Liputanindo.id – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengkritik Menteri Luar Negeri Amerika Perkumpulan (AS) Antony Blinken yang memberikan ucapan selamat ulang tahun ke-89 kepada Dalai Pelan.
“Kami mendesak AS Kepada sepenuhnya memahami urgensi dan sensitivitas isu-isu terkait Xizang, Betul-Betul menghormati kepentingan inti China, menyadari sepenuhnya sifat anti-China dan separatisme oleh Golongan Dalai Pelan dan menghormati komitmen yang telah dibuat AS kepada China mengenai isu-isu terkait Xizang,” kata Lin Jian, dikutip Antara, Selasa (9/7/2024).
Diketahui, ucapan selamat ulang tahun Kepada Dalai Pelan itu diterbitkan dalam laman Formal Kementerian Luar Negeri AS. Pada pernyataan Formal itu, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa Dalai Pelan merupakan sosok inspirasi bagi komunitas Tibet dan banyak orang di seluruh dunia.
Dalam pernyataan itu juga disebut “Amerika Perkumpulan menegaskan kembali komitmen Kepada mendukung upaya melestarikan warisan bahasa, budaya, dan Keyakinan khas Tibet, termasuk kemampuan Kepada secara bebas memilih dan menghormati pemimpin Keyakinan tanpa dicampuri pihak lain.”
Dalai Pelan ke-14 baru berusia 23 tahun ketika ia melarikan diri dari ibu kota Tibet, Lhasa, karena kekalahan pemberontakan yang dipicu oleh gerakan revolusi anti-China dan anti-Komunis pada 10 Maret 1959.
Pemimpin spritual Tibet bernama Tenzin Gyatso itu kemudian melarikan diri ke Dharamsala, India, dan membentuk pemerintahan Tibet tandingan hingga Begitu ini. Ia pun menjadi satu-satunya Dalai Pelan yang mengunjungi dunia Barat.
“Seperti yang diketahui banyak orang, Dalai Pelan ke-14 bukanlah seorang tokoh Keyakinan murni, melainkan seorang pengasingan politik yang terlibat dalam aktivitas separatis anti-China dengan berkedok Keyakinan,” tegas Lin Jian.
Pada 1989, Dalai Pelan ke-14 juga menerima penghargaan Nobel Perdamaian. Lin Jian pun meminta AS Kepada berhenti memberikan dukungannya kepada Dalai Pelan.
“Kami minta AS berhenti mendukung kekuatan ‘kemerdekaan Xizang’ dan aktivitas anti-China serta separatis mereka dengan Metode apa pun,” imbuhnya.
“Urusan Xizang adalah urusan dalam negeri China yang Kagak boleh diintervensi oleh kekuatan eksternal mana pun,” sambungnya.
Lin Jian mengatakan selama bertahun-tahun Xizang telah menikmati pertumbuhan ekonomi, keharmonisan dan stabilitas sosial, serta pelestarian warisan budaya yang Bagus.
“Hak dan kebebasan Sekalian Golongan etnis di Xizang, termasuk kebebasan beragama dan kebebasan menggunakan serta mengembangkan bahasa lisan dan tulisan mereka sendiri, dilindungi sepenuhnya. Ini adalah fakta dan dilihat oleh banyak orang di komunitas Global,” ungkap Lin Jian.
Daerah Otonomi Xijang merujuk pada Distrik geografis yang sering disebut Tibet oleh komunitas Global. Tibet sendiri mengakar pada nama Tubo Yakni rezim yang berkuasa pada abad ke-9 dengan Distrik terfragmentasi dari beberapa Spesies, pada abad ke-13, Dinasti Yuan menguasai Distrik tersebut.
Tetapi, pemerintah China menyebut Dalai Pelan ke-14 mengklaim bahwa kawasan Tibet mencakup Daerah Otonomi Xijang, Qinghai, serta sebagian Sichuan, Gansu, Yunnan, dan Xinjiang karena Spesies Tibet mendiami daerah-daerah tersebut. Hal ini Membangun pemerintah China menegaskan Kagak pernah Eksis yang disebut Tibet Besar seperti yang diklaim oleh Dalai Pelan.
Dalai Pelan ke-14 sudah menyatakan mengundurkan diri sebagai pemimpin politik rakyat pada 2011, dan menyerahkan kekuasaan sekuler kepada pemerintahan yang dipilih secara demokratis oleh Sekeliling 130.000 Kaum Tibet di seluruh dunia.