Tumbukan Meteorit Ungkap Dampak Positif Peran Tabrakan Besar dalam Evolusi Kehidupan Awal Bumi

Tumbukan Meteorit Ungkap Dampak Positif Peran Tabrakan Besar dalam Evolusi Kehidupan Awal Bumi
Para peneliti mempelajari lapisan-lapisan dalam batuan ini dan menentukan bahwa tsunami Mendunia dipicu oleh hantaman meteorit S2 3,26 miliar tahun yang Lewat.(Nadja Drabon-Universitas Harvard)

LEBIH dari 3 miliar tahun yang Lewat, sebuah meteorit besar yang diperkirakan seukuran empat Gunung Everest menghantam Bumi. Alih-alih membawa kehancuran, tabrakan itu Bahkan menguntungkan bentuk kehidupan paling awal di planet kita. Penelitian baru ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana tumbukan besar seperti ini mungkin telah mempengaruhi kehidupan awal di Bumi.

Pada umumnya, ketika sebuah meteorit besar menghantam Bumi, dampaknya membawa kehancuran masif. Misalnya, kepunahan dinosaurus Sekeliling 66 juta tahun Lewat diakibatkan tumbukan asteroid di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Ketika meteorit yang disebut “S2” menghantam Bumi Sekeliling 3,26 miliar tahun yang Lewat, planet ini Tetap sangat muda dan berbeda dari sekarang. 

Menurut Nadja Drabon, asisten profesor ilmu Bumi di Universitas Harvard, meteorit S2 diperkirakan 50 hingga 200 kali lebih besar dari asteroid Chicxulub yang memusnahkan dinosaurus. Dampaknya kemungkinan memberikan sumbangan Krusial pada kondisi yang mendukung kehidupan awal.

“Pada masa itu, hanya Terdapat kehidupan bersel tunggal dalam bentuk bakteri dan archaea,” ungkap Drabon. “Lautan di Bumi Antik mungkin mengandung kehidupan, meskipun dalam jumlah terbatas karena kekurangan nutrisi. Bahkan, lautan ini sering digambarkan sebagai ‘gurun biologis’.” 

Cek Artikel:  6 Daftar Harga iPhone Terbaru di Bulan Agustus 2024, Mulai dari Rp 5 Jutaan

Bumi Ketika itu merupakan dunia perairan dengan beberapa pulau yang menyembul di permukaan, dan airnya kemungkinan berwarna kehijauan akibat kandungan zat besi yang tinggi.

Ketika meteorit S2 menghantam, kekacauan Mendunia terjadi. Tetapi, Dampak ini juga membawa serta berbagai bahan yang mungkin memperkaya kehidupan mikroba yang Terdapat. Penemuan ini membuka Metode pandang baru tentang bagaimana Bumi dan kehidupan mudanya menghadapi serangkaian tumbukan meteorit setelah planet ini terbentuk.

Mengungkap Dampak Purba

Selama masa awal pembentukan Bumi, hantaman meteorit adalah peristiwa Lumrah. Diperkirakan setiap 15 juta tahun, sebuah meteorit berukuran lebih dari 10 kilometer menghantam Bumi, dengan setidaknya 16 tumbukan besar terjadi selama Era Arkean (4 hingga 2,5 miliar tahun yang Lewat). 

Tetapi, bukti mengenai Dampak tumbukan ini sulit ditemukan karena perubahan geologi Bumi, seperti aktivitas vulkanik dan pergerakan lempeng tektonik, telah mengubur sebagian besar Lubang besar yang terbentuk.

Drabon, seorang Spesialis geologi, tertarik Buat memahami bagaimana planet ini sebelum benua pertama terbentuk dan bagaimana tumbukan meteorit besar memengaruhi evolusi kehidupan.

Cek Artikel:  Rahasia Gugusan Peliharaan Taieri di Selandia Baru Pola Gugusan Aneh yang Sering Disangka UFO

Drabon dan timnya melakukan penelitian di Pegunungan Barberton Makhonjwa, Afrika Selatan, di mana jejak tumbukan meteorit Dapat ditemukan dalam bentuk partikel-partikel kecil yang dikenal sebagai “spherules.” Partikel kecil berbentuk bulat ini terbentuk ketika meteorit besar menghantam Bumi, membentuk lapisan sedimen pada batuan.

Tim mengumpulkan sampel dari lapisan bebatuan ini Buat menganalisis komposisinya. “Setiap hari, kami harus mendaki pegunungan Buat mencapai Letak pengambilan sampel dan mengumpulkan sampel batuan Buat analisis laboratorium,” ujar Drabon.

Gelombang Kehancuran dan Dampaknya bagi Kehidupan

Ketika meteorit S2 yang berdiameter Sekeliling 37 hingga 58 kilometer menghantam Bumi, dampaknya begitu kuat sehingga menciptakan tsunami Mendunia dan menyebabkan penguapan lapisan atas lautan. Gelombang panas dari tumbukan ini menyebabkan lautan mendidih, dan tsunami raksasa mengaduk mineral-mineral Krusial seperti besi dari dasar laut.

Setelah debu tumbukan ini mengendap, lingkungan laut dalam menjadi kaya akan nutrisi seperti besi dan fosfor. Mineral ini Krusial bagi organisme bersel tunggal, yang jumlahnya segera meningkat setelah peristiwa tumbukan. Dengan kata lain, Dampak meteorit S2 ini secara Kagak langsung memperkaya lautan dengan nutrisi Krusial bagi kehidupan.

Cek Artikel:  Spesifikasi dan Harga Sony Xperia 1 VI, HP Impian yang Baru Dirilis Juni 2024

Kehidupan di laut dalam pulih dengan Segera setelah tumbukan, dan Bahkan berkembang pesat karena limpahan nutrisi yang tersedia. “Sebelum tumbukan, kehidupan di lautan sangat terbatas, tetapi tumbukan ini melepaskan fosfor dan nutrisi Krusial lainnya dalam skala besar, yang bermanfaat bagi perkembangan awal kehidupan di Bumi,” Jernih Drabon.

Respons Bumi Terhadap Dampak Langsung

Dampak meteorit S2 dan Chicxulub menimbulkan konsekuensi berbeda karena kondisi Bumi yang sangat berlainan Ketika masing-masing tumbukan terjadi. Tumbukan Chicxulub, misalnya, memicu emisi sulfur ke atmosfer, yang menyebabkan penurunan suhu permukaan secara drastis. Di sisi lain, Dampak S2 terjadi pada Bumi yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan ekosistem sederhana, sehingga kehidupan dapat pulih lebih Segera.

Penelitian ini memberikan gambaran baru tentang bagaimana tumbukan besar pada masa Lewat mungkin Kagak hanya menghancurkan, tetapi juga memperkaya kondisi lingkungan Bumi yang mendukung kehidupan, memungkinkan mikroorganisme sederhana bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang sangat menantang. (CNN/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai