sakit….”

Dokter dituduh meminta pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan lain seperti USG, yang sebenarnya Tak diperlukan, hanya karena si dokter berharap mendapatkan bagi hasil 15% dari biaya pemeriksaan tersebut. Benarkah dokter Indonesia menjalankan profesinya tanpa etika? Dengan memanfaatkan sakit pasien sebagai lahan bisnis Kepada semata memperoleh cuan? Benarkah sebagian besar dokter Indonesia sejahat dan sehina sebagaimana dituduhkan dalam video pendek itu?

Cek Artikel:  Waktunya Memilih dengan Hati Nurani

Selengkapnya baca di epaper Media Indonesia https://epaper.mediaindonesia.com/detail/a-9071

 

Mungkin Anda Menyukai